Ribet

2.5K 141 5
                                    

"Hoam...." Anak laki-laki itu menggeliatkan tubuhnya karena masih mengantuk. Lengan besar menahan tubuhnya sehingga kesulitan untuk bergerak dengan bebas.

"Bun...daaaaa"ucap anak itu

Sunyi

Keadaan kamar yang ternyata hanya ada dua orang laki-laki dengan umur yang berbeda. Sedangkan sang bunda entah berada dimana sekarang ini.

*Dapur

"Iya ma nanti sebelum jam 9 Zi sama mas Adi bakal udah ditempat itu kok"

"......."

"Iya ma, kalo mereka masih tidur. Ini aja aku lagi masak sama bibi"

"........."

"Yaudah ma, nanti kita ketemu disana. Assalamualaikum"

Yang menelpon Zi sepagi ini adalah mama mertuanya yang meminta Zi untuk tidak telat ke acara yang sangat penting itu bagi mereka.

Drrrtttt....drrrrttt....

📥 "Lo mau bareng gue atau gimana, ini gue udah mau cus bentar lagi"

📤 "Ah elaah baru jam 06.30. Kakak lo aja belum bangun dia"

📥 "Udah siram aja, udah siang juga"

📤 "Huss.. Suami gue itu"

📥 "Serah lo.. Yang penting lo gak boleh telat. Awas aja"

📤 "Iye-iye"

"Bi ini aku masaknya udah selesai, nanti minta tolong di siapin di meja makan ya bi. Zi mau bangunin mas Adi sama anak anak"

"Iya mbak"

Zi memang terlihat dekat dengan asisten rumah tangganya itu. Dia tidak membeda-bedakan dengan mereka, dia menganggap sebagai keluarganya sendiri. Apa yang Zi makan ART dan supirnya juga makan itu. Zi jurang tak jarang memasakan untuk pekerja dirumahnya dan mereka juga sudah terbiasa dengan hal ini. Jadi dia tidak terlalu menonjolkan mana majikan mana pembantu. Zi juga masih banyak mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Kalau dia lagi sibuk lah baru si bibi yang membantunya.

Zi melangkahkan kakinya menuju kamar dan melihat penghuni kamar itu apakah sudah bangun atau belum. Zi tersenyum melihat kedua lelaki tampan yang berbeda usia itu masih tidur dengan berpelukan satu sama lain. Dengan posisi Al yang wajahnya mendusel pada dada Adi yang tertutup kaus tipis dan tangan mungilnya memeluk tubuh sang ayah erat. Tak kalah dengan putranya, Adi pun memeluk putranya sangat erat seakan tidak rela Al meninggalkannya.

Zi berjalan mendekati putri cantiknya yang ternyata sudah bangun dan berceloteh sendiri.

"Uluh anak bunda udah bangun ya iya ya. Abang sama ayah payah ya sayang masa kalah sama adek iya" Zi mengajak putrinya mengobrol santai, walaupun anak usia 3 bulan itu belum tau apa yang bundanya bicarakan dia hanya tertawa gemas.

"Mandi dulu yuk nak, abis itu nen"

Zi memandikan putri cantiknya dengan telaten. Tangannya lincah kesana kemari sambil sesekali mengajak putrinya itu bercanda ria.

"Bundaaaaa" panggil anak laki-laki yang sepertinya baru bangun dari alam mimpinya.

"Bunda di kamar mandi sayang" teriak Zi

Bocah itu menghampiri Zi, mencium pipi sebelah kiri Zi dan memeluknya dari belakang.

"Abang mandi gih, katanya kangen sama aunty Shifa"

Ya Shifa sekarang bekerja di Singapura dan menetap disana untuk menjalankan perusahaan yang ia rintis dari awal. Walaupun sudah di kekang oleh papa serta kakaknya ia tetep aja kekeh dan berangkat melanjutkan pekerjaannya selama ini. Sehingga ia sekarang jauh dari keluarganya, tak jarang bocah kecil ini sangat merindukan sosok Shifa yang sebagai tantenya itu.

Cinta Kasih Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang