16

50.1K 1.2K 14
                                    

Luna bangun dari tidurnya. Luna melihat sekeliling tak ada orang sama sekali. Kamar alexa dan bima juga tak ada siapa2. Begitu pula barang2 mereka juga tak ada.

Cklek.

Pintu rumah terbuka masuklah ani dan suaminya.

"Sayang, apa kau rindu mami?" Ucap mami luna sambil memeluk putrinya

"Mami? Kenapa kemari?" Tanya luna polos.

"Kenapa? Apa kau lebih suka wanita itu dan tak suka dengan mami" tanya maminya cemburu

"Bukan begitu, kan mami tak suka seatap dengan alexa"

"Dia pergi. Pamanmu tadi malam menelpon papi dan dia bilang kalau dia akan pindah dengan alexa pagi2 sekali." Ucap papinya.

"Pindah? Kemana?" Tanya luna.

"Mami tak peduli mereka kemana, yang penting mami tidak seatap dengan wanita itu" ucap mami luna santai.

"Tapi aku peduli" batin luna.

***

Flashback

Luna mencium bram dengan sangat dalam. Dan lagi2 bram hampir ke hilangan kontrol terhadap luna. Bram mendorong luna menjauh.

"Apa yang kau lakukan huh!!"bentak bram pada luna.

"Bukankah paman bilang aku seperti wanita murahan. Jika itu paman, aku bersedia jadi wanita murahan" ucap luna yakin.

Bohong jika bram tidak merasakan sesuatu di hatinya. Memang benar bram sudah memiliki alexa dan juga seorang putra. Tapi entah kenapa bram merasakan perasaan yang sama seperti saat bersama alexa jika berdekatan dengan luna.

"Apa aku menyukai ke dua wanita ini" batin bram sambil menatap luna lekat2.

Bram mundur selangkah dari luna.

"Sudah malam. Kau istirahatlah saja" ucap bram sambil berjalan masuk ke kamarnya meninggalkan luna yang masih berdiri di posisi yang sama.

Bram megusap wajahnya kasar mencoba untuk sadar. Bram tidak boleh menyukai 2 orang di waktu yang sama. Dan ditambah salah satunya adalah keponakannya sendiri.

Flashback end

Dikamar Luna menelpon bram tapi bram tak mengangkatnya.

Luna mengambil jaket dan tasnya dan berjalan keluar melewati mami papinya yang sedang minum teh di teras.

"Luna, kau mau kemana?" Tanya mami.


"Aku pergi sebentar mi" balas luna dan mulai berjalan melajukan mobilnya.

Luna pergi ke perusahaan pamannya. Dan lagi2 pamannya tak ada disana.

Sekretarisnya bilang jika bram keluar negeri beberapa minggu.

Tentu saja luna tak percaya.

"Apa kau mulai menghindariku?" Batin luna.

Hingga tanpa terasa seminggu telah berlalu. Dan pamannya benar2 tak memberi kabar sama sekali. Berulang kali luna ke perusahaan tapi tetap tak ada tanda2 dari pamannya.

Luna berjalan ke arah kafe depan sekolah.

Tapi pandangan luna teralihkan oleh seorang pria tua yang luna kenal.

"Ka.. kau??" Ucap luna sambil mundur dengan refleknya.

"Hallo, sayang?" Ucap pria itu yang tak lain adalah ayah kandung dari luna yang baru keluar dari penjara.

"Kau tumbuh dengan baik ternyata" ucapnya dengan senyum menyeramkan.

"Kenapa kau kemari? Kau harusnya membusuk dipenjara" ucap luna memberanikan diri.

Saat itu suasana cukup sepi. Dan

Plakk.

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri luna.

"Rupanya hanya badanmu yang tumbuh dengan baik? Apa kau tak di ajari sopan santun kepada orang tua" ucap ayah luna sambil menjambak rambut luna.

Luna memegangi rambutnya meringis kesakitan.

"Apa maumu? Kenapa kau menggangguku lagi" tanya luna sambil melirih kesakitan.

"Berikan aku uang, bukankah kau kaya raya sekarang? Kau harusnya berterima kasih padaku. Jika aku tak melakukan itu kau mungkin akan tinggal dijalanan sekarang" ucapnya sambil menjambak rambut luna cukup keras.

"Tak akan, sampai mati aku tak akan memberikanmu sepeserpun" ucap luna berani.

Ayah luna kesal mendengar perkataan luna. Ia melepaskan jambakannya tapi menoyor kepala luna membuat luna terjatuh.

Baiklah. Kalau begitu kau akan melihat keluarga baru jadi mayat besok.

Dengan sigap luna memegang tangan ayahnya.

"Apa katamu, awas kalau kau berani malakukan sesuatu pada mereka. Aku tak akan memaafkanmu" tangis luna mulai pecah.

Berikan aku 100 jt. Besok.

"Apa?, 100 jt. Apa kau memerasku?"

"Tidak sayang, anggap saja ini DP dari mengadopsimu" ucap ayah luna sambil mencengkram dagu luna dengan kencang.

"Besok aku tunggu kau di cafe xxx pukul 7 malam, kau harus datang sayang." Ucapnya sambil tersenyum dan berjalan pergi meninggalkan luna .

Luna meneteskan air mata.

"100 jt. Dimana dia harus mendapatkannya dalam semalam?" Batin luna frustasi.

Uang jajannya tak ada sebanyak itu.

Luna merasa berbagai cobaan mulai mendatanginya dalam waktu bersamaan.

*******

I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang