180°|20. Revisi.

115 21 0
                                    

«Happy Reading»

Suasana kantin siang ini begitu ramai, apalagi setelah dua orang yang terlihat mirip, sedang saling menatap di tengah-tengah kantin. Mereka memperhatikan satu sama lain, dari atas kepala hingga ujung kaki.

Banyak orang berbisik-bisik, bahkan Angel dan Riri pun syok, yang tadi Angel sapa di parkiran ternya dia.

"Jadi ini si pembunuh itu?" batin Echa.

Icha berjalan melewati Echa begitu saja, ekspresinya datar seperti biasa. Angel dan Riri langsung mengikuti Icha.

Echa menunduk sebentar, lalu tersenyum Smirk.

Ailee memandangi kepergian Icha. "Gak sopan banget sih tu orang!" ucap Ailee kemudian berlalu mengikuti Echa mencari tempat duduk.

"Tu kan Cha. Lo mirip dia, kalian kembar?" ujar Abi menghampiri mereka.

"Enggak!" sangkal Echa dingin.

"Lo belum berubah ya?" timpal Candra.

"Gw harus berubah jadi apa Can?"

"Eh, bencanda gue."

"Sen. Lo kenapa? sakit?" tanya Echa yang melihat Sean diam saja.

"Engga ko." Sebenarnya Sean sedang memikirkan hubungannya dengan Icha. Apa yang harus Sean lakukan?

«Vericha Avlyn»

Sedangkan Icha, setelah mendapat surat izin. Dia segera bergegas pulang, bibinya pasti tau apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Siapa perempuan yang mirip dengannya? kenapa ayahnya berfoto bersama dia? siapa wanita yang berada bersama mereka?

Icha terus berlari, mencari taksi. Setelah mendapatkannya Icha segera menuju cafe. Bibinya pasti sedang di sana saat ini.

«Vericha Ablyn»

"Terima kasih, telah menuruti keinginan ku mas," ucap Risma pada seorang pria yang terlihat lebih tua darinya.

"Aku tidak datang untuk anak itu!" ucapnya kesal.

"Mas bisakah kamu melupakan masa lalu? Itu sudah 16 tahun yang lalu."

"Lupakan? setelah dia membunuh mertuaku! Ibumu! Apa kau tidak membenci dia, setelah dia membunuh ibumu?"

"Benci? Kenapa aku harus membenci dia? Itu hanya sebuah kecelakaan mas."

"Tapi dia yang menaiki tangga dan membuat ibumu jatuh!"

"Logikanya mas. Mana mungkin seorang bayi yang baru berusia 3 bulan, bisa mempunyai pikiran untuk membunuh seseorang?"

"Tetap saja dia membunuh mertuaku!"

"Mas!"

"Kenapa? tolong jangan memintaku untuk tidak membenci dia lagi, sampai kapanpun anakku cuma Echa. Virecha Avlyn Emerald!"

"Tapi Icha, adik kembarnya Echa mas!"

"Itu bagimu bukan bagiku!"

"Mas--"

"--Bi," potong Icha. "Apa maksud perkataan ayah? Kenapa aku di sebut pembunuh?" tanya Icha berurai air mata.

"I-icha ...." Risma menghampiri Icha dan memegang tangannya. "Ka-kamu salah dengar sayang. Ayah gak bilang gitu, a-ayah tadi bila--"

"--sudahlah Risma biarkan dia tau, siapa dia sebenarnya!" potong Danil.

"Iya. Memang benar, apa yang saya bilang tadi, kamu itu pembunuh!" ucapnya penuh dengan penekanan.

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang