180°|08. Revisi.

205 61 9
                                    

«Happy Reading»

Eh serius itu cewe yang di peluk Sean? Ko jadiannya sama Isan.

Wah gak nyangka gue. Sean di PHP in bro.

Padahal gantengan Sean kan. Tapi bagus deh mana cocok si Icha sama Sean. Gak terima gue kalo mereka jadian.

Tapi gue gak suka Isan jadian sama Icha. Isan kan gebetan gue.

Emang dia mau sama lo.

Sok kecantikan banget sih itu cewe.

Sean tengah berjalan di koridor menuju Rooftop, banyak murid-murid yang membicarakan hubungan Icha dan Isan. Entah kenapa tapi ada perasaan sesak di hati Sean. Apa dia mencintai Icha? Apakah bisa secepat itu? Sean melempar botol minuman yang dia pegang ke arah tong sampah, dengan kesal, dan membuat tong sampah itu oleng dan jatuh.

Kejadian itu tak luput dari perhatian mereka yang berada di koridor. Beberapa dari mereka berbisik-bisik bahwa Sean cemburu.

Saat sampai di Rooftop Sean berdiri memegang pembatas tembok. Menghirup udara siang yang terik, Sean menutup kedua matanya lalu mengambil nafas dalam-dalam. Hanya dengan ini suasana hatinya akan terasa lebih baik. Mendengar Icha menjalin hubungan dengan Isan, membuat mood Sean menjadi buruk.

Saat jam pelajaran tadi pun Sean tidak bisa fokus. Apa ini cinta? Tapi Sean tidak bisa langsung menerima perasaan ini. Bagaimana jika perasaan ini hanya hadir, karna Icha memiliki paras seperti Echa? Sean hanya takut menyakiti Icha, dia takut saat Icha terbukti bukan Echa perasaannya pun akan hilang. Lain halnya jika itu memang Echa.

Kenapa semuanya jadi berubah runyam seperti ini? itu yang membuat Sean frustasi.

"Lo cemburu?" ucap seseorang dari arah belakang. Sean bisa tau siapa pemilik suara itu.

"Lo mendem perasaan lo selama 5 tahun dengan alasan cinta monyet, dan sekarang kebukti kan, lo beneran cinta sama dia sen. Berhenti sembunyi, lo sendiri yang bakal rugi," lanjutnya.

"Gue gak tau Lin." Ya orang itu Aileen. "Gue takut dia bukan Echa."

"Terus lo mau biarin dia pergi gitu? Sen liat gue! lo bukan takut dia bukan Echa! Tapi lo takut, bakal kecewa kalo itu bukan Echa."

"Yang gue cinta itu Echa. Apa dia Echa? Kalo bukan?" Sean masih setia menerawang jauh ke bawah.

"Bukannya lo bilang tatapan dia sama kaya milik Echa?" Aileen bersedekap dada dan bensandar di pembatas tembok.

Sean kembali membayangkan saat dia melihat iris mata Icha, itu terkesan sama dengan milik Echa.

"Saran gue, lo harus selalu deket sama dia. Yang gue denger berita ini cuma salah paham. Lo masih ada kesempatan," ucap Ailee.

Sean menoleh ke arah Ailee mencoba mencari ke bohongan di sana, tapi tidak ada.

Ailee memegang bahu kiri Sean. "Lakuin yang menurut lo benar. Mungkin dengan lo jadian sama Icha, lo bakalan tau segalanya. Tolong temuin sahabat gue sen. Gue kangen dia," ucap Ailee.

Sean menyentuh punggung tangan Aileen yang ada di bahunya. Mencoba menguatkan dia, sean tahu seberapa rindu Ailee kepada Echa. "Bukan cuma lo yang kangen dia, gue juga. Gue bakal bawa dia balik. Oke"

Ailee mengangguk dan memilih pergi dari sana, sebelum air matanya luruh.

Setelah kepergian Ailee, Sean kembali merenung. Hanya alasan duet itu sepertinya tidak cukup untuk mengungkap siapa Icha?

«Vericha Aflyn»

"Jadi lo sama Isan gak jadian?" tanya riri.
Saat ini mereka tengah berada di cafe Chinphile.

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang