Ia berjalan mengelilingi kamar hotel yang ia tempati. Merasa bosan melanda dirinya yang membuat nya membolak-balik di sekitaran ruangan itu dengan helaan napas panjang. Ia pun memilih membuka pintu balkon itu, namun berujung kembali ia tutupi saat angin dingin salju menerpa permukaan kulit nya. Membuat ia hampir saja membeku di tempat.
"Kenapa lama sekali sih?."
Keluh Jennie setelah melihat jam yang berada di layar ponsel nya yang berada di atas ranjang. Menduduki bokong nya dengan perasaan dongkol. Sudah hampir 1 jam lamanya suami nya itu pergi membeli makan juga cokelat hangat untuk nya. Tapi tak kunjung tiba. Ia merasa lapar juga bosan.
Sial, ia ingin sekali mengutuk suami nya menjadi monyet sekarang juga.
Lantas, ia mengetik kan pesan dengan jari kukunya yang memutih sangking kuat nya ia menekan tombol-tombol yang ada di layar ponsel nya. Sebelum menghempaskan tubuh nya di ranjang dengan desahan pelan. Hingga tatapan nya teralihkan saat sosok yang ia kirimi pesan itu mengetok pintu kamar nya.
"Ada apa sih?! Kenapa aku harus menemani mu? Kau pikir aku suami mu?."
Cerocos pemuda bertubuh pendek itu begitu masuk, membuat Jennie merotasikan bola matanya saat Jimin telah duduk di sofa yang terdapat di kamar inap nya menatap nya kesal. Sial, kenapa banyak sekali yang ingin ia sumpahi menjadi monyet?
"Ku dengar. Ayah mertua ku adalah pemegang saham terbesar di firma hukum yang di pimpin ayah mu." Jimin mengernyit bingung menatap nya.
"Lalu apa hubungan nya?." Heran Jimin.
"Ingin ku suruh ayah mertua ku mencabut investasi itu dan keluarga mu jatuh bangkrut huh?." Ancam Jennie dengan wajah santai nya. "Jika iya, maka pergilah dari kamar ini dan nikmatilah menjadi orang misk~."
"Yayaya ampun! Ampun! Aku akan menemani mu!."
Pasrah Jimin. Ia tahu, jika beruang betina di depan nya ini adalah kesayangan orang tua Taehyung. Walau hanya ancaman belaka, Jimin tidak ingin berakhir menjadi pemulung dengan membawa kantong goni yang siap memungut sampah plastik mengitari kota. Tidak tidak. Itu adalah mimpi terburuk yang pernah ia pikirkan.
Dengan terpaksa. TERPAKSA. Jimin kembali duduk dan menemani istri kontrak sahabat nya ini dengan wajah kesal nya. Membuat Jennie mengulum senyum kemenangan.
"Jadi, apa yang ingin kau lakukan?."
"Hibur aku."
"Hah?."
"Hibur aku hingga makanan juga cokelat hangat ku tiba. Cepat!."
"Kau pikir aku ini lelaki penghibur huh? Enak saja mulut mu~."
"Impian mu yang sebenarnya ingin ku kabul kan ya? Kau ingin jadi apa? Pemulung? Pekerja kurir pengantar makanan? Ah tidak-tidak, lebih baik kau tidur di gubuk kontrakan saja dengan hutang sepinggang mu? Bagaimana?."
YOU ARE READING
✔️Disease
RomanceMau berapa kali pun menyangkal, mau berapa kali pun memaksakan, jika hati sudah kena. Penyakit. Itu seharusnya di lepaskan bukan? Drama | Angst | Romantic Comedy [⚠️Not for Child cause a lot of harsh words and adult things!!] [Started 1 June 2020]...