85. Kau Harus Jadi Lebih Kuat Lagi (End)

96 8 3
                                    

~Suatu hari yang indah~ 🌄

Setelah berpisah dengan rombongan Miya, rombongan geng tamvan bersama Gord pergi ke rumah sakit terdekat. Luka yang dialami mereka memang tidak terlalu serius, namun sebagai seorang guru, Gord bertanggung jawab dengan kondisi mereka.

Miya kembali ke Azria Woodland bersama Irithel, Brody dan Benedetta. Sedangkan beberapa tahanan yang diselamatkan oleh Ling berakhir meregang nyawa di dalam Monastery of Light demi menolong mereka.

"Orang-orang Monastery of Light sungguh tak berperasaan. Aku pikir karena tempat itu adalah akademi kerohanian, orang-orang di dalamnya adalah orang-orang alim semua." Dengan berbalut perban di tangan kanannya Zilong menghampiri Lancelot dan kawan-kawan lainnya yang sedang duduk di kasur rumah sakit.

"Itulah mengapa ada peribahasa, 'jangan nilai buku dari sampulnya'. Orang yang terlihat alim belum tentu dalamnya alim juga. Walaupun mereka memakai jas berwarna putih, hatinya bisa saja gelap bro." Lancelot menuangkan teh hangat ke sebuah cangkir sambil menyeruput nya.

"Gimana ceritanya tanganmu terluka Long?" Tanya Odette sambil memijat bahu Lancelot.

"Aku beradu tinju dengan Alucard, dan aku kalah. Beradu tinju dengannya sama seperti meninju tembok, keras banget." Zilong memandangi tangannya yang berbalut perban.

"Dia berkembang sangat pesat. Huh, aku jadi keingat bagaimana rasanya di tonjok dia pas perut" Ucap Claude wajahnya berubah pucat membayangkan dirinya muntah-muntah kena upercut Alucard.

"Benar sekali. Sekarang dia begitu kuat. Aku rasa dia tidak hanya sekedar menjadi tentara biasa di sana, mungkin dia akan di rekrut jadi tentara elit... Eh Claude, kau masih membawa replika Golden Staff?" Ucap Zilong.

"Ah, iya. Mau gimana lagi ikut kebawa soalnya." Replika Golden Staff yang awalnya hanya menjadi senjata Claude sementara di dalam Monastery of Light akhirnya ikut terbawa bersamanya sampai keluar gedung.

"Uh.. Maling."

"Apa??! Bilang maling lagi ku peras lidahmu, dasar ketiak naga!"

"Dasar bau monyet!" Balas Zilong.

"Ngikk.." 🙊 Apa salah monyet sampe di sebut-sebut segala. Batin Dexter.

"......"

"Apa kalian memiliki nomornya Miya?" Ucap Lancelot.

"Sudah dong, aku sudah nge save." Zilong, Claude, dan Ling serentak menjawab.

"Ah gila, urusan cewek saja cepet."

"Kita mah masih jomblo bro, ya wajar-wajar saja antusias sama si Miya. Betul nggak Ling?" Ucap Zilong.

"Ehh.. mmm.. Kau benar. Kalau Wan wan gak mau sama gua, mungkin Miya mau. Hahahaha." Balas Ling.

"O.. tidak bisa. Pastinya Miya akan jatuh hati padaku. Soalnya aku kan berperan penting menyelamatkan kalian. Kalau nggak ada aku entah gimana nasib kalian. Hahaha." Claude membangga-banggakan perjuangannya menyelamatkan seluruh rombongam dengan Arival Mirror Image.

Mereka menceritakan kepada Lancelot dan Odette apa yang sedang mereka alami di dalam Monastery of Light. Mulai penyusupan, aksi Miya yang begitu hebat, masuk ke dalam Deep Prison, membebaskan tahanan, berjumpa dengan kapten divisi keamanan alias Alucard dan keluar Monastery of Light menggunakan Arival Mirror Image.

"Aku sangat kasihan sekali dengan om-om tahanan Deep Prison waktu itu. Jika bukan karena pengorbanan mereka kita mungkin sudah menjadi roh penasaran di sana, tak ada yang keluar dengan selamat dari tempat itu." Ling menundukan kepala, dan terlihat ekspresi duka mendalam mengingat kematian tiga orang tahanan Deep Prison yang pernah dia selamatkan.

Mobile Legend Amazing Stories!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang