MASA BULAN MADU.

9.7K 645 2
                                    

Masa Bulan madu, sebenarnya apa itu masa bulan madu?

Ada yang mendefinisikan masa bulan madu, sebagai masa dimana, sepasang pengantin baru, memutuskan pergi berlibur ke suatu tempat, dan menghabiskan waktu, dalam rentang waktu tertentu.

Menghabiskan waktu dalam arti, menikmati saat – saat mesra, berdua, dan mencicipi hal baru sebagai pasangan suami istri. Hal baru dalam arti, yang dulu sama orang tuanya tidak boleh pergi – pergi berduaan aja, sekarang ngerasain pergi berduaan aja ( bahkan bobok berdua).

Yang dulu, gandengan tangan aja takut banget, sekarang bebas gandengan tangan. Yang dulu ga bisa cium – cium, sekarang jadi boleh. Dan lain – lain. Dan tentunya melakukan hal yang paling sakral bagi pasangan suami istri, yaitu sex

Lalu selesai masa bulan madu bagaimana? Kenapa pernikahan itu, seolah – olah masa – masa mesra nya hanya pada saat pergi berlibur itu saja?

Bukankah sepulang dari bulan madu, seharusnya pasangan menjadi lebih lengket? Lebih mesra?

Kalau di pikir secara logika, pada saat bulan madu kan masih sama – sama 'bego' ya, belum pinter ciuman, belum pinter berhubungan sex dan lain – lain. Berarti those steamy and passionate days harusnya justru setelah masa liburan itu kan?

Dimana kedua pasangan, sudah lebih paham dan fasih cara – cara melakukannya?

Entahlah, aku pikirkan nanti saja, tapi yang jelas, aku ingin bulan madu sepanjang pernikahan. Bukan pernikahan, yang lambat laun akan tergerus oleh waktu dan keadaan kemesraannya.

Aku dan mas Barra menikmati indahnya sunset di pantai tepian Ayana Resort ini. kami duduk bersebalahan, aku merebahkan kepalaku di dadanya yang terasa hangat dan nyaman. Tangannya membelai lembut kepalaku, sambil sesekali mengecupinya. Menikmati saat – saat seperti ini, aku semakin takut kalau bulan madu ini, hanya berlangsung satu minggu ini saja.

"mas...." aku memanggil mas Barra, sambil membelai lengan kokohnya yang setia memeluku sedari tadi. Dia menggumam menjawab panggilanku, dia asik mengecupi kepalaku.

"kita bisa kayak gini terus ga ya?" aku sedikit menegakan duduk dan menatap wajahnya.

"kayak gini gimana?" mas Barra membalas pandanganku.

"ya mesra kayak gini...".... " kita mesra jangan pas lagi jalan – jalan honeymoon aja"

Mas Barra pun tertawa, mengacak rambut ku dan mencubit gemas hidungku.

"ya kita harus mesra terus dong sayang, masa cuma pas jalan – jalan gini aja?" dia menuntun ku untuk merebahkan diriku di dadanya lagi.

"aku takut aja mas, honeymoon period kita, ya cuma pas lagi anget – anget nya jadi pengantin aja"

Dia terkekeh mendengarku

"makanya kita harus cepet pinter, biar setiap hari selalu membara"

"pinter?" aku menatapnya heran.

"pinter ...." tatapannya seketika menjadi jahil dan nakal, lalu dia membopong tubuhku, aku pun tepekik kaget. Dia membawa ku kembali masuk ke dalam kamar.

"pinter main – main halal" bisiknya, aku pun tergelak.

Mas Barra menatap wajahku beberapa saat, seperti menikmati setiap inci dari wajahku, aku pun menjadi salah tingkah. Hingga ia mendekatkan wajahnya padaku.

"kamu ikhlas kan?" bisiknya di telingaku, aku pun mengangguk.

Dia tersenyum padaku, lalu kembali mendaratkan bibirnya pada ku, mengecupnya beberapa kali, lalu berlanjut menjadi lebih dalam dan menuntut. Aku pun menerimanya dengan senang hati.

Satu Bulan Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang