14

49.5K 1.3K 86
                                    

Cup...

Luna mencium bram dan melihat bram yang tampak kaku dengan sikap luna.

Luna mendekatkan leher pamannya dan menyiumnya lagi. Tapi kali ini lebih dalam dan di tambah dengan lumatan. Membuat bram kaku untuk beberapa saat.

Dengan segera bram menjauhkan dirinya dari luna dan memegangi bibirnya.

"Apa yang kau lakukan" tanya bram pada luna.

"Aku bersedia jadi simpanan paman"jawab luna.

"Apa kau bilang?" Tanya bram lagi mencoba mencerna perkataan keponakannya itu.

"Aku bersedia jadi selingkuhan paman asal aku bisa bersamamu" ucap luna yakin.

"Sepertinya kepalamu ada masalah. Ayo kerumah sakit" ajak bram sambil bersiap melajukan mobilnya pergi.

Tapi terhenti oleh tangan luna yang memegangi lengan bram, membuat bram menengok kearah luna yang mulai melepas kancing baju atasnya.

Bram mengalihkan pandangannya.

"Sudah ku bilang, aku tidak menyukaimu sebagai wanita. Kau hanya sebatas keponakan. Jadi berhentilah melakukan hal yang sia2" ucap bram dengan tegas.

Bram keluar meninggalkan luna yang masih berada di dalam mobil.

Luna sudah memutuskan tak akan mundur, dan akan trus mengejar pamannya.

***

Bram bangun pagi2 sekali menyiapkam sarapan untuk keluarga.

Dan tiba2 tangan wanita memeluknya dari belakang.

"Ini masih pagi, apa tidurmu nyenyak semalam" ucap bram mengira dia adalah alexa.

"Iya, aku tidur nyenyak sekali" jawab luna membuat bram melepaskan pelukannya dan menengok keblakang.

"Luna?? Apa yang kau lakukan? Hentikan kelakuan mu itu. Itu sama sekali tak lucu" ucap bram pelan tak ingin membangunkan yang lain.

Luna berjinjit membisikan sesuatu di telinga bram.

"Mami papi tak ada dirumah, dan alexa masih tidur. Jadi kita aman" bisik luna pada bram

Bram menjauhkan tubuhnya dari luna. Kenapa keponakannya itu makin agresif padanya.

Cklek..

Suara pintu kamar terbuka membuat bram mendorong luna menjauh darinya.

Alexa keluar dari kamar melihat bram yang tampak gugup. Sedangkan luna tersenyum senang.

"Kau sudah bangun? Bagaimana bima?" Tanya bram memulai percakapan.

"Bima masih tidur, dimana kak ani?" Tanya alexa karena melihat sekeliling tampak sepi.

"Mami pergi dari rumah" sindir luna sambil melihat kearah alexa penuh arti.

Alexa paham maksut dari perkataan luna.

"Bram, bisa kita bicara sebentar?" Ajak alexa pada bram

Mereka bicara di taman beĺakang meninggalkan luna yang duduk di meja makan sendiri.

"Lebih baik aku menginap di hotel saja, aku tak mau membuatmu bertengkar dengan kak ani lagi hanya karena aku" bujuk alexa.

"Tidak, kau tetap tinggal disini. Disini juga rumahku dan juga disini dekat rumah sakit" tegas bram tak mau alexa pergi.

"Tapi aku tak enak dengan kak ani"

"Kau tak perlu memikirkannya, aku yang akan mengurusnya nanti" ucap bram.

***

Luna berjalan ke arah sekolahnya. Sambil memainkan ponselnya.

"Kau dimana?" Tanya sam di pesan teksnya.

"Aku hampir sampai di sekolah" jawab luna

Luna melihat kebelakang, luna merasa ada yang mengikutinya tapi tak ada siapapun saat luna menengok keblakang.

Tanpa sadar luna memasukan hpnya di kantong jaketnya dan berjalan dengan cukup cepat.

Akhh!!!

Teriak luna saat ada tangan memegang tangan kirinya.

"Astaga... kau kenapa sih?" Tanya sam melihat luna kaget sampai seperti itu

"Ada apa? Kenapa lari" tanya sam sambil menengok keblakang tak ada siapa2.

Luna juga melihat kebelakang tak ada siapa2.

"Tak ada, aku tadi olah raga saja" jawab luna seperti tak ada apa2.

"Kau tak bawa mobil?" Tanya luna karena tidak biasanya sam naik bus juga ke sekolah.

"Rebecca sedang ke salon" ucap sam menamai mobil sportnya.

Luna geleng2 kepala tak mengerti lagi dengan kelakuan temannya itu. Dan berlalu masuk ke sekolah dan masih diikuti sam diblakangnya.

***

Dikantor bram sibuk dengan setumpuk dokumen yang ada dimejanya.

Bram melihat jam sudah pukul 3 sore, dan dia melewatkan makan siang lagi. 

Tok tok tok..

Suara ketukan pintu membuat bram mengalihkan pandangannya kearah sumber.

"Tuan, nona menitipkan makanan untuk tuan" ucap sekretarisnya.

"Makanan? Siapa yang menitipkan makanan" tanya bram.

"Dia bilang pacar tuan, saya baru tau tuan menyukai anak sma" ucap sekretaris baru itu.

"Anak itu, dia bukan pacarku. Dia keponakanku, dan kau ingat2 wajahnya tadi. Jangan sampai kau melakukan kesalahan seperti ini lagi" ucap bram dengan tegas membuat sekretaris barunya takut.

"Ba...baik tuan" ucap sekretarisnya.

Bram memegangi kepalanya yang tambah pusing dengan sikap keponakannya akhir2 ini.

***

Sorepun berganti malam. Alexa sibuk mengajari bima belajar, hingga bram pulang dan memeluk bima dengan ceria.

"Bima, apa kau suka sekolah barumu" tanya bram pada bima.

"Iya, disana sangat bagus dan juga makanan disana enak2" ucap bima dengan polosnya membuat alexa ikut tersenyum juga.

"Kau mandilah, aku akan menyiapkan makanan untukmu" ucap alexa.

"Baiklah" ucap bram sambil mencium kening alexa.

Mereka bertiga selesai makan dan bersendau gurau di ruang keluarga.

Mereka bertiga tampak seperti keluarga bahagia.

Hingga luna pulang dan melihat mereka dengan kesal.

"Apa mereka memerankan keluarga bahagia didepanku" batin luna melihat mereka.

"Luna, kau baru pulang? Perlu ku buatkan makanan untukmu?" Tanya alexa menawarkan diri.

"Tak perlu....aku sudah makan" ucap luna dingin dan berjalan masuk kamarnya.

Bima berjalan kearah mamannya dan bertanya dengan polosnya.

"Mama, apa kakak marah karena aku memakan es krim miliknya" tanya bima dengan polosnya.

"Tidak bima sayang, kakak hanya kecapean" ucap alexa menenangkan bima yang mulai menangis.

"Benar bima, kakak hanya sedang kecapean. Besok pasti akan baik2 saja" ucap bram menenangkan bima di pelukannya.

Bram melirik kearah kamar luna yang tertutup dengan penuh arti.


I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang