✔️Disease

24. Making Love

Lagi dan lagi. Gadis itu memilih mendiami lelaki itu. Bahkan sampai kini di mana mereka telah kembali ke Seoul pun, Jennie tetap menghindar dari nya. Saat pulang langsung masuk kamar nya. Sarapan pun, ia memilih makan di kamar nya. Pokoknya Jennie memilih menghindar dari Taehyung.

Bukan apa-apa. Hanya saja, Jennie bingung dengan perkataan lelaki itu tempo hari. Malam terakhir mereka di Bern. Dengan lantang nya ia berkata jika ingin menghamili diri nya. Tentu saja Jennie syok mendengar nya. Sampai kini. Perkataan itu terus mengelilingi pikiran nya.

'Tapi aku maunya menghamili mu'

"Bajingan mesum." Lirih nya kesal sembari mengaduk-aduk geram milkshake nya.

"Hum? Apa yang kau katakan sayang?." Heran sosok yang ada di depan nya. "Apa kau ada bicara sesuatu?."

"T-tidak." Geleng Jennie, tersenyum kaku saat Lisa menatap nya bingung. "Tidak Lice. Kau salah dengar. Aku tidak mengatakan apapun."

"Tapi sedari tadi aku berbicara, dan kau malah diam saja Jane. Apa ada sesuatu yang mengganggu mu?."

Ah iya. Jennie berada di sebuah cafe yang tak jauh dari apartement Lisa. Dari siang hingga sekarang, malam hari. Mereka memilih menghabiskan waktu di sini karena cafe ini adalah tempat favorit mereka berdua bila berkencan.

"Tidak. Sama sekali tidak. Ah, tadi kau ingin bertanya kan?." Alih Jennie. "Ingin tanyakan apa?."

"Ingin tahu bagaimana dengan liburan mu kemarin. Jadi, bagaimana dengan Swiss? Apa menyenang kan?."

"Hum! Tentu saja! Apalagi saat pergi skating di bukit!."

"Kau bermain skating? Dengan siapa? Apa...dengan Taehyung?."

Jennie menggeleng kencang saat Lisa menatap nya mengintemidasi. "T-tidak. Aku lebih memilih bermain d-dengan Jimin."

"Jimin? Maksud mu Park Jimin?."

"Hum!."

"Kenapa dia bisa ikut?."

"Dia menjadi saksi kontrak ku dengan Taehyung. M-maka nya dia ikut, sekalian mengawasi kami berdua dengan kontrak itu."

Lisa mengangguk paham. "Tapi." Ia menjeda nya. "Tidak ada yang terjadi sesuatu antara kau dan Taehyung kan Jane saat di sana?."

"Big no! Nothing happens Li, don't worry."

"Aku percaya dengan mu sayang."