Sekali lagi teater Lightborn mendapat masalah yang cukup serius. Perabotan teater sebagian besar terlihat rusak parah. Benda pecah belah terlihat berserakan di mana-mana.
Dua orang sedang telungkup kesakitan di lantai. Tubuh mereka babak belur seperti maling yang ketangkap basah. Mereka adalah kru teater Lightborn. Nasib sial menimpa mereka.
Melihat kedatangan tiga tamu tak dikenal tiba-tiba menerobos masuk dan berbuat onar, kedua kru teater Lightborn menghadang mereka. Namun perbedaan kekuatan sangat kontras, kedua kru tersebut teraniaya tanpa perlawanan.
"Hei kalian, berapa lama lagi pemilik teater ini datang?! Hahahaha tanpa adanya polisi dan tentara kerajaan semuanya terasa indah." Teriak Bane.
"Mmmaaa... maa maaff aa..aaakuu rasa tidak lama lagi datang." Pino berbicara gemetaran.
"Gimana nih bos, apa perlu kita ratakan seluruh perabotan di teater ini? Hahaha." Tawa Hanzo.
"Sudah hentikan, simpan tenaga kalian. Sebelumnya kita harus menggali informasi terlebih dahulu tentang Firaga Armor pada pemilik teater ini. Jika kita tak mendapat informasi berharga darinya, kita akan segera menuju ke Sekolah Pahlawan. Hmm.. hebat sekali, dia masih muda tapi sudah menjalankan teater semegah ini." Ucap Bane sambil mengamat-amati interior mewah teater Lighborn.
"Hahaha.. Siap bos, kalau gak dapat apa-apa kita datang ke Sekolah Pahlawan lalu meratakan gedungnya. Bener kan bos?" Tawa Atlas.
"Salah gobl*k! Sekolah Pahlawan isinya petarung-petarung handal semua, kita kesana, kita yang diratakan mereka." Balas Bane.
Tidak berselang lama derap langkah orang banyak terdengar masuk ke dalam teater. Mereka adalah rombongan Esmeralda dkk.
"Siapa yang berani mengacau kemari?!!" Teriak Esmeralda marah.
"Hei kau masuk-masuk teriak-teriak, jangan bikin bos marah, soalnya dia sedang nunggu pemilik teater." Sahut Atlas.
"Minggir dulu kau dasar rongsokan tol*l, dia itu pemilik teaternya." Bane dengan kesal melewati Atlas menuju ke arah Esmeralda.
"Dia! Jadi benar itu kau yang mengacau di pelelangan. Dan si ninja itu pengemis yang kau beri makanan yang, ternyata dia hanya bersandiwara kelaparan." Ucap Lancelot.
"Betul sekali yang itu dia." Balas Odette ketika melihat sosok-sosok pengacau teater Lightborn.
"Hei kau yang waktu itu. Hehehe terimakasih makanannya ya, tak kusangka kita bertemu lagi di suasana yang berbeda. Hehehehe." Ucap Hanzo.
"Ah, anak muda ingatanmu tajam sekali. Tapi maaf sekali aku tak mengenalmu." Balas Bane.
"Dan itu! Paman ninja mesum. Ternyata dia adalah komplotan penjahat!" Teriak Claude, Zilong dan Ling sambil menunjuk kearah Hanzo.
"Kalian bocah waktu itu! Seenaknya bilang aku mesum, kalian sendiri juga mesum ngintip-ngintip orang mandi. Kalian sungguh keterlaluan meninggalkanku begitu saja, aku hampir mati karena ratu Kadita. Aku tak akan memaafkan kalian semua. Bos Bane, mereka itu adalah anak-anak yang hampir membunuhku di pantai."
"Heii itu kan gara-gara ulah om sendiri kita semua hampir mati di pantai." Teriak Zilong.
Bane diam saja tak fokus pada perdebatan Geng tamvan dengan Hanzo. Matanya tertuju pada seorang anak yang menggunakan armor berkilau pada tubuhnya. Lalu seringai lebar menghiasi bibirnya.
"HAHAHAHAHAH nampaknya aku tak memerlukan informasi lagi. Ternyata umpan yang ku lempar untuk menangkap ikan kakap justru malah mengundang ikan paus. Hei bocah yang memakai Firaga Armor, cepat kembalikan armorku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legend Amazing Stories!
FantasyZilong, Lancelot, Ling, Claude dan Alucard dikenal sebagai geng tamvan oleh kawan-kawan mereka di Sekolah Pahlawan. Sekolah yang membimbing calon pahlawan muda dalam memerangi kejahatan di Land of Dawn. Suatu ketika Alucard diculik oleh sosok mister...