MY MAD WIFE

6K 598 59
                                    

LISA

Kami sampai di depan rumah ku. ketika kami berjalan ke pintu masuk, aku tampak ragu dan sedikit ketakutan akan masuk ke dalam rumah.

" Jisoo duluan... ". Jantung ku berdebar.

" Mengapa muka mu pucat begitu, cepat masuk! ". Jawab Jisoo menarik tanganku.

" Kau duluan sana... Cepat tekan bell nya!! ". Panik ku.

" Ya ampun sussis!!! Di markas besar kau di segani, di jalanan kau di takuti, di kantor kau di hormati dirumah.. hahaha kau hanyalah singkong di fermentasi lembek guyz ". Keluh Jisoo.

" Jangan samakan aku diluar dengan dirumah, kau tahu kan Jennie kalo sudah marah bagaimana!? " keluh ku.

" Ya sudah... Aku jalan di depan mu ". Jawab Jisoo sambil menahan tawa nya.

Jisoo bermaksud menekan bel pintu dan aku bergegas bersembunyi di balik badan Jisoo.

" Hoi kampret! Jangan berlebihan seperti ini. Tunjukan wibawa mu sedikit sebagai kepala rumah tangga di depan Jennie ". Protes Jisoo.

" Jangan bawel cepat tekan bel nya !! ". Protes ku.

Jisoo kemudian memencet bel berkali-kali. Kemudian pintu di buka dan...

" Cepat masuk!!! ". Seru Jennie membuka pintu dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa sepatah pun kata keluar dari mulutnya.

Kami bergegas masuk sambil aku masih bersembunyi di belakang tubuh Jisoo.

" Wooo... Lihat wajah istrimu, asem guyz ". Bisik Jisoo.

" Jangan banyak bicara aku sudah tahu cepat masuk! ". Kataku panik.

Kami berjalan dan posisi ku masih tetap sama.

" Makan!! ". Tegas Jennie.

" Eummm... Jennie dimana Chaeng? ". Tanya Jisoo.

" Dikamar ". Jawab Jennie singkat.

" Aku ke kamar dulu ya... Nanti aku menyusul makan bersama dengan Chaeng ". Jawab Jisoo.

Kurang ajar malah lari bukannya menemani ku disini.

" God bless you Popoo ". Bisik Jisoo kepadaku.

" Hmm... ". Jawab Jennie singkat.

Sial... Jisoo naik ke atas menuju kamarnya dan dia meninggalkan ku yang panik ini sendirian bersama dengan singa betina yang sedang mengamuk besar. Aku melihat ke arah Jennie, dia sama sekali tidak melihat ku.

Jennie sedang menyiapkan makan malam kami disana dan aku memberanikan diri sedikit demi sedikit duduk di bangku meja makan.

" Lu... Lui sudah tidur hon ? ". Tanyaku dengan gugup.

" BRAAAAKKKK ". Jennie menyimpan mangkuk sayur dengan sangat kencang.

Hal itu sontak membuat ku terkejut, badan ku terhentak jantungku berdegup kencang, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori tubuhku. Dia tidak menjawab pertanyaan ku. Ya ini sudah jam setengah satu malam, mana mungkin Lui belum tidur. Aku diam dan makanan kini ada di depan mataku, Jennie duduk di sebrang ku dan dia mulai makan begitupun denganku. Makanan ini mendadak tidak bisa ku kunyah, bagaimana aku akan makan ketika pemandangan di depan ku bagaikan penampakan hari akhir dunia yang gelap seakan kiamat, begitu mencekam ya tuhan. Dia sama sekali tidak memandang ku dan tidak berbicara sepatah katapun. Aku merasa sangat bersalah apalagi jam segini aku baru pulang tanpa mengabari nya, dia pasti menungguku untuk makan malam bersama. Ya singa yang kelaparan dan marah sedang ada di depan mataku.

My Savior 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang