78. Malam Penuh Kemualan

76 9 2
                                    

Pemandangan di sekeliling bergerak sangat cepat hingga segalanya terlihat seperti blur dipenuhi warna putih dan garis-garis yang tak beraturan. Jadi seperti ini rasanya teleportasi menggunakan Arival Mirror Image? Berbeda dengan saat teleportasi menggunakan portal alami, dimensi ruang dan waktunya lebih stabil. Tidak seperti Arival Mirror Image yang menteleportasikan seseorang dengan cara lebih kasar. Kau bagai dilemparkan dari lantai seribu meluncur ke bawah dengan kecepatan peluru. Tubuhmu seperti tercabik-cabik akibat bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Sensasi itu hanya sekejab saja sebelum akhirnya tubuh Miya, Irithel, Zilong, Claude, Ling, Brody, Benedetta dan Dexter tergeletak di rerumputan malam yang penuh suara katak dan jangkrik.

Suasana yang kontras ketika sebelumnya mereka disuguhi suara teriakan dan ledakan dari pertarungan melawan orang-orang Monastery of Light, kali ini begitu sunyi, tenang dan damai.

Zilong yang tergeletak mulai membuka mata perlahan-lahan sambil memegangi kepalanya.

"Ouch.. kepalaku pening banget, perutku mual. Claude, alatmu memang hebat, tapi efeknya juga dahsyat. Pengen muntah gua."

"Yang penting bisa keluar dari tempat itu dengan selamat. Gak peduli mau keluar sambil muntah-muntah kek, sambil diare kek, sambil kencing-kencing di celana. Keselamatan nyawa nomor satu." Claude bangkit seketika. Karena dia telah terbiasa menggunakan Mirror Image, hal seperti ini gak ngefek sama sekali pada tubuhnya. Tetapi kawan-kawannya masih tergulai lemah dan pucat.

Mereka teleportasi di dekat mobil Zilong terparkir.

Strategi mereka di awal hanya menyelamatkan Alucard dan Irithel lalu keluar dengan secepatnya. Jika beruntung mereka tak perlu menggunakan Arival Mirror Image. Tapi situasinya berubah 180 derajad. Alucard yang mereka cari ternyata adalah seorang kapten divisi keamanan. Pertempuran dengan divisi keamanan dan Alucard pun tak terelakan. Belum lagi kehadiran para leader yang sangat kuat, hingga akhirnya mereka tersudut dan terpaksa menggunakan kartu truf mereka untuk kabur.

"Kalian semua baik-baik saja?" Ujar Claude sambil memandangi kawan-kawannya yang rebahan.

"Baik-baik bapak kau! udah babak belur semua kita." Ling mulai mengambil posisi duduk. Wajahnya masih pucat akibat efek Arrival Mirror Image. "Eh.. tunggu.. Claude kau?? Mencuri barang dari museum Monastery of Light?" Ling memperhatikan Claude sedang memegang sebuah tongkat berwarna emas di tangan kanannya.

Mendengar ucapan Ling, Claude langsung mengalihkan pandangan ke arah tangannya yang sedang memegang sebuah tongkat. Replika Golden Staff.

"Ahhhh.... tidak!! Aku bukan pencuri, aku bukan pencuri. Ini ketidaksengajaan." Claude melemparkan replika golden staff ke tanah. Dia barus sadar ternyata selama ini dia memegangi replika Golden Staff.

Sebagai seorang pahlawan, tabu hukumnya jika mengambil benda yang bukan miliknya. Kecuali mencuri hati. 😘

"Hei sudahlah, kau mencuri di sana pun aku gak akan melapor. Toh, mereka juga suka menculik orang dengan alasan menengking kekuatan jahat. Eye for an Eye. Mereka menabur angin akan menuai badai, itulah hukum karma. Ugh... mual sekali perutku." Sahut Benedetta sambil kesusahan membopong tubuhnya sendiri.

"Ah kau benar, mencuri dari penjahat kan gak masalah. Lagian benda ini meskipun hanya replika sepertinya dapat dijual dengan harga mahal. Lain kali aku akan mengunjungi Monastery of Light untuk mengambil barang-barang mereka ah." Sikap Claude berubah 180° dari penyesalan menjadi ketagihan.

*Plak!

"Ya nggak gitu juga keles.. Mencuri jangan di buat kebiasaan meski itu mencuri dari orang jahat." Miya menampar Claude.

Mobile Legend Amazing Stories!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang