19

43.2K 1.1K 19
                                    

Bram membuka matanya pelan.

Tak ada orang disekitarnya, yang ia lihat langit2 warna putih yang familiar di mata bram

Seorang wanita masuk dan berlari mendekati bram

"Pamam, kau sudah sadar?" Tanya luna khawatir dan memencet bel memanggil dokter.

"Dimana alexa?" Tanya bram tiba2 membuat luna kaku.

Bram hampir kehilangan nyawa, dan saat bangun hanya alexa yang ada di benaknya.

Apa tak ada harapan lagi bagi luna untuk bisa masuk di hati bram.

"Alexa, dia pulang. Bima menangis mencarinya" ucap luna

Bram mencoba menggerakkan badanya tapi perutnya terasa sakit.

"Apa yang paman lakukan!!, paman baru sadar? Kenapa banyak bergerak!!" Bentak luna tanpa sadar membuat bram kaget.

Baru kali ini keponakannya berani memarahinya.

"Apa kau barusan memarahiku?" Tanya bram

Luna menghela nafas,

"Bukan marah, aku hanya khawatir. Dan kenapa juga dokternya tak datang2" gerutu luna yang bisa di dengar bram.

Dokterpun datang, dan mulai memeriksa keadaan bram.

"Bagaimana dok?" Tanya luna khawatir.

"Pasien sedang masa pemulihan, jadi jangan sampai pasien terlalu banyak bergerak. Jika tak mau jahitanya terbuka lagi" ucap dokter itu pada luna.

Luna mengangguk mengerti.

Dokter pergi meninggalkan mereka berdua.

"Apa paman dengar itu? Paman harus banyak istirahat dan tidak boleh terlalu banyak bergerak" perintah luna pada bram.

Bram hanya diam mengangguk bagai anak SD yang dimarahi ibunya.

"Apa paman haus? Mau ku ambilkan minum?" Tanya luna menawarkan dirinya.

Bram menganggukkan kepalanya tanda mau minum.

"Apa dia sudah bertemu ayahnya?" Batin bram tak mau membahas ayah luna. Bram tak mau membuat luna khawatir.

Dan tanpa mereka sadari mereka berdua saling mengkhawatirkan satu sama yang lain.

***

Di apartemen alexa duduk sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan kali ini.

Keputusan apa yang harus ia ambil kali ini, haruskan seperti dulu ia lari dari bram atau kali ini memperjuangkan bram

"Mama? Papa kenapa tidak pulang" tanya bima dengan polosnya.

Alexa tersenyum pada bima.

"Papamu ada pekerjaan di luar kota sayang, mungkin minggu depan baru pulang" jawab alexa berbohong.

"Yah, padahal papa janji akan membawa bima ke kebun binatang" ucap bima dengan sedih.

Alexa juga ikut sedih melihat putranya sedih.

"Apa kau suka punya papa?" Tanya alexa.

"Hmmm.. bima suka punya papa. Mama juga banyak tertawa jika ada papa" ucap bima dengan polosnya.

Alexa mengusap rambut putranya dengan lembut.

"Baiklah, aku akan mendapatkan papamu lagi" batin alexa yakin dengan dirinya. Kali ini alexa tak akan meninggalkan bram.

***

Dirumah sakit, bram bangun karena banyak suara gaduh disana.

Ada kakak dan kakak iparnya dan ada juga luna disana. Sibuk memperebutkan sesuatu yang menbuat telinga bram merasa tak nyaman.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya bram melihat luna dan kakaknya bertengkar.

"Sudah bangun?" Tanya kakaknya pura2 cuek

Ani tak mau terlihat senang bertemu dengan bram. Ia tak mau harga dirinya turun karena mengkhawatirkan adiknya, bram.

"Kenapa? Kau khawatir?" Tanya bram

"Tidak, aku tak peduli. Adi yang khawatir denganmu? Ia tak mau pusing memikirkan pekerjaanmu yang di alihkan padanya" ucap anita asal.

"Lalu kenapa kau kemari?" Tanya bram tak mau kalah.

"Aku tak mau kemari, tapi suami dan putriku ada disini. Tentu saja mau tak mau aku harus berada disisi mereka"

Anita dan bram memang benar2 sedarah. Mereka berdua sama2 keras kepalanya hingga tak sadar menjadi tontonan suami dan putrinya.

"Mi, kalian berdua benar2 saudara? Kalian benar2 mirip" ucap luna sambil bertepuk tangan diikuti papinya.

Dan mereka berdua langsung di hadiahi tatapan tajam dari anita dan adiknya, bram.

Tanpa mereka sadari, mereka mulai bercanda gurau tanpa mempedulikan ada mata lain yang melihat mereka.

Mata yang di penuhi akan kecemburuan.

I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang