24

44.8K 1.4K 17
                                    

1 tahun yang lalu.

Bram mendapat telpon dari polisi, dengan masih memakai jas pernikahan ia meninggalkan alexa yang menunggunya.

Bram berlari mencari ruang ICU yang ada di rumah sakit itu. Disana ada 2 polisi yang berjaga disana. Dan polisi itu menjelaskan apa yang terjadi pada luna.

Flashback

Luna kekantor polisi dan mulai melaporkan ayahnya. Dan dengan sukarela luna berusaha untuk membantu polisi dalam menangkap ayah kandungnya.

"Apa pun yang terjadi, tankaplah dia!!"ucap luna dengan serius pada salah satu polisi disana.

Beberapa polisi sampai disana, mereka berusaha menyelamatkan luna tapi na'as mereka terlambat beberapa detik. Hingga akhirnya luna terluka dan mengeluarkan banyak darah dari dada kanannya.

Dengan panik karena melihat banyaknya darah dan juga botol yang di pegang ayah luna salah satu polisi menembak kaki ayah luna. Tidak hanya sekali tapi tiga kali membuat polisi disana ikut kaget.

Polisi itu teringat perkataan luna jika apapun yang terjadi mereka harus menangkap ayahnya.

Flashback end

15 menit kemudian mami dan papi luna datang dengan kuatir, dengan keadaan luna.

"Bagaimana luna?" Tanya mami luna pada adiknya, bram.

"Luna, dia kritis" ucap bram.

Anita mendengar itu terasa lemas. Kakinya berasa mati rasa.

Dan ia pingsan membuat bram dan suaminya kuatir.

Dengan sigap adi, suaminya. Membawanya untuk mendapat perawatan.

Hingga waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi. Dan ini sudah 9 jam sejak operasi luna dimulai.

Bram dengan setia menunggu luna selesai operasi. Dan anita duduk di samping suaminya dengan wajah pucatnya.

Anita berasa hampir gila menunggu dokter yang tidak keluar dari dalam ruang operasi.

Cklek...

Seorang dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah lelahnya.

"Bagaimana dok? Bagaimana dengan putriku. Apa dia baik2 saja" tanya anita dengan kuatir.

Dokter menundukkan kepalanya.

"Di operasi tadi, saudari luna sempat kejang dan hilang denyut nadinya. Kami sudah berusaha sebaik mungkin.  Kita hanya bisa berdoa pada tuhan, agar luna bisa segera bangun agar kami bisa melakukan yang terbaik lagi" jelas dokter.

Anita tampak bingung dengan penjelasan dokter itu.

"Jadi, maksut dokter putriku luna. Dia koma?" Tanya anita

"Iya, sebaiknya ibu dan yang lainnya berdoa agar luna segera bangun dari tidurnya" jelas dokter lagi.

Bram mendengar itu shok, ia tak tega melihat kakaknya yang menangis hingga seperti itu.

"Tuhan, cobaan apalagi yang kau berikan kali ini" batin anita sambil menangis tersedu2.

1 minggu kemudian

Anita mengemas barang2nya.

"Kakak mau kemana?" Tanya bram melihat kakaknya yang mengemas barang2 nya.

"Aku akan membawa luna ke singapura?" Disana lebih terpecaya.

"Disini juga banyak dokter terbaik, kenapa kakak membawanya kesana" tanya bram menyadarkan kakaknya

"Aku tidak percaya dokter disini, sudah seminggu dan belun ada tanda2 luna bangun. Jika terus seperti ini, kakak bisa benar2 jadi gila!!" Ucap anita sambil meneteskan air matanya.

Mata yang mulai bengkak karena sering menangis, dan muka lelah tampak jelas di wajah anita.

Bram tak bisa berkata apapun. Luna putrinya, seorang ibu tak akan meninggalkan putrinya.

Walau luna bukan putri kandungnya.

Bram melepaskan cengkramannya pada kakaknya.

"Apa kak adi tau?" Tanya bram

"Iya. Aku akan pergi dengannya, dia sedang mengurus surat2 agar luna bisa segera pindah ke singapur" jelas anita sambil mengelap air matanya.

Bram memeluk kakaknya dengan erat

"Kita harus selalu yakin, luna akan segera sadar. Jadi jangan sampai kakak sakit. Kakak harus sehat agar bisa mendampingi luna"

Anita membalas pelukan bram

"Biarkan luna jadi urusan kakak, kau sudah punya keluarga jadi rawatlah mereka baik2"

"Mana bisa aku memikirkan diriku sendiri jika orang terdekatku seperti itu" batin bram dirinya sendiri.

Entah apa yang ia rasakan saat ini pada luna.

Apa hanya sebagai putri kakaknya atau sebagai seorang wanita.









I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang