66. Sahabat

78 8 3
                                    

Ketiga penjaga yang membawa dua ekor Cerberus datang mendekati geng tamvan dan Miya.

Tubuh Cerberus setinggi perut orang dewasa dan panjang mencapai dua meter. Rahangnya begitu lebar dengan gigi-giginya yang menyeringai kejam seakan mampu menghancurkan tengkorak manusia. Air liurnya menetes-netes ke tahan seperti haus akan darah. Matanya begitu merah seolah-olah mampu melihat ketakutan dalam diri manusia.

Kedua rantai mengikat pada leher mereka, dan seseorang yang mengendalikan mereka memiliki janggut tipis dan rambut putih seputih salju. Orang dengan tampilan paruh baya itu adalah pemilik Cerberus.

"Orang itu dipanggil 'Pak tua' oleh orang-orang di Monastery of Light, cuma dia yang mampu mengendalikan Cerberus." Ucap Miya pada geng tamvan.

"Cuma dia saja!?" Tanya Claude.

"Iya benar. Sejauh yang aku tahu cuma dia seorang yang mampu menjinakan Cerberus. Ayo ikuti aku segera ke sisi samping gedung Eon dengan langkah panjang dua meter." Miya dan geng tamvan mulai bergerak menuju Deep Prison.

Geng tamvan sudah terbiasa mengikuti gerakan Miya dalam mode 'menghilang', mereka sudah tidak lagi bertabrakan satu sama lain.

*Ndus ndus

"Gooonngg!!"

Cerberus tiba-tiba bereaksi terhadap sesuatu. Dorkas dan Darius yang bersama Pak tua langsung mengambil posisi siaga.

"Pergi..!!"

Pak tua sengaja melepaskan rantai yang mengikat di leher Cerberus untuk mengejar sumber bau yang mencurigakan.

Cerberus tak begitu menggunakan otak untuk bergerak, mereka hanya bergerak berdasarkan insting. Ketika sesuatu yang mencurigakan muncul, mereka langsung segera mencarinya. Jika itu adalah penjahat, mereka akan langsung menghabisinya di TKP.

"Celaka! Cerberusnya berlari ke arah kita!" Ucap Zilong. "Heroes Never...."

"Stopp!! Kalau loe berlari dengan kecepatan tinggi, bisa-bisa meninggalkan kami semua. Belum lagi ada jebakan sihir, loe bisa-bisa kena perangkap." Ling menghentikan tindakan gegabah Zilong.

"Percaya saja pada Miya." Sahut Claude.

*drap drap drap

Suara langkah kaki geng tamvan dan Miya menderu di sepanjang jalan.

"Eh apa itu?? Aku mendengar sesuatu."
"Suara jenggongan Cerberus kan?"
"Bukan, tapi... Suara orang berlari kemari." Salah seorang penjaga mendengar suara langkah kaki yang kian lama kian mendekat ke arahnya.

"Tapi... Lihat ke sana, itu Cerberusnya Pak tua! Dia mengejar sesuatu. Eh.. Awas dia berlari ke arah kita." Para penjaga yang tak mengerti alasan mengapa Cerberus berlari ke arah mereka menjadi panik. Padahal sedang mengejar geng tamvan dan Miya.

Sebelum Cerberus itu sampai ke mereka, para penjaga tersebut merasa sesuatu menabrak dirinya hingga mereka terjatuh ke tanah.

*Brak brak

Ternyata itu geng tamvan dan Miya yang sedang berlari menabraki mereka.

"Apa itu barusan?? Sesuatu menabrak kita."

Mereka belum bangkit dari posisi jatuhnya dan masih menerka-nerka ada apa gerangan.

"Yang menabrak kalian itu penyusup! Cepat kejar mereka." Teriak Dorkas dari jauh.

"Ah! tim satu keamanan, Dorkas dan Darius." Para penjaga tersebut akhirnya paham situasi yang terjadi.

*Wuss

Kedua Cerberus melewati penjaga yang masih terjatuh dan terus berlari mengejar geng tamvan.

"Cih...! Mereka cepat sekali. Jika terus begini mereka akan mencabik-cabik kita sebelum sampai pada jalan tikus." Miya mengernyitkan mata serius.

Mobile Legend Amazing Stories!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang