180°|43

101 15 3
                                    


180 Degree.

Tring.

Suara dari ponsel Isan, mengalihkan perhatian mereka. Tertera nama Icha di sana, Isan lantas membuka pesannya.

Es Caca🌻

Bisa jemput gue?

Isan lantas menelpon Icha, dia ingin mendengar suaranya. Hanya untuk memastikan dia baik-baik saja.

"Halo, Icha lo di mana, lo baik-baik aja kan, kenapa gak masuk?" tanya Isan beruntun, saat Icha menerima panggilannya.

Terdengar kekehan di sebrang sana. "Gue baik, tolong jemput gue dong! Gue di Jakarta."

"Lo ngapain di sana, Cha lo tau gue khawatir sama lo. Kebiasaan sih, bikin gu--"

"Bawel!" ucap Aarav sambil merebut ponsel Isan. "Icha kamu di mana? Biar saya jemput."

"Aku di ja--"

"Enak aja, gue yang bakal jemput Icha!" Isan kembali merebut ponselnya.

Namun Aarav memegang ponselnya erat, alhasil mereka memperebutkan ponselnya. "Gak bisa, saya yang harus jemput Icha. Dia tanggung jawab saya!"

"Enggak bisa. Icha minta jemput nya sama gue!"

"Persetan, saya yang lebih dewasa!"

"Apa hubungannya? Nggak ada hubungannya kali!"

"Adalah, kamu masih kecil. Bahaya!"

"Enggak bis--"

"Kenapa gak berdua, aja?" ucap Icha menengahi perdebatannya.

Isan dan Aarav diam. Haruskan seperti itu? Tapi rasanya Isan tak terima, jika harus berbagi dengan Aarav. Begitupun Aarav, yang terlihat tak terima jika berbagi.

"Kalo gak mau, ya udah gak usah," ucap Icha menengahi.

"OKE!" jawab Aarav dan Isan cepat.

Setelah mendapatkan alamatnya, mereka langsung bergegas pergi ke jakarta. jangan sampai Icha menunggu lama, mereka pergi menggunakan mobil Aarav.

___

Ada yang berbeda dengan suasana siang ini, jam sekolah sudah berlalu 15 menit yang lalu. Namun Angel masih berdiri di parkiran, itu di sebabkan karena Abi menghadangnya.

"Makasih," ucap Abi.

Angel mengerti, itu pasti untuk dirinya yang sudah menemani Abi saat sakit. Angel hanya mengangguk, mengapa rasanya jadi canggung seperti ini.

"Mau pulang bareng?" tawar Abi. "Sebagai ucapan terima kasih."

"Gak perlu, gue udah di jemput," jawab Angel cepat.

Terlihat raut kecewa dari wajah Abi, mengapa Angel jadi merasa bersalah. Mungkin untuk kali ini saja, dia harus menerima ajakan Abi.

"Ya, udah," ucap Angel lagi.

Abi terlihat bingung dengan ucapan Angel. "Ya, udah?" tanya Abi memastikan.

Angel memejamkan matanya. "Gue mau."

Mendengar itu senyuman manis langsung terbit di bibir Abi, hatinya serasa berbunga-bunga. "Ya, udah."

Angel di buat salah tingkah, pipinya terasa panas. Bagaimana ini, apa dirinya blushing?

___

Icha memasuki sebuah mobil, yang terparkir tak jauh dari cafe Bibinya. Terlihat dua orang yang ada di dalam itu kaget, atas kehadirannya.

Vericha Aflyn ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang