Menahan cemburu padahal bukan siapa-siapa, itulah aku.
•Bunga Lestarisa Anderan• • •
"Seraga!" Teriak seorang perempuan dengan rambut berwarna coklat sebahu yang selalu dikuncir satu olehnya. Tubuhnya tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Tingginya tidak terlalu pendek. Matanya berwarna hitam legam.
Sedangkan yang dipanggil hanya diam, tidak menyahut. Terlalu sering mendengarkan teriakan perempuan itu.
"Bunga bawain air minum ini." Perempuan yang bernama 'kan Bunga Lestarisa Anderan. Berlari dari depan kelasnya menuju lapangan.
Saat sampai di lapangan. Bunga menyerahkan air minum itu ke hadapan lelaki itu. "Ini sayang minumnya." Seorang perempuan dengan cepat menyodorkan air minum kepada lelaki itu.
Dengan sigap ia mengambil alih air minum dari tangannya Seorang perempuan "Makasih Sha." Lelaki itu tersenyum manis kepada Shakira.
Hati Bunga terasa nyeri. "Seraga. Pulang sekolah antarin Bunga pulang ya." Bunga tersenyum manis tanpa rasa sungkan ia meminta diantarkan pulang.
"Emang lo siapa?" Tanya lelaki dengan rambut yang terbilang cukup panjang bagi sebagian lelaki. Rahang yang kokoh. Penampilannya jauh dari kata baik. Ia bernama Seraga Haikal Qausary.
Perempuan itu memandang Bunga sengit. "Perusak hubungan orang Ga!" Jawab perempuan yang memiliki rambut panjang berwarna hitam yang dibiarkan terurai. Penampilannya terbilang sangat minim bagi anak sekolahan. Ia bernama Shakira Shirenita Haqial. Setelah itu Seraga dan Shakira tertawa.
Bunga merasa dilecehkan saat ini. Namun, ia masih tetap pada posisinya. "Seraga makan ke kantin bareng yuk."
"Ogah!" Sarkas Seraga.
Seraga menggandeng tangannya Shakira. "Yuk, ke kantin sayang," ajak Seraga kepada Shakira.
"Lo!" Seraga menunjuk Bunga.
"Lo udah tau gue udah punya pacar. Lalu, dengan mudahnya lo ngajak gue. Lo mikir! Lo terlalu murahan sebagai cewek!" Sambung Seraga. Lalu, berlalu dari Bunga.
Shakira menoleh ke arah Bunga, dan menjulurkan lidahnya.
• • •
Bunga memasuki kelas dengan tampang cemberut. Lalu, berjalan ke arah bangkunya.
"Seraga lagi ya?" Tanya perempuan yang memiliki tubuh yang langsing dan tinggi. Rambut lurusnya yang dibiarkan terurai. Ia bernama Zaynaqila Anindita Mahendra.
"Seratus La." Bunga mengacungkan jempolnya.
Bunga berjalan ke luar kelas. "Woi mau kemana lo?" Teriak Zaynaqila.
"Biasa lah." Bunga menjawab tanpa memberhentikan langkahnya.
"Sampai kapan lo harus bego kayak gini," timpal Zaynaqila.
"Sampai hati berkata. 'udah, jangan mencintai dia yang nyatanya tidak mencintaimu. Aku benar-benar lelah'."
• • •
Bel sekolah telah berbunyi. Yang artinya tidak ada lagi siswa-siswi yang keluyuran.
"Baiklah anak-anak kali ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Bandung. Baiklah perkenalkan diri kamu nak," ucap lelaki paruh baya. Ia bernama Darto--wali kelas X MIPA 3.
"Perkenalkan nama aku Askara Nabina Iskandar. Aku pindah karena ikut orang tua yang ada tugas di Jakarta. Aku harap kalian bisa menerima aku di sini. Terimah kasih," ucap Askara. Gadis yang memiliki tubuh pendek. Rambut bergelombang berwarna coklat. Ia sangat imut.
"Baiklah ada yang ingin kalian tanyakan kepada Askara?" Tanya Darto.
"Saya pak," ucap seorang lelaki. Siswa yang duduk paling pojok dengan gaya tengilnya. Ia bernama Satya Abraham. Lelaki yang selalu merayu perempuan di sekitarnya, dan merangkap sebagai seorang pelawak di kelasnya.
"Baik apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Darto.
"Teteh udah punya pacar belum?" Tanya Satya. Siswa yang suka membuat keributan di kelasnya sendiri.
"Jangan mau Ra dia playboy. semua orang dibaperinnya, hati-hati aja lo. Jangan kerayu godaan setannya," celetuk Bunga.
Dihadiahi kekehan dari kelas X MIPA 3. "Haha mampus lo!" Celetuk Maya. Perempuan yang memiliki rambut berwarna coklat sebahu. Tubuhnya tinggi dan berisi sedikit. Yang merangkup sebagai sekretaris kelas.
"Ketika seorang Bunga berbicara."
"Nyelekit banget nggak tuh."
"Gue jadi lo Sat, mending mati aja dah malu-maluin."
"Udah anak-anak jangan berisik!"
"Baik pak."
"Sekarang kamu duduk bersama Bunga, Bunga angkat tangan kamu," perintah Darto.
Bunga mengacungkan tangannya keatas. "Baik pak terimah kasih," ucap Askara lalu berjalan ke bangku yang diduduki oleh Bunga. ralat ke bangku yang di samping Bunga.
Sesampainya di bangku Bunga hanya melirik ke Askara yang sedari tadi hanya diam.
Sungguh Bunga benci dengan kediaman, kenyusian, rasanya seperti hidup di hutan belantara.
"Hai kenalin nama gue Bunga Lestarisa Anderan," ucapnya menjulurkan tangannya.
"Iya hai juga nama aku As.."
"Iya gue udah tau nama lo," potong Bunga.
"Oh iy..yaa," gugup Askara.
"Nggak usah gugup, santai aja gue nggak makan orang kok," ucap Bunga.
"Iya Bunga," ucap Askara dengan senyuman.
"Oh iya satu lagi. Jangan kaku banget pakai 'aku-kamu' gue jadi ngeri!"
"Hahaha iya Bunga, siap."
Sepertinya Bunga mendapatkan teman yang segera dianggapnya sahabat selain Zaynaqila sahabatnya dari kecil, dan Maya sahabatnya semasa SMA.
• • •
Mencintaimu bagaikan candu. Saat ingin berpaling namun, rasa candu itu menggerogoti hatiku untuk tetap selalu setia menunggumu. Entah sampai kapan aku harus menunggu tanpa adanya kepastian.
Bukannya digantung. Namun, aku yang terlalu berharap kepadamu. Sehingga penantian ini masih tetap berlangsung.
Penantian yang tak kunjung mendapatkan kepastian.
Darimu aku belajar arti sebuah kesabaran. Kesabaran yang tak kunjung menemukan balasan.
Mencintai orang yang tidak bisa dimiliki. Ibarat kamu mengupas kulit durian tanpa pelindung. Kulit duriannya menancap di tangan. Mengeluarkan banyak sekali darah. Sakit. Sangat sakit. Sudah tau rasa sakitnya namun, tetap melakukannya. Demi menikmati buah yang sangat lezat. Seperti itulah aku yang tidak bisa memilikinya. Rasanya senang namun, sakit. Yang kulakukan tidak membuahkan hasil.
- Nirguna -
Follow+vote+coment
Sabtu, 12 September 2020
837 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirguna [End]
Teen Fiction[follow sebelum membaca] Judul awal : Bunga Part lengkap Bunga Lestarisa Anderan Perempuan remaja yang selalu gagal dalam percintaan. Pada awalnya ia menyukai seseorang dengan begitu tulus namun, kecewa yang didapat. Seakan tidak jera ia kembali men...