06:55 gerbang sekolah SMA Merdeka akan segera ditutup, dan Icha baru sampai. Biasanya Icha akan sampai pukul 06:30 tapi hari ini dia datang hampir terlambat. Mungkin karena semalam dia tidur terlalu malam.
Icha melangkah santai di koridor, sesekali dia memikirkan kejadian kemarin. Semoga saja pilihan yang dia ambil itu tidak salah.
Saat Icha baru masuk, dia langsung mendapat banyak pertanyaan dari Angel dan Riri yang sudah anteng di kursinya.
"Cha. Lo ko baru dateng?" tanya Angel.
"Iya Cha. Biasanya lo penghuni pertama kelas ini," lanjut Riri.
"Kesiangan," jawab Icha. Sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
"Seorang Icha bisa kesiangan?" tanya Riri menggoda.
"Oh iya Cha lo jadi ke--"
"--Hi Cha," seseorang memotong ucapan Angel.
Icha, Angel dan Riri menengok ke arah asal suara, dan menemukan seorang laki-laki tengah melangkah ke arah mereka, dengan senyuman yang sangat manis.
Dia langsung duduk di hadapan icha, tepatnya di samping Riri. Icha menatap orang itu ramah, sedangkan Angel dan Riri terlihat bingung dengan kedatangan sang ketua OSIS, Sean Khadafi Arungga.
"Hi selamat pagi," ucap Sean melambaikan tangannya pada Angel dan Riri.
"Pa-pagi," ucap mereka terbata. Tolong cubit mereka kalo ini cuma mimpi. Orang yang kerap di panggil kutub Utara ini tersenyum, benarkah?
"Sen lo abis dari mana? pagi-pagi gini udah kesambet," ujar Angel memberanikan diri.
"Lo salah makan obat ya?" tanya Riri.
Sean tertawa kecil. "Ehmm ...," Sean terlihat berpikir. "Kayanya kesambet cinta deh," lanjutnya.
Angel dan Riri saling pandang. Apa maksudnya ini?
"Njel, ri, nanti sepulang sekolah kalian ada acara gak?" tanya Icha.
Angel dan Riri menggeleng. "Enggak."
"Sepulang sekolah gue mau nelaktir kalian."
"Enggak Cha. Aku yang telaktir," usul Sean.
"Tunggu-tunggu ini sebenernya ada apa sih?" ucap Angel . Riri mengangguk mengiyakan pertanyaan Angel.
"Gue sama Icha jadian," ucap Sean tersenyum manis.
"WHAT!!" ucap mereka serempak. Bahkan beberapa murid yang sejak tadi menguping, pembicaraan mereka juga ikut terkejut. Bagaimana bisa? Sean jadian dengan Icha?
"Cha ini prank kan?" tanya Angel, dia menggelengkan kepalanya tidak terima dengan kenyataan ini.
"Iya. Kemarin sore," ucap Icha singkat.
Angel dan Riri semakin tidak percaya. Mimpi apa mereka semalam, hingga mendapatkan kejutan yang begitu mengagetkan seperti ini.
Kring kring.
"Cha. Aku ke ke ruang OSIS dulu ya," ucap Sean mengelus punggung tangan Icha.
Icha tersenyum dan mengangguk. Angel dan Riri memperhatikan punggung Sean yang kian menghilang. Saat Sean benar-benar sudah tidak terlihat, mereka langsung mengerumuni Icha.
"Cha. Lo becanda kan?" Tanya Dandi.
"Cha. bukannya lo deketnya sama Isan? ko jadiannya sama Sean?"
"Cha. Ko bisa sih?"
"Cha. Cubit gue ini mimpi kan?"
Kira-kira seperti itulah pertanyaan dari mereka. Icha hanya memandang jengah mereka, apa ini benar-benar semeng hebohkan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vericha Aflyn ✔️
Teen Fiction#Judul awal 180 degree.# Vericha Aflyn. Perempuan yang akan menginjak usia 17 tahun, dalam beberapa bulan lagi. Dia bukan perempuan yang haus akan popularitas, bukan pula perempuan polos. Dia hanya perempuan biasa-biasa saja, dengan kisah yang tak...