Extra Part 2

838 57 24
                                    

Takdir membawanya ke sebuah penyesalan.

Ku dengannya kau dengan dia by:Afgan🎼

Kini Bunga sedang berada di dalam rumahnya. Berniat untuk makan malam bersama keluarga kecilnya.

Hubungan rumah tangga mereka sudah berjalan 10 tahun. Saat ia berumur 19 tahun ia dilamar dan beberapa Minggu kemudian ia langsung menikah dengan seseorang yang selalu menjaganya dari kecil. Orang itu adalah Arga.

Siapa yang sangka, bahwa mereka yang dulu notabenenya adalah sepasang kakak dan adik. Kini menjadi sepasang suami dan istri.

Arga yang mempunyai keinginan untuk menikahi Bunga, dengan alasan supaya tidak ada yang bisa menyakiti Bunga. Pada awalnya mereka berdua menjalin hubungan pernikahan tanpa dasar cinta. Namun, seiring berjalannya waktu mereka berdua sudah saling mencintai.

Takdir tidak ada yang tahu. Tidak bisa ditebak, tidak bisa diterka. Kita yang sebagai makhluk ciptaannya hanya bisa menerima segala takdir itu. Jodoh sudah diatur sama yang maha kuasa. Tinggal kita lah yang menjalaninya dengan ikhlas.

"Bunda ... Nai udah siap," teriak anak balita berusia 3 tahun yang turun dari tangga bersama dengan ayahnya.

Ia adalah Annaila Melody Syaufiq. Anak bungsunya Bunga dan Arga yang kini berusia 3 tahun. Annaila anak yang ramah dan mudah bergaul, seperti Bunga. Ia juga bijak dalam berkata-kata, seperti Arga.

"Yaudah yuk." Bunga mengambil alih Annaila dari gendongan Arga.

"Bang Arka di mana Nai?" Tanya Bunga kepada Annaila yang berada di gendongannya.

Annaila menggeleng gemas. Ia mencuil pipi kanannya. "Hm ... Ndak tau bun."

"Itu bun," ujar Arga menunjuk anak sulungnya yang baru saja menuruni tangga.

Bunga menoleh lantas terkejut dengan tampilan sang anak. Sudah ada topi yang bertengger di kepalanya, dan juga kacamata hitam bertengger di matanya.

Lantas Bunga tersenyum. "Siapa yang ngajarin gaya kayak gini, hm?" Tanya Bunga dengan senyuman jail.

"Ayah," jawabnya singkat.

Ia adalah anak sulungnya Bunga dan Arga. Yang bernama Arkana Barid Syaufiq. Sifatnya yang acuh kepada orang lain. Tidak banyak omong, dan hobi dengan seni musik. Sifatnya diambil dari Arga. Dan hobinya diambil dari Bunga. Arkana berusia 5 tahun. Lebih tua 2 tahun dari sang adik.

Arga tersenyum. "Biar ganteng bun, kayak ayahnya nih," ujar Arga menunjuk dirinya.

"Iya-iya," balas Bunga.

"Nai juga cantik 'kan yah?" Tanya Annaila kepada Arga.

Arga mengangguk. "Kayak bunda kamu." Arga tersenyum mencolek dagunya Bunga.

Lantas Bunga tersenyum. "Udah, ih. Ayo keburu larut malam."

Mereka pun pergi dari pelataran rumah yang cukup besar. Ada dua lantai. Yang sudah lama dibeli Arga untuk tempat tinggal keluarga kecilnya ini.

• • •

Kini mereka telah selesai makan di sebuah restoran. Mereka ingin menikmati angin malam. Mereka yang masih berada di taman dekat dengan restoran.

Mereka tengah duduk. "Bun ... Kenapa kalau malam langitnya jadi walna hitam?" Tanya Annaila yang tidak bisa mengucapkan huruf 'r' yang tengah duduk di pangkuan Arga.

"Karena langitnya kalau malam tidur, jadinya warna hitam," jawab Arkana asal. Yang berada di pangkuannya Bunga.

Annaila mengangguk paham. "Jadi, kalau pagi, langitnya udah bangun telus jadi walna bilu?" Tanya Annaila. Diangguki oleh Arkana.

Nirguna [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang