Ternyata sesulit ini mengikhlaskan kepergian orang yang sangat berharga di hidup kita untuk selamanya.
•Bunga Lestarisa Anderan
- - -
Puisi on : Untuk BundaBunda maafkan anakmu ini
Yang belum bisa membahagiakanmuHari ini dan selamanya adalah
Hari yang sangat hampa untukku
Tak ada lagi ku lihat senyum mu
Tak ada lagi ku dengar suara mu yang mendamaikan suasana hatiku
Tak ada lagi sentuhan hangat muAndai waktu bisa di ulang kembali
Aku hanya ingin menghabiskan hari-hari ku bersamamu, yang tak akan kutemukan kepada siapapun ituBunda, sedihku terobati jika engkau berada di sini bersamaku
Kini hanya doa yang bisaku panjatkan
Semoga engkau bahagia di sanaTak ada yang lebih pedih dari pada kehilangan dirimu
•Bunga Lestarisa Anderan
- - -Kini suasana rumah keluarga Anderan sangat ramai dikunjungi oleh sanak saudara Hermansyah, sanak saudara Elis, rekan kantor Hermansyah, juga ada sahabatnya Bunga dan Arga.
Elis tidak mempunyai teman atau rekan apa pun, karena Elis adalah seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurus suami dan kedua anaknya.
Jam menunjukkan pukul 14.00. yang artinya 43 menit lagi Elis akan di sholat kan.
Suasana di rumah Anderan sangat sedang berduka, Elis telah dibawa pulang ke rumah, sedangkan Hermansyah masih masih di rumah sakit. Sebenarnya Hermansyah ingin melihat pertemuan terakhirnya dengan sang istri, namun keadaannya masih belum seutuhnya sembuh.
"Udah siap pelukannya nak?" Tanya ibuk yang mengkafani jenazah Elis.
Sebelumnya jenazah Elis sudah di mandikan, maka tinggal mengkafani, lalu mensholatkan, dan terakhir di kuburkan.
"Se ... Ben ... Tar buk," lirih Bunga yang di angguki oleh ibuk itu.
"Adek pasti kangen banget sama bunda, bunda yang tenang ya di sana, adek selalu doain bunda, adek janji nggak akan nangis lagi," ucap Bunga dengan senyum hambar.
Tiga ciuman dari Bunga mendarat di pipinya Elis. "Udah buk," ucap Bunga. Ibuk itu mengangguk.
"Kamu nggak mau pelukan nak?" Tanya ibuk itu ke Arga.
Arga pun segera memeluk Elis. Hanya satu menit, tidak lama seperti Bunga yang memakan waktu 15 menit tanpa mengeluarkan air mata.
Selesai sudah ibuk itu mengkafani jenazah Elis, maka semuanya sudah rapi, wangi dan tentunya sudah sesuai dengan fardhu kifayah.
"Yaudah buk kita langsung ke mushola dekat komplek," ujar bik Ani yang di angguki oleh ibuk itu.
Jenazah Elis pun digotong keluarga menggunakan keranda menuju mushola dekat komplek.
Sesampainya di mushola tepat sudah adzan ashar berkumandang. Langsung saja mereka terlebih dahulu sholat fardhu baru setelahnya sholat jenazah.
"Kalian ikut sholat?" Tanya Bunga.
"Iya Na, untung aja lagi nggak berhalangan," jawab Zaynaqila yang di angguki oleh Askara dan Maya.
"Yaudah ayo wudhu dulu, itu di dalam mushola juga udah disediakan mukena," ucap Bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirguna [End]
Teen Fiction[follow sebelum membaca] Judul awal : Bunga Part lengkap Bunga Lestarisa Anderan Perempuan remaja yang selalu gagal dalam percintaan. Pada awalnya ia menyukai seseorang dengan begitu tulus namun, kecewa yang didapat. Seakan tidak jera ia kembali men...