Dia seperti Bunglon, dia berubah untuk menjauh. Dan dia seperti Superhero, dia selalu ada saat dibutuhkan.
•Bunga Lestarisa AnderanPagi-pagi sekali Bunga sudah bangun dari tidurnya. Dengan tujuan ingin berjalan-jalan menggunakan sepeda.
Hari ini bukan hari weekend. Dikarenakan libur akhir semester. Lebih baik ia berolahraga. Daripada di rumah, sangat membosankan. Sekolah mereka libur selama 10 hari kedepan.
Bunga mengetuk pintu kamar Arga. "Bang, mau ikut sepedaan?" Tanya Bunga dari balik pintu.
"Enggak. Ngantuk!" Ucap Arga dengan suara serak.
• • •
Bunga terus mengayuh pedal sepeda. Ditemani dengan headset yang menyumbat di kedua telinganya. Diiringi lantunan kecil pada lagu yang diputarnya.
Saat sedang asik melantunkan lagu, Bunga terdorong akibat tolakan dari seseorang pada saat ia ingin menyeberang jalan.
"Kalau nyebrang pakai sepeda tuh. Turun. Sepedanya dituntun. Nggak usah sok jago. Segala pakai headset lagi. Orang klakson lo nggak dengar. Mau mati? Untung gue tolong lo," cerocos Seraga. Orang yang menolak Bunga.
Bunga bangkit. Lalu, menepuk-nepuk bokongnya yang kotor sebab terjatuh ke tanah. "Aw," ringis Bunga memegang lutut dan sikunya.
Bunga melirik ke arah Seraga dengan tatapan memelas. "Obati dong Ga."
"Ogah!"
Bunga mengerucutkan bibirnya. "Katanya 'untung gue tolong lo' masaan nolong setengah-setengah."
Seraga berjalan ke arah motornya dan menaikinya. "Bukannya bilang makasih." Setelah mengatakan itu. Seraga pun pergi menjauh dari Bunga yang sedang kesakitan.
"Makasih Bunglon!" Teriak Bunga.
"Lo kayak Bunglon Ga. Kadang lo jahat sama gue. Kadang juga lo baik. Saat lo jahat, gue benci sama lo. Saat lo baik, gue suka sama lo. Di satu sisi lo nyebelin. Di sisi lainnya lo ngangenin," gumam Bunga.
Lalu, Bunga menuntun sepedanya berjalan ke arah taman. Tidak jauh dari tempatnya. Dengan tergopoh-gopoh menahan sakit di kedua lutut dan sikunya yang tergores.
Saat sampai di taman. Ia, langsung duduk di kursi yang ada di taman. "Duh, gue haus banget. Nggak bawa minum pula," gumam Bunga.
Bunga mengitari taman dengan pandangannya. "Dek," panggil Bunga kepada seorang anak kecil.
"Iya. Kakak mau beli air minum ya?" Tanya adik itu.
"Air botolnya 1 ya dek." Bunga menganggukkan kepalanya.
Adik itu pun menyerahkan 1 botol air minum. Lalu, Bunga menyerahkan uangnya. "Kebanyakan kak." Adik itu menyerahkan uang yang berlebihan.
"Nggak apa-apa, ambil aja," ujar Bunga tersenyum.
"Makasih kak." Adik itu pun tersenyum.
"Nama kamu siapa dek?" Tanya Bunga.
"Dea, kak." Adik itu tersenyum kikuk.
"Kamu yang jualan?" Adik itu menganggukan kepalanya.
"Kenapa jualan?" Tanya Bunga menatap adik itu yang sedang membawa air minum dan yang lainnya.
Adik itu menundukkan kepalanya. Lalu, ia menggeleng. "De ... A per ... Gi dulu ya kak." Adik itu melenggang pergi dari Bunga. Bunga mengernyitkan alisnya sebelah.
• • •
Bunga sedang berada di dalam kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur. Menatap langit-langit atap kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirguna [End]
Teen Fiction[follow sebelum membaca] Judul awal : Bunga Part lengkap Bunga Lestarisa Anderan Perempuan remaja yang selalu gagal dalam percintaan. Pada awalnya ia menyukai seseorang dengan begitu tulus namun, kecewa yang didapat. Seakan tidak jera ia kembali men...