Pukul 19.00 WITA waktu Bali mereka berdua mendarat dengan mulus di Bandara Ngurah Rai. Bandara yang selalu dipenuhi oleh para turis luar negeri dari mancanegara.
Mereka menuju ke arah pintu keluar, didepan pintu terlihat kumpulan supir yang menunggu tuannya. Terlihat seorang supir yang usianya sekitar 28 tahun tersenyum manis ke arah orang-orang yang kekuar dari bandara sambil membawa tulisan dikertasnya dengan tulisan Pak Adi Wijaya dan Bu Zifatunnisa Akbar.
"Mas jangan bilang....." tanya Zi heran karena tiba-tiba ada seseorang yang menjemput mereka
"Iya yang.. Ini semua udah dipersiapkan sahabatmu itu.. Bener-bener paket komplit dia kasih ke kita"
"Alhamdulillah deh"
Mereka berdua terus berjalan menuju supir tersebut dan berhenti tepat didepannya.
"Maaf apakah benar anda pak Adi Wijaya dan ibu Zifa?" tanya si supir
"Ya benar" ucap Adi
"Saya Toni, saya diminta
"Mari saya antar ke pak bu"
Perjalanan mereka dilanjutkan menuju hotel yang telah dipesankan oleh Shifa.
Ya Shifa memiliki sebuah perusahaan yang diberikan langsung oleh ayahnya. Perusahaan ini awalnya hanyalah perusahaan kecil, namun atas kegigihan Shifa serta kerja kerasnya itu dibantu oleh sang kakak maka perusahaan tersebut menjadi perusahaan besar yang kini bisa menyaingi perusahaan-perusahaan di Bali.
Karena dia merupakan termasuk orang yang diperhitungkan maka dia dengan mudah mempersiapkan acara bulan madu untuk kakak dan sahabtnya itu.
Perjalanan Adi dan Zi terbilang cukup melelahkan, akhirnya Zi pun tertidur dalam mobil itu dengan posisi menyandar ke tubuh Adi. Dengkuran halus mulai terdengar di telinga Adi, lelaki itu hanya memandang istrinya dengan penuh cinta.
"Perjalanannya melelahkan ya pak, sampai bu Zifa kecapekan begitu"
"Hehe iya nih.."
"Bapak boleh istirahat juga pak.. Nanti kalau sudah sampai saya bangunkan"
"Ah tidak-tidak.. Hanya istriku saja yang terlalu kelelahan, saya tidak terlalu jadi santai saja"
"Oh ya sudah baik pak"
Dalam perjalanan jauh ini keduanya tidak ada yang membuka suara. Toni masih fokus dengan setirannya dan Adi yang memang jarang berbicara banyak hanya diam dengan matanya yang selalu memandang ke depan.
"Hoaaaaaammm.. Apakah masih jauh mas" ujar Zi
"Sebentar lagi sayang.. Ada apa?"
"Hmm. Tidak mas" jawab Zi sambil membenarkan duduknya
"Hm.. Pak Toni apakah anda asli orang sini?"
"Iya bu, maaf panggil saya Toni saja"
"Ah tidak enak.. Yasudah saya panggil kakak aja atau abang?" tawar Zi yang membuat Adi menaikan satu alisnya heran
"Panggil Toni saja bu, saya tidak enak"
"Tidak tidak.. Karena umur kakak hm... Abang lebih cocok ah ya itulah.. Intinya karena umur anda lebih tua dari saya jadi tidak enak kalau saya panggil nama" Adi mulai geram dengan perkataan Zi dan mulai menyikut pelan lengan Zi
"Apa?" tanya Zi heran
Adi hanya melototkan kedua matanya pada Zi, dan yang dipelototi hanya tersenyum tanpa dosa. Sedangkan Toni hanya melirik tuannya melalui spion depan sambil tersenyum kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kasih Ibu Tiri
Lãng mạnZifatunnisa Putri Akbar adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu universitas di kota Yogyakarta. Dia ramah oleh siapapun baik yang dia kenal ataupun tidak, juga lembut terhadap orang-orang yang baik terhadapnya. . Suatu hari dia bertemu...