LUISA POV.
Bahagianya aku yang akhirnya akan menghabiskan akhir Minggu dirumah bersama Boboo dan Popoo. Aku kini ada di mobil dengan protokol lengkap bersama dengan Kakek tercinta ku.
" Kakek.. aku sudah tidak sabar ingin memeluk Boboo dan bermain bersama Popoo, sudah lama aku tidak menjahilinya ". Seru ku bersemangat.
" Lui.. kau belum tahu Popoo belum pulang dari tugas nya? ". Jawab Kakek.
" Belum pulang? Mengapa Popoo lama sekali tugasnya kakek, apa dia tidak rindu padaku juga Boboo? ". Tanya ku.
" Dia pasti merindukan mu Darling.. hanya saja Popoo harus melakukan tanggung jawabnya ". Jawab kakek.
Aku menghela nafas dengan kecewa lalu kemudian aku memasang wajah murung sambil melihat handphone ku. Aku berniat bermain games sambil menunggu aku sampai dirumah dan bertemu hanya dengan Boboo, tapi itu lebih baik daripada aku sama sekali tidak bertemu dengan keduanya. Tiba tiba aku mendapat kan satu pesan yang aku tidak tahu itu dari siapa, mungkin spam saja tetapi saat lu buka...
" Sepertinya kau belum tahu kalau Popoo mu sudah meninggal dunia! Aku tahu keluarga mu semua menutupi nya. Maka dari itu jangan katakan aku memberi tahu mu pada siapapun dan buka lah link aku yang berikan ini. Gunakan headset mu agar tidak ada siapapun yang mendengarnya ". Text itu.
Aku menutup mulutku tidak percaya dan sedikit mengeluarkan air mata. Tapi aku menahannya, aku tidak mengerti... Popoo meninggal??? Aku tidak percaya sampai aku memakai headset dan mulai melihat link itu. INI TIDAK MUNGKIN ya tuhan berita berita ini menunjukkan bahwa Popoo meninggal karena kecelakaan pesawat!! Jadi semua keluarga ku mulai membohongi ku!! Popoo... Apa benar kau telah meninggalkan ku.
" Lui... Are you okay? ". Kakek memanggil ku.
Aku yang masih terkejut dan merasa dibohongi oleh semuanya merasa marah dan tak percaya dengan semua ini. Popoo.. Popoo meninggal dunia dan aku sama sekali tidak diberi tahu apa apa! Popoo benarkah kau meninggalkanku Popoo. Aku menahan air mata ku dan menahan segala rasa ku, seakan hidup ku sudah tidak berarti lagi. Boboo.. apakah kau kuat Boboo? Apakah benar kau sudah mengetahuinya? Dan mengapa kau membohongiku Boboo???
" Lui are you okay??? ". Kakek bertanya lagi padaku.
" I'm okay ". Suara ku mulai bergetar.
" Jangan kecewa sebentar lagi kau akan bertemu dengannya, bersabarlah tidak akan lama lagi ". Jawab kakek.
Benarkah kakek? Kalian semua membohongi ku, apakah aku harus tetap diam setelah menerima kebohongan ini. Apa maksud mereka menutupi semua kenyataan pahit ini! Tiba tiba ada satu pesan lagi yang aku terima.
" Boboo mu pun belum tahu apapun.. kasihan dia dan kau karena telah dibohongi oleh kakek nenek mu! Jika kau ingin mengetahui semua kebenaran nya dan bukti bukti nya sehingga kau bisa memberitahukan Boboo mu, datanglah padaku ". Isi text nya.
" Bagaimana caranya aku bisa menemui mu?? Aku tak tahu kau siapa? Bisa saja kau adalah penjahatnya! Kau yang berbohong ". Balas ku.
" Kau anak yang cerdas dan berani Lui, aku adalah wartawan, aku punya bukti nya, dan artikel juga video video siaran pemberitaan itu kau sangat mengetahuinya bahwa itu asli, itu diliput oleh berita nasional maupun internasional Lui, aku tahu kau sangat menyayangi Popoo apalagi Boboo mu! Kasian Boboo mu! Kau pasti akan melakukan yang terbaik dan aku sudah tahu siapa yang membunuh Popoo mu ". Balasnya.
" Dibunuh??? Popoo dibunuh??? ". Tanya ku.
" Ya.. bantulah aku! Bantulah aku untuk membuktikan, aku hanya rakyat biasa yang tidak mempunyai kekuatan tetapi Boboo mu bisa! Satu kilometer dari posisi mu, kau akan melihat taman, berhentilah tan itu dan masuklah ke toilet umum yang ada disana, kita bertemu dan aku akan memberikan semua bukti nya, jangan katakan rencana kita pada siapapun, ingat hanya kau yang bisa menemukan dalang dibalik pembunuhan Popoo mu! Kau cerdas Sepertinya ". Text nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior 2
FanficUntuk kalian yang baru baca cerita ini langsung yang ke dua. Silahkan baca terlebih dahulu My Savior season pertama terima kasih 🙏🙏🙏 So... Author gak akan kasih sinopsis apapun biar kalian penasaran dengan action romance nya JENLISA.