Episode 4

13.1K 716 2
                                        

Sesampainya di rumah, Adi langsung menggendong putranya ke dalam kamar. Baru dia melangkahkan kakinya di ruang tamu mamanya sudah menghadang dengan berbagai pertanyaan. Adi menempelkan telunjuknya pada bibirnya untuk memberi isyarat agar mamanya tidak berisik.

Adi meletakan putranya perlahan agar tidak terbangun, menarik selimut hingga ke dada anaknya dan mencium kening putranya lalu bergegas pergi untuk menemui sang mama.

"Di, gimana sih jam segini kenapa baru pulang. Trus tadi mama telpon pak Supri katanya kamu turun di stasiun Yogyakarta gak di Lempuyangan trus kalian mampir ke mall bareng cewek segala kalian ngapain sih. Trus siapa cewek itu kenapa bisa sama kamu dan Aldi" Mama Rita menghujani Adi dengan beribu pertanyaan.

"Mama ini kenapa sih, anaknya belum duduk juga udah disiram pertanyaan segitu banyak" jawab Adi

"Jawab mama Di"

Adi pun menceritakan semua yang terjadi hari ini, mulai dari dia naik kereta hingga berpisah dengan Zi. Mama Rita hanya mengangguk-anggukan kepala dan sesekali mengerutkan dahi ikut heran juga kenapa cucunya bisa sebegitu dekatnya dengan wanita itu.

"Kamu biarin Al digendongan wanita yang gak kita kenal hah?" ucap Mama dengan sedikit bentakan

"Mau gimana lagi ma, Al selalu nangis kalo lepas dari dia. Bahkan pas wanita itu ke toilet Aldi langsung nangis kejer gak mau ditinggal dia. Itu tadi bisa Adi bawa pulang karena dia tidur kalo gak, gak tau deh mau gimana" terang Adi

"Tapi kok bisa ya, anakmu bisa nempel sama orang baru" tanya mama penasaran

"Lah iya ma, aneh banget kan. Tau ah ma, Adi mau ke kamar bersih-bersih terus tidur" Adi langsung meninggalkan sang mama dan naik menuju kamarnya.

Setelah mandi dan membersihkan badannya, Adi duduk di balkon kamarnya. Duduk termenung entah apa saja yang telah dia pikirkan.

"Tuh cewek lembut banget, Al yang baru ketemu aja udah nemplok gak mau lepas" gumam Adi sambil menggelengkan kepalanya.

Ya dia heran, karena anaknya termasuk anak yang susah terhadap orang baru. Mangkanya apabila menangis tidak ada yang bisa menenangkannya kecuali Adi sendiri, neneknya Al, atau orang rumah lainnya yang sudah dia kenal. Tapi lain dengan Zi dia langsung bisa diterima Al dengan mudah seakan ada kekuatan batin antara keduanya.

"Memang cewek istimewa" ucap Adi sambil tersenyum mengingat apa yang telah terjadi seharian ini.

*

Lain halnya dengan Adi, Zi pun duduk di balkon kamarnya. Duduk termenung memikirkan si anak tadi, ya dia sedang memikirkan Al anak tampan dan juga menggemaskan yang membuatnya langsung jatuh cinta kepadanya.

"Ish buat apa sih inget Al lagi, pasti dia lagi sama mamanya sekarang. Udah ah, mending aku tidur" ucap Zi.

Drrrttt... Drrrrtt... Drrrttt...

"Halo Ra"

"Zi besok jan lupa ketemu dikampus jam 9" ucap Ara mengingatkan

"Iya gue gak lupa" jawab Zi

"Awas aja lo besok kesiangan lagi"

"Iya gue ini langsung tidur bawel"

Setelah mematikan telponnya Zi memejamkan matanya kembali. Belum sempat bermimpi hpnya berdering kembali.

"Apa sih bawel iya gue langsung tidur" bentak Zi pada si penelpon

"Eh kunyuk ditelpon baik-baik malah ngebentak orang tua, durhaka lu" jawab si penelpon

"Aneh kenapa suara Ara jadi cowok ya, kok kaya kenal gue suaranya" batin Zi

"Woy kunyuk... Lo masih denger gue gak sih" Si penelpon udah mulai emosi

Cinta Kasih Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang