18

46.5K 1.1K 10
                                    

Plakkk....

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus alexa memyisahkan bekas kemerah2'an

"Ini semua karena kau, kau hanya pembawa sial untuk keluarga ini. Jika kau benar2 mengharapkan kebahagiaan bram. Pergi dari hidupnya dan jangan sampai bram bisa menemukanmu!!" Ucap mami dengan dinginnya.

Luna merasa kalau alexa tidak salah. Ia berusaha menenangkan maminya.

Jujur luna takut jika maminya tau kalau ayahnya sudah bebas dan membuat adiknya celaka. Luna tak mau berpisah dengan mami papinya terutama pamannya.

Luna tak mau karena kejadian ini, mereka akan menjauhi dan membencinya.

"Tenang mi, dokter bilang kita tidak boleh membuat gaduh disini. Lebih baik kita menemani paman saja" ajak luna sambil menggandeng tangan maminya.

***

Alexa duduk di taman rumah sakit, ia mengusap wajahnya menahan tangis beserta sakit dihatinya.

Flashback

Alexa dan bram keluar dari mobil.

Mereka bergandengan mesranya. Sedangkan tangan yang lain memegangi kantong belanjannya.

"Kau yakin mau memasak?" Tanya bram pada alexa.

"Hmm.. iya!! Aku sudah lama ingin membuat ayam asam manis kesukaanmu" ucap alexa sambil tersenyum pada bram.

"Astaga, ponselku ada di mobilmu" ucap alexa tiba2.

"Benarkah, kau masuklah dulu. Aku akan mengambilkanya untukmu" ucap bram sambil menuju ke mobilnya yang terletak di parkiran apartemennya.

Bram akhirnya memutuskan untuk menjauhi luna dan memilih menetap di apartemennya yang cukup jauh dari kantor.

Bram melihat ada seseorang yang mengikutinya. Dan mendekatinya.

Belum sempat bram menengok. Bram melihat darah yang merembes di sela2 kaos warna biru mudanya.

Bram menengok kebelakang, ia melihat seorang pria bertopi yang berdiri tepat di belakangnyA.

"Kau,... sejak kapan...." ucapnya belum selesai, bram terjatuh sambil memegangi perutnya.

"Jika kau selamat, titip salam untuk putriku. Lain kali orang terkasihnya akan mati satu persatu" ucapnya sambil tertawa dengan sangat mengerikan.

Mulut bram terasa kaku. Perlahan bram menutup matanya hingga kehilangan kesadarannya.

Alexa menyusul bram yang tak kunjung datang, tapi arah pandangannya langsung tertuju pada bram yang pingsan dengan darah yang sangat banyak keluar dari perut belakangnya.

Flashback end

"Harusnya aku yang mengambilnya (hp) sendiri" ucap alexa sambil meneteskan air mata.

"Aku benar2 pembawa sial bagi keluarga bram, benar kata kak ani! Aku harus segera menjauhi bram" batin alexa frustasi.

Luna menunggu bram bangun, dengan setia luna menemani maminya yang tampak khawatir, karena bram belum sadar2 juga.

Ponsel luna bergetar.

"Sayang, apa kau masih menganggap ancamanku hanya omong kosong saja? Jika kau tak memberikan aku uang. Lain kali salah satu orang kesayanganmu akan menjadi mayat. Jadi mulai sekarang jangan abaikan perintah ayah ya ❤" bunyi pesan teks itu.

Membaca pesan itu membuat luna sangat kesal. Kenapa ayah kandungnya bisa sangat tega seperti itu. Tak heran ibunya pergi meninggalkanya dulu.

"Kau dimana?" Balas luna.

"Kau tidak perlu tau aku ada dimana, kau cukup ikuti saja semua perintahku"

"Mi, aku akan pulang sebentar mengambil baju dan beberapa keperluan untuk paman. Apa mami mau pesan sesuatu" tanya luna perlahan.

"Kau pulang sendiri? Mami akan telpon sam untuk mengantarmu. Mami tidak mau jika kau mengalami hal serupa seperti pamanmu"

"Tidak perlu mi, sam sudah mengirimkan beberapa pengawal untukku. Jadi mami tak perlu kuatir" ucap luna menenangkan maminya.

***

Luna pulang kerumah tapi dirumahnya sangat gelap. Perlahan luna meraba dinding mencari saklar lampu.

Pandangan luna beralih kearah seseoramg yang duduk di sofa ruang tamu dengan santainya.

Dia ayah luna

"Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya luna

"Kau tidak perlu tau sayang! Jadi dimana uangnya"

Luna berjalan kearah kamarnya dan mengambil amplop coklat yang ia simpan di brangkas miliknya.

"Aku tak punya uang lagi, ini pertama dan terakhir kalinya. Jadi jangan terlalu berharap padaku lagi" ucap luna dingin.

"Kita lihat saja nanti" ucap ayahnya sambil menyeringai dengan menakutkannya. Ia mulai berjalan pergi meninggalkan luna yang masih berdiri di tempat semula.

Ingin rasanya luna melaporkan ayahnya ke polisi. Tapi ayahnya tak akan jera jika hanya masuk penjara saja.

"Suatu saat, aku sendiri yang akan menghukummu" batin luna melihat kepergian ayahnya yang tampak sangat gembira setelah mendapatkan uang.






I LOVE YOU UNCLE- [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang