32

40.3K 1.3K 35
                                    


○○○

Sudah sebulan sejak percakapan bram dengan alexa terjadi.

Bram yang tak mau terlalu memikirkan itu memilih untuk menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya.

Sedangkan di rumah luna sudah mulai bisa menggerakkan tubuhnya. Dia sudah mulai bisa berjalan dengan normal walau kadang kakinya tiba2 terasa lemas hingga membuatnya terjatuh.

Sambil menonton tv, luna tertawa terbahak2.

Anita datang membawa beberapa potong buah untuk luna, dan duduk di samping luna.

Anita melirik luna yang sudah mulai pulih. Ia rasanya tak mau jika putrinya tinggal sendiri. Tapi ia juga tak berhak terus-terusan mengengkang luna.

"Bagaimana kuliahmu? Kapan masuk?" Tanya anita.

"Senin besok. Hari ini jum'at, besok aku akan mulai pindah" jawab luna.

"Mami tak perlu kuatir, aku akan sering video call mami dan papi."tambahnya menenangkan maminya yang mulai terlihat resah.

"Janji!! Jika ada apa2 segera hubungi kami. Dan jika ada kakak seniormu yang jahat. Bilang mami juga"

"Kenapa? Mami mau memarahinya?" Tanya luna.

"Enggaklah. Mami akan ajak dia makan bersama" ucap maminya sambil tersenyum.

"Loh.. kan aku putri mami harusnya mami bela luna dong" gerutu luna

"Untuk apa, kau juga akan tetap menang jika berkelahi. Kau tidak perlu di bela" jawab maminya.

Luna tertawa sambil mengingat kejadian dulu. Dia juga sering bertengkar saat sekolah. Dan dia juga selalu menang, entah kenapa dia pasti menang saat berkelahi. Apa dia memang punya bakat berkelahi. Pikirnya

Anita melirik ponselnya.

"Kenapa sih mi?" Tanya luna karena maminya terus mslihat ponselnya.

"Pamanmu sudah sebulan sibuk kerja,  mami jadi kuatir"

"Kenapa? Bagus dong?" Jawab luna

"Entahlah, mami hanya kuatir saja padanya"

Ponsel luna bergetar.

Pesan dari sam.

"Aku di depan rumahmu, cepat keluar" tulis pesan sam

Luna melirik ke arah luar jendela.

Ada sam yang berdiri di samping mobil sportnya dengan kacamata hitamnya.

"Dia gila ya?" Gumam luna karena malam2 pakai kacamata hitam.

Luna keluar rumah dengan malas.

"Kenapa?" Tanya luna malas. Kenapa sam sering sekali ke tempatnya.

Sam menyodorkan bungkusan untuk luna.

"Ini, bakso bu sari"

"Ini untukku?" Tanya luna, karena luna sangat suka bakso bu sari tapi tempatnya jauh. Harus keluar kota jika mau makan bakso itu.

"Enggaklah, itu untuk mamimu. Dia mau makan itu kemarin. Kebetulan aku ada acara di dekat tempat itu. Jadi aku belikan sekalian".

"Benarkah, ia tak ingat maminya juga suka bakso. Katanya bakso banyak micinya, nggak bagus buat kesehatan" batin luna

Sam melihat jam tangannya sudah pukul 9 malam.

"Udah, sana masuk lagi. Aku mau pulang" ucap sam sambil masuk mobilnya dan mulai menyalakan mobilnya melaju pergi meninggalkan luna yang belum berkata apa2.

"Dia benar2 gila ya" ucap luna kesal.

Luna masuk kerumahnya.

"Kenapa sam nggak masuk?" Tanya maminya.

"Dia cuman beri ini lalu pulang" jawab luna sambil menyodorkan bingkisannya.

"Apa itu?"

"Ini bakso bu sari, katanya mami mau makan ini"

"Bakso? Kapan mami bilang mau makan bakso?" Tanya anita pada luna.

Luna dan anita sama bingungnya.

Anita tiba2 tertawa cekikikan membuat luna bingung.

" jangan2, sam diam2 menyukaimu?" Ucap anita tiba2 membuat luna syok.

"Enggaklah, aku dan si gila itu. Nggak akan dan nggak akan pernah" jawab luna kesal dan masuk kamarnya.

Anita tertawa melihat tingak putrinya dan sam.

"Harusnya memang seperti itu masa muda, saling jatuh cinta dan tentunya seusia juga" batin anita.

Anita berharap luna bisa bahagia dan menemukan pengganti pamannya.

I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang