180°|25

111 16 1
                                    


180 Degree

Suasana kantin siang ini cukup ramai. Semua seolah berjalan seperti semula lagi, tidak ada orang yang menjauhi atau membicarakan tentang pembunuhan itu lagi.

Isan datang menghampiri Icha dan Angel, dia duduk tepat dihadapan Icha. "Hai Cha," sapa Isan.

"Hai," jawab Icha singkat.

"Balik lagi nih dinginnya," goda Isan.

"Bener, sejak pagi dia udah balik san. Eh tapi san, kemaren Icha kenapa bisa pingsan? Terus bareng lo lagi? Kalian ngapain? Di mana? Ko bi--"

"--suuuut." Isan meletakkan telujuknya di bibir. "Lo itu kalo nanya satu-satu dong! Aelah pusing gue," ucap Isan memotong perkataan Angel.

"Ya maaf. Abisnya gue kepo," ujar Angel.

"Kemarin gue ngajak dia ke suatu tempat bentar, eh gak lama dia malah pingsan. Kata dokter cuma kecapean ko, lo gak perlu khawatir," jelas Isan.

"Cha ini pasti berat buat lo. Kalo lo butuh bantuan, lo harus kasih tau gue," kata Angel mengelus punggung Icha lembut.

"Iya thanks," ucap Icha menatap Angel.

Setelah itu mereka lanjut menyantap makanan yang mereka pesan.

___

Saat angel sedang berjalan menuju kelas, dia berpapasan dengan Abi di koridor. Jarak mereka masih sangat jauh, suasana koridor yang sepi, membuatnya bisa mengenali Abi walau dari jarak jauh.

Langkah Angel melambat, dia tidak bisa bohong bahwa dia merindukan Abi.

Abi tak jauh berbeda, perasaannya berkecamuk ingin menyapa dan minta maaf pada Angel. Tapi pikirannya dikuasai ego dan logika.

Saat mereka berpapasan, mereka bersikap seolah tidak saling mengenal. Walaupun dalam hati masing-masing, sangat tersiksa ingin menyapa karena rindu.

Saat angel berbelok, dia langsung bersandar pada tembok dan memegangi dadanya.

"Bi gue rindu sama lo," ucap Angel lirih.

Abi berhasil sampai di kelas, wajahnya murung. Sean yang melihat itu langsung menghampiri Abi di kursinya. "Lo kenapa?"

"Kayanya gue harus bikin peti mati deh," jawab Abi ngelantur.

"Lah buat apaan?" Itu suara Candra.

"Buat perasaan gue sama Angel."

"Lah si bego, masih bucin aja lo sama dia."

"Lo juga gitu pas putus sama bela can," timpal Ailee.

"Eh si lili aer, nyamber aja lo kaya listrik," ucap Candra tak terima.

"Woy, udah ngapa ini si Abi lagi galau," ujar Sean menengahi.

Ailee dan Candra berhenti berargumen. Abi menghela nafas berat, dia jadi teringat saat dia dan Angel jadia.

"Bi ko berhenti?" tanya Angel saat motor Abi berhenti di sebuah taman. Angel turun dan di ikuti Abi.

"Ngel, dulu gue selalu nembak lo lewat chat. Kali ini gue mau ngungkapin secara langsung." Abi menggenggam kedua tangan Angel.

"Angel, gue suka sama lo. Gue sadar gue gak ganteng apa lagi romantis. Tapi, gue pengen ngungkapin apa yang gue rasain sama lo."

"Jujur sejak awal kita ketemu. Gue udah suka sama lo. Gue ngeberaniin diri buat nembak Lo. Tapi gue belum berani secara langsung, itu sebabnya gue selelu nembak lo lewat chat. Kali ini gue gak mau lagi jadi pecundang."

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang