180°|36

89 14 1
                                    


180 Degree

"Echa, mau kado apa?" tanya Kayla. Dia dan Ailee saat ini sedang berada di kamar Echa.

"Gak usah, Kay. Lo cukup hadir di pesta aja," jawab Echa yang sedang mengotak-atik laptopnya.

"Lo beneran bakal ngadain pesta besar?" tanya Ailee sambil rebahan di kasur milik Echa, tak hanya sendiri di sampingnya juga ada Kayla.

"Iya. Ayah yang minta, inikan ulang tahun pertama gue bareng ayah," jelas Echa sambil menerawang jauh ke arah laptopnya.

"Terus, Icha?" tanya Ailee lagi.

"Ayah bilang, dia bakal urus soal itu."

Hening tak ada lagi percakapan di antara mereka, Echa yang masih sibuk dengan laptopnya, Kayla dan Ailee yang sibuk rebahan sambil memainkan ponselnya.

___

Hari semakin berganti malam, namun Icha dan Isan belum beranjak dari rumah Fitri. Itu pun karena larangan Fitri, dia bilang mereka harus istirahat yang cukup. Karena jarak rumah mereka yang terbilang sangat jauh.

Setelah pulang dari bersepeda tadi, Icha tak pernah keluar kamar. Sedangkan Isan, dia sempat keluar karena haus.

Ghaisan.HH.

Lgi ngapain?

Send

Isan mengirim pesan pada Icha, hanya ceklis satu. Apa Icha masih tidur? Entah mengapa perasaan Isan jadi gelisah.

Isan turun dari ranjangnya, lalu berlari naik ke atas di mana kamarnya berada. Tanpa mengetuk, Isan langsung masuk begitu saja.

Terlihat, Icha yang berbaring dengan selimut yang hampir menutupi seluruh badannya.

Isan berjalan pelan, menghampiri Icha. Tangannya bergerak menurunkan selimut itu hingga dadanya. Terlihat wajah Icha yang pucat dengan penuh keringat, Isan merasa khawatir dan langsung menempelkan punggung tangannya di kening Icha. Sangat panas, Icha sepertinya demam. Isan beranjak keluar dari ruangan itu.

Setelah memberi tahu Fitri, bahwa Icha demam. Fitri memutuskan untuk menahan mereka, dan meminta Isan untuk menginap saja di sini. Fitri khawatir, takut terjadi sesuatu saat mereka di perjalanan.

Isan menyetujui itu, kesehatan Icha lebih penting saat ini. Perasaannya kalut saat ini, apakah ini salahnya? Saking khawatirnya, Isan terus menggenggam tangan Icha yang masih terasa panas.

Fitri sudah keluar setelah memberikan obat pada Icha, mereka sempat berdebat karena Icha ingin pulang. Tapi berkat bakat Fitri yang tak ingin di bantah, akhirnya Icha mengalah.

Malam panjang itu mereka habiskan bersama, Fitri dan Isan kompak menjaga Icha. Mereka tidur di ruangan yang sama, Fitri tidur di lantai dengan beralaskan kasur lipat, sedangkan Isan memilih tidur di sofa.

___

Kicauan burung terdengar begitu merdu di telinga seseorang, tapi tidak dengan Isan, dia justru merasa terganggu dengan suara itu. Badannya berguling mencari posisi nyaman, untuk menghindari suara burung itu, sampai dia menutup kedua telinganya dengan bantal.

Sedangkan seseorang asik memperhatikan Isan, yang terlihat terganggu waktu tidurnya. Sesekali dia terkekeh, melihat tingkah Isan.

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang