180°|47

106 13 0
                                    


180 Degree.

Suasana kelas yang ramai, tiba-tiba hening setelah kedatangan seorang murid yang mereka ketahui ada di kelas IPA. Keheningan semakin menjadi, saat seseorang itu justru duduk di tempat Icha, tepat di samping Angel.

"Lo kerasukan, apa gimana? Ngapain ke sini?" sarkas Angel.

Icha yang mendengar itu hanya acuh, dia malah sibuk dengan buku yang baru saja dia keluarkan. Sedangkan Angel menggerutu kesal, dia lantas merebut buku di tangan Icha.

"Pergi, ini bukan kelas lo!" usir Angel sambil berdiri dari duduknya.

Semua teman sekelasnya hanya memperhatikan, tanpa ingin berkomentar. Saat Icha ingin bersuara, teriakan Dandi sudah mendahului.

"Woy upacara!"

Semua orang mulai berhamburan ke luar. Angel menatap Icha sebentar, lalu dia memilih untuk pergi saja.

Icha hanya menggelengkan kepalanya, sepertinya dia harus segera menjelaskan segalanya pada Angel, sebelum Angel bertingkah lebih jauh.

___

Jam istirahat telah tiba, saat semua orang berhamburan ke kantin dan sebagainya. Icha justru diam, karena Angel menahannya, ada Isan dan juga Abi yang bergabung.

"Jadi?" tanya Angel memulai pembicaraan.

Icha menarik nafas, lalu menghembuskanya pelan. Dia mulai menceritakan segalanya.

Flashback on.

Malam itu setelah Isan mengantarnya pulang, Icha kembali berdebat dengan Danil. Dimana Danil mengucapkan kata yang amat sangat tidak pantas di katakan seorang Ayah, pada putrinya.

Icha yang sangat lelah langsung menangis dan lari ke kamarnya. Saat Icha mendudukkan dirinya di meja belajar, sebuah surat tersimpan rapih, dengan sebuah kotak cukup besar berwarna abu-abu.

Perlahan dia buka surat itu, sangat singkat namun mampu menyayat hatinya.

"Pakai. Hadiahnya lo boleh sarapan bareng, sama Ayah dan Bunda."

Icha kembali meneteskan air matanya, mengapa untuk sarapan dengan orang tuanya saja, dia harus berpura-pura menjadi orang lain?

Brakk

Kotak itu terlempar, melemparkan segala isinya. Ada baju seragam, sepatu dan tas yang mirip dengan punya Echa. Ada juga pewarna rambut, dan lipbam. semua itu berserakan di lantai, dengan tak aestheticnya.

Icha menelungkup kan wajahnya, menangis sejadi-jadinya. Mengapa semesta selalu mempermainkannya? Mengapa kebahagian tak pernah bertahan lama di hidupnya? Apa seburuk itu dirinya?

Flashback off.

Icha tak menceritakan alasannya menerima ini, dia hanya berkata ingin merasakan hidup sebagai orang kembar.

Angel dan Isan memicingkan matanya tak percaya, mereka terlalu mengenal Icha hingga bisa melihat kebohongan sekecil apapun.

"Kemarin, gue juga sempet denger mereka ngomongin truth or dare," kata Abi.

"Ya udah, ayok ke kantin!" ajak Isan, langsung menarik tangan Icha.

Angel dan Abi menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah Isan. Sangat bucin.

___

Istirahat ke dua, Icha pergi ke rooftop. Bukan tanpa alasan, Echa mengiriminya pesan untuk datang ke sana.

Terlihat Echa, Ailee dan Kayla yang telah menunggunya. Kayla berteriak heboh dan langsung menghampiri Icha.

"Aigo, daebak. Kalian mirip banget!"

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang