Pertemuan Pertama

26.5K 940 6
                                    

Matahari sudah menampakan hidungnya, berwajah cerah, ceria dan berseri. Seperti siap untuk menemani aktifitas dari awal terbit hingga pergi dan tenggelam diujung barat. Hawa dingin yang menusuk ke tulang membuat setiap makhluk malas untuk beraktifitas dan ingin kembali memeluk bantal serta menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Sama halnya dengan Zifatunnisa yang biasa dipanggil Zi, yang masih meringkuk di atas tempat tidurnya.

Tok.. Tok.. Tok...
"Zi.. Bangun sayang, katanya mau ke kampus" Ucap Mama sambil menarik selimut tebalku.
"Hmmm... Lima menit maa" Jawab Zi tanpa membuka mata.

*Setengah jam kemudian

"Zi udah jam setengah 9 katanya keretamu jam 10" ucap mama mengingatkan kembali anak gadisnya yang masih enggan untuk terbangun.
"Haaah... Aaaahhhh mamaaaaaa Zi kesiangan" teriak Zi sambil berlari menuju kamar mandi.
"Kebiasaan" batin mama sambil menggelengkan kepala.

Setelah mandi berdandan seperti biasanya. Hari ini Zi memakai tunik abu-abu dipadukan dengan celana jeans hitam dan jilbab pasmina hitam yang disampirkan dikedua pundaknya.
Dengan terburu-buru menyambar tas yang akan dia bawa menuju kampus.
Ya Zi kuliah di luar kota tepatnya di Kota Yogyakarta. Biasa dia berangkat menggunakan kereta api dan tinggal di kos supaya tidak terlalu lelah untuk bolak-balik.

"Abang antar Zi ke stasiun.. Udah kesiangan ini" pinta Zi sedikit memaksa.

"Abang mau jalan sama cewek abang Zi"

"Ayolah bang Fadi yang cakepnya tiada tara.. Adikmu ini nanti ketinggalan kereta"

"Udahlah Fadi antar adikmu dulu" pinta papa

"Hm.. Oke oke lah gak pernah menang gue kalo lawan ni bocah" jawab Fadi kesal. Zi mendengar jawaban abangnya pun hanya tertawa dengan penuh kemenangan.

Setelah sarapan selesai semua kembali ke aktifitasnya masing-masing.

"Ma, Pa Zi pamit ya" ucap Zi dengan nada sedihnya

"Hati-hati yang nak, gak usah cengeng anak Mama" kata Mama sambil memeluk erat putrinya.

"Udah sana berangkat nanti telat lagi" Ucap papa

Zi pun pergi ke stasiun bersama Fadi abangnya. Karena waktu sudah terbilang mepet jadi mau tidak mau Fadi menggunakan motornya untuk mengejar waktu. Dengan jalanan yang sedikit padat Fadi dengan percaya diri menggoyangkan ninjanya ke kanan dan ke kiri untuk melewati tru dan bis yang mrnghalangi jalannya.
Tanpa ada suara apapun yang keluar dari mulut Zi, biasanya jika Fadi memboncengnya dengan kecepatan sedang saja Zi udah ceramah kesana kemari, namun karena keadaan Zi hanya diam tanpa suara.

"Akhirnya sampai dengan selamat" Ucap Zi tanpa menghiraukan abangnya yang sedang kesal.

"Udah sana ketinggalan kereta baru tau rasa lu"

"Iya makasih abangku ganteng" Ucap Zi sambil berlari meninggalkan Fadi.

Tanpa pikir panjang Fadi pun segera meninggalkan stasiun dan pergi menemui tunangannya.

Sampai di kereta Zi duduk dan mengatur nafasnya yang seakan balapan minta dikeluarkan.

"Fyuuuuuhhhh.. Hampir ketinggalan lagi gue" Kata Zi sambil mengingat sudah berapa kali saja dia ketinggalan kereta karena kecerobohannya sendiri.

Untuk menghilangkan rasa bosan Zi pun memasangkan headset ditelinganya, menyetel musik kesukaannya dan memejamkan matanya.

Drrrrrtt... Drrrrtttt... Drrrrtttt..
Belum sempat matanya terpejam getaran hp yang ada di tasnya mulai membuat ulah. Setelah melihat siapa yang telah mengganggu tidurnya Zi pun berdecak kesal. Dia lalu menekan tombol hijau bertanda dia mengangkat telpon tersebut.

"Halo" Sapa Zi kepada orang yang jauh disana

"......"

"Iya gue udah dikereta ini. Bawel deh lo"

"......"

"Iya setelah sampek gue bakal ke kos. Lo tunggu aja di kosan"

"....."

"Iya iya.. Yaudah ya gue mau tidur lagi bye"

Zi langsung mematikan telponnya kembali sebelum mendapatkan ocehan dari orang yang diseberang. Siapa lagi yang berani memarahi Zi kecuali keluarganya, ya dia adalah sahabat Zi dikampus uang bernama Kiara.
Kaira wanita baik namun juga tomboynya luar biasa. Dia memanggil Kaira dengan nama "Ara" ya menurut Zi agar terdengar seperti wanita sungguhan. Ara, dia satu-satunya teman yang bisa mengerti Zi yang sedikit egois dan ceroboh. Walaupun tomboy Ara juga sering mengingatkan Zi dalam berbagai kebaikan, mulai yang sederhana hingga yang cukup penting, ya itulah gunanya sahabat.

Lanjut ke cerita Zi ya gais hehe..

Kereta pun berhenti di stasiun pertama, banyak orang-orang berbalap masuk untuk mendapatkan tempat duduk dan yang keluar juga tak mau kalah untuk berebut. Ya karena kereta ini memang murah dan untuk bisa duduk harus berebut satu sama lain.
Aksi saling cepat satu sama lain pun membuat suara gaduh yang luar biasa, dengan terpaksa Zi membuka matanya.

Mata Zi menatap seorang pria yang umurnya sekitar 4-5 tahun diatasnya sambil membawa tas ransel serta anak laki-laki tampan yang kira-kira usianya 3 tahun yang berada digendongannya dan seorang wanita yang umurnya tak jauh beda dan berada tepat dibelakangnya hanya membawa tas slempang pink senada dengan baju yang ia pakai.

"Ck.. Kenapa sih istrinya gak bantuin lakinya bawain barang atau gendongin anaknya" gumam Zi sebal

Matanya tak berhenti menatap lelaki tersebut, hingga lelaki tersebut duduk dihadapannya.
Tak mau ikut campur urusan mereka serta memikirkan sesuatu yang membuat pusing untuk dirinya sendiri Zi kembali menutup matanya, dan ikut bersenandung menikmati alunan musik yang dia dengarkan, tanpa menghiraukan orang- orang yang berada disampingnya. Tak menunggu lama Zi pun terlelap dari tidurnya.

***************************************

Hai readers 😁😁
Ini karyaku yang pertama

Jadi terimakasih sudah membaca hingga selesai
.
Banyak kekurangan yang aku perbuat maka boleh kok negur aku lewat komentar kalian 😅

Bantu vote yukkk

Terimakasih😊

Cinta Kasih Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang