Si tampan rupawan itu terduduk di sofa ruang tamu dengan tangan kanan nya yang masih menyentuh sudut bibir nya yang sedikit terluka itu. Sedangkan tangan kiri nya, ia letak kan sejajar dengan dada kiri nya dengan wajah membatu layak nya patung tampan.
"Apa ini? Kenapa terus begini? Masa tidak pernah berubah?." Lirih nya yang membuat lelaki di sudut sofa lain pun mendecih.
"Ya bodoh!." Umpat nya yang membuat Taehyung tersentak. "Kau memanggil ku hanya untuk ini? Menonton mu seperti biksu gila yang sedang jatuh cinta?."
"S-siapa yang jatuh cinta?!." Sanggah nya dengan wajah panik. "Aku? Tch, kau gila? Buat apa aku jatuh cinta dengan rubah itu!."
Membuat sosok itu menatap nya kesal.
"Oh ya?." Taehyung mengangguk. "Jika kau tidak jatuh cinta dengan nya, buat apa kau membuat surat kontrak yang bertolak belakang dengan surat yang Jennie tulis di kontrak yang ia buat Tae?."
Taehyung meneguk saliva nya kencang, membuat Jimin tersenyum miring karena ia tepat sasaran. Lantas, lelaki itu langsung mengambil sekaleng soda yang ia bawa sebelum menatap Taehyung lagi, ingin menunggu jawaban cerita nya.
"I-itu." Ia menggaruk tekuk leher nya yang tidak gatal sama sekali. "Hum...apa ya? Oh! Hanya berteman." Ia tersenyum kaku. "Ya, berteman."
"Kau pikir kau anak kecil huh? Bahkan anak kecil saja tak akan malu mengungkap kan perasaan nya." Kesal Jimin. "Dasar otak udang."
"S-sungguh! A-aku melakukan nya karena." Ucap nya sedikit ragu. "Hanya ingin menolong nya saja."
"Menolong?."
"Y-ya."
"Sampai menikah begitu? Dermawan sekali hati mu."
"Ya! Itu semua karena ayah ku!."
"Ya, memang itu semua permintaan ayah mu." Ia pun meletak kan kaleng sodanya yang sudah ia habisi di atas meja dan mengambil soda baru. "Tapi kau pikir aku tidak tahu? Jika kau yang memohon-mohon pada ayah mu untuk menjodoh kan diri mu dengan Jennie?."
Lagi. Taehyung kembali kena sasaran sang teman yang kini menatap nya malas, ia sama sekali tak bisa berkutik melawan ucapan Jimin barusan.
"Tapi kau keren juga, menahan perasaan itu sampai bertahun-tahun." Ucap Jimin sembari menggoyang-goyang kan kaleng sodanya. "Jika aku jadi kau, yah. Paling aku pindah hati, apalagi tak sedikit gadis-gadis cantik mencari perhatian mu."
Taehyung merenung, mengingat-ngingat kembali masa lalu mereka di waktu masih menduduki bangku Shs. Benar kata Jimin, banyak sekali gadis-gadis di sekolah mereka yang sangat mengidam kan nya. Bahkan, tak sedikit kakak kelas nya dulu menembak nya namun berujung ia tolak.
Ia begitu muak dengan semua orang yang terus mencari perhatian nya. Tetapi, ada satu orang yang berhasil merebut perhatian nya. Karena dia sangat berbeda dengan gadis-gadis lain, pikir nya.
"Menurut mu." Jimin menoleh kearah nya. "Apa ketara sekali?."
"Hum." Angguk Jimin. "Banyak sekali hal yang membuat mu kelihatan begitu menyukai nya, tapi kalian berdua sama saja. Sama-sama otak udang." Lanjut nya yang membuat Taehyung mendecih.
"Apa menurut mu, aku bisa merubah nya?."
"Tergantung."
"Jika aku berhasil, apa dia juga mencintai ku?."
"Mencintai siapa?." Tanya sosok di ambang pintu, yang berhasil membuat Jimin tersedak sodanya. Begitu juga dengan Taehyung, bahkan lelaki itu menatap horor Jennie yang begitu mengejutkan nya. "Kau naksir dengan orang ya? Apa itu seorang wanita?." Tanya Jennie lagi yang tertawa kecil melihat wajah Taehyung. "Ku pikir kau masih gila, ternyata sudah normal ya?."
"Dasar tukang kuping! Bukan urusan mu!." Kesal Taehyung dengan wajah memerah, saat Jimin menggodanya lewat tatapan. "L-lalu kenapa kau pulang? Bukan nya kau pergi dengan si aneh itu?."
"Bukan urusan mu juga! Dasar ingin tahu saja!." Balas Jennie yang mulai melangkah menuju kamar nya, namun terhenti saat Taehyung kembali bersuara.
"Hey!." Seru Taehyung yang membuat Jennie menoleh kearah nya. "Jangan lupa nanti malam kita harus membahas tentang liburan kita! Atau tidak, orang tua kita akan curig~."
"Yayaya terserah kau saja." Potong Jennie yang langsung pergi begitu saja yang membuat Taehyung tersenyum menatap kepergian nya.
"Tunggu dulu." Jimin menggaruk tekuk leher nya. "Kenapa dia berkata 'normal'?Memang nya dia mengira kau gay?."
Taehyung mengedik kan bahunya acuh. "Kurasa Lisa yang memberi tahu nya." Ia pun meraih soda yang terletak di atas meja depan nya. "Sudahlah, lebih baik kita membahas kota terbaik untuk liburan ku dengan istri ku saja." Alih nya yang membuat Jimin ingin muntah mendengar akhir kalimat nya.
[4 July 2022]
💙LL
YOU ARE READING
✔️Disease
RomanceMau berapa kali pun menyangkal, mau berapa kali pun memaksakan, jika hati sudah kena. Penyakit. Itu seharusnya di lepaskan bukan? Drama | Angst | Romantic Comedy [⚠️Not for Child cause a lot of harsh words and adult things!!] [Started 1 June 2020]...