HARI BARU, PARANOID DAN KEJUTAN DI AKHIR MINGGU.

6.1K 619 15
                                    

Barra,

Walau belum memulai masa aktif dikantor, beberapa kali aku memang harus mengerjakan pekerjaan ku dengan laptopku dirumah. Kamar tamu yang sudah di sulap oleh Kanaya sebagai study room ini, terasa sangat nyaman. Naya tetap membiarkan keberadaan queen size bed di kamar ini, katanya jaga – jaga aku lelah aku bisa rebahan sebentar. Besides, kami memang masih harus menyediakan ruang kamar tamu, berjaga – jaga ada keluarga yang datang meningap.

Ketika aku tenggelam dalam pekerjaan, Kanaya selalu mengantarkan berbagai cemilan sehat dan minuman untukku. Memastikan aku tidak terlambat makan, dan asupan ku sehat. Mulai dari buah potong, jus buah, dan berbagai macam cakes hasil buatan tangannya.

Beberapa hari ini, aku melihat, betapa indahnya saling berkompromi. Naya yang lebih mencurahkan perhatiannya padaku, dan aku yang lebih meluangkan waktu untuk Naya. Ternyata, kalau kami berdua saling memberi kesempatan, maka segalanya akan berjalan lebih baik.

Dulu, kami berdua tidak saling memberi kesempatan. Aku yang bersikukuh dengan ritme pekerjaan ku, dan Kanaya yang berusaha mengisi kekosongan nya dengan kesibukan tinggi juga. Yang tanpa kami sadari, kami berdua ( terutama Kanaya ) saling berusaha membiasakan diri dengan ketidak hadiran masing – masing.

Pada dasarnya, aku sama seperti pria – pria pada umumnya, senang dengan sentuhan kewanitaan. Sentuhan bukan dalam konteks seksual, tapi perhatian. Mungkin ini yang awalnya membuatku terjebak pada Callista.

Aku menginginkan perhatian Kanaya, tapi mami benar, bagaimana Kanaya bisa memenuhi semua itu, kalau aku selalu menghabiskan waktu di kantor? Tidak mungkin Kanaya nongkrong seharian di kantorku, menyediakan segala kebutuhan ku, seperti yang Callista lakukan. Kanaya akan terlihat bodoh dan menyedihkan kalau melakukan itu semua.

Sedang Callista? Dia beruntung karena punya alasan, untuk tetap di kantor.

Oleh karena itu, aku bertekad untuk lebih meng 'ikhlaskan' beberapa pekerjaan ku dikerjakan oleh para asisten ku. Sehingga pekerjaan ku lebih terbagi, dan aku bisa punya waktu lebih banyak untuk berada dirumah, dan menikmati perhatian istriku, seperti yang sedang ku rasakan saat ini.

Bahkan Kanaya tampak semangat membuatkan berbagai macam makanan dan minuman untukku.

Beberapa hari yang lalu, bahkan aku harus hadir di kantor, karena sesuatu hal. Dan Kanaya membawakan ku sebuah kotak bekal, yang nantinya hanya perlu di colokan ke socket listrik, dan dia akan berfungsi sebagai pemanas makanan. Dia membawakan ku bekal. Sepertinya dia akan benar – benar tidak memberi celah bagi siapapun, untuk membuaiku lagi. Aku pun tidak akan memberi kesempatan pada siapapun, untuk masuk diantara aku dan istriku.

Dan rasanya? Bahkan jauh lebih indah, dari pada ketika aku menikmati buaian Callista. Ada rasa yang membuncah, ketika kita selesai melewati meeting yang melelahkan, dan membuka kotak makan hangat itu. Membayangkan Kanaya yang bangun pagi – pagi untuk membuatkan menu makan siang ku. bahkan dia selalu mengingatkan ku, kalau waktu makan siang akan tiba agar aku tidak lupa menghangatkan makananku.

Malu kah aku berjalan kedalam area kantor, menenteng tas bekal dari istriku? Jawabannya tidak, sama sekali tidak. Bahkan ketika seseorang menanyakan, apa isi tas biru itu? Aku dengan lantang dan bangga menjawab 'ini bekal makan siang, istri saya yang masak'

*****

Awal – awal aku kembali aktif bekerja di kantor, bukan aku tidak mendengar gossip yang bertebaran di kantor ini. siapa yang tidak suka gossip kan? Bahkan salah satu teman se almamater ku, mengirimkan pesan whatsapp padaku.

'eh, cewe yang ada skandal sama lo, join firma gue nih'

Itu adalah pesan yang dikirimkan Ardina, dia adalah salah satu teman satu tongkrongan ku dulu ketika mengambil program s1 di Jakarta. Kami memang masih terikat jaringan komunikasi, yang ter akomodir lewat sebuah group chat.

Satu Bulan Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang