5

76K 1.9K 5
                                    

10 tahun yang lalu.

Kakak bram membawa pulang seorang anak perempuan berusia 7 tahun kerumahnya.

Bram saat itu berusia 17 tahun.

Bram menatap anak perempuan itu dengan tatapan penuh selidiknya. Karena anak perempuan itu memiliki bekas memar diseluruh tubuhnya.

"Kak, dia siapa?" Tanya bram

"Dia luna, mulai hari ini dia akan tinggal disini"  jawab kakak bram

Bram tampak tak suka dengan luna. Karena luna anak penuh masalah dilihat dari penampilannya.

"Kenapa dia kemari, kenapa tidak membawanya ke panti asuhan saja" tanya bram dengan kesallnya.

"Jaga mulutmu bram, kenapa bicaramu kasar seperti itu?" Bentak kakak bram, ani

"Pokoknya aku tak mau punya keponakan sepertinya" timpal bram menolak keberadaan luna kecil.

Seminggu kemudian, suasana rumah mereka masih sama. Tak ada yang mau bicara dulu.

Luna sudah mulai bersekolah, ia terus mengikuti bram saat berangkat sekolah. Sedangkan bram tak suka dengan luna

Ia pun memiliki ide.

"Kenapa kau mengikutiku? Kau mau berteman denganku" tanya bram pada luna kecil. Yang dijawab anggukan

"Kalau begitu lihat pohon besar itu, tunggu aku disana sampai aku datang. Jika kau menungguku disana aku akan lebih baik lagi padamu" perintah bram dan diikuti luna yang berdiri di bawah pohon besar itu.

Bram meninggalkan luna kecil sendiri di bawah pohon besar itu.

Pagi mulai menjadi gelap. Luna masih menunggu bram di bawah pohon itu sendirian.

Perut luna mulai perih kelaparan menunggu bram yang tak datang2.

Bram pulang kerumah sendiri.

"Dimana luna?" Tanya ani

"Apa dia tidak pulang" tanya bram melihat jamnya pukul 8 malam.

"Bukankah dia pergi sekolah bersamamu" tanya ani panik dan mulai ditenangkan suaminya.

Sedangkan bram mengacak rambutnya kesal. Ia tak menyangka luna mengikuti perintahnya menunggu di bawah pohon tadi.

Bram berlari keluar mencari luna di tempat tadi pagi. Dan benar luna masih ada disana terduduk di tanah sambil memainkan ranting pohon.

Tampak luna kecil mulai kedinginan. 

Bram menghampirinya dengan kesal.

" kenapa kau masih disini? Apa kau tak punya otak? Kenapa kau mengikuti perintahku" bentak bram pada luna

" tapi.. paman bilang akan bicara denganku jika  aku menunggu disini" jawab luna takut sambil meneteskan air matanya.

Deg..

Bram merasa seperti orang jahat menyiksa anak 7 tahun.

Bram menghela nafasnya kesal.

"Sudahlah ayo pulang".ajak bram pulang

Luna berdiri kakinya mulai kram seharian berdiri menunggu bram.

Bram menawarkan punggungnya pada luna yang kesulitan berjalan.

Sesampainya di rumah ani sudah bersiap memarahi bram tapi dilarang oleh suaminya.

"Biar aku saja" perintah suami ani.

Bram dikamarnya bermain game di komputernya.

"Bram, apa kau ada waktu sebentar" tanya kakak ipar bram

Bram samasekali tak merespon ucapan kakak iparnya itu.

"Luna dia korban kekerasan dikeluarganya, ia tinggal dengan ayahnya sedangkan ibunya pergi meninggalkannya dengan ayahnya yang pemabuk. Ayahnya depresi karena di tinggal ibu luna , sehingga melampiaskan kekesalannya pada luna. Kasihan luna setiap hari ia harus menerima perlakuan itu" ucap adi

Bram kaget dengan cerita kakak iparnya itu.

"Pada saat itu dengan tubuh penuh luka luna berlari kearah ani, dan memintanya untuk membantunya. Dengan sifat ani yang penyayang ia tak bisa membiarkan itu. Ia bergegas melaporkan ayah luna kepolisi. Saat itu luna akan di masukkan ke panti asuhan, tapi ani sudah terlanjur sayang dengan luna. Akhirnya ani mengadopsi luna. Jadi sekarang lebih baiklah pada luna, anggap itu untuk kabaikan kakakmu" ucap adi pada bram yang mulai tersentuh dengan itu.

Bram sama sekali tak tau mengenai luna. Ia kira luna tinggal di panti asuhan dan sering berbuat onar disana.

Sepetinya bram sudah salah menilai luna

I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang