Dengan semangat Bunga bangkit dari UKS menuju ke kantin. Dengan diiringi Senandung kecil. "Ku ada disini ... Untukmu aku akan bertahan. Dalam gelap tak 'kan ku tinggalkan ... Engkaulah teman sejati kasihku, disetiap hariku. Untuk hatimu ku 'kan bertahan ... Sebentuk hati yang ku nantikan han ..." Senandung kecil Bunga mengikuti lagu yang di putarnya menggunakan headset.
"Bunga!" teriak Zaynaqila, Askara, dan Maya dari koridor kelas.
"Nggak dengar pakek headset," celetuk Bunga sambil melanjutkan jalannya yang tertunda sebab teriakan mereka.
"Woi, lo dikejar malah makin lari, entah nunggu gitu," ucap Maya sambil berlari kecil untuk mngejar langkah Bunga, diikuti oleh Zaynaqila, dan Askara yang berada dibelakangnya.
"Nunggu itu nggak enak. Lebih enak mengejar karena ada tujuannya. Kalau nunggu mau sampai kapan? Nggak ada kepastian bego!" Tandas Bunga.
"Eh Bunga bucin banget," celetuk Askara. Dibalas cengiran oleh Bunga.
"Lo habis dari mana? Kita susul ke lapangan nggak ada lo," tanya Zaynaqila.
"UKS," jawab Bunga masih tetap melanjutkan langkahnya.
"Ngapain?" Tanya Askara.
"Lari-lari."
Askara terbengong. "Masaan lari-lari di dalam UKS sih."
Bunga berdecak. "Ih, serius banget sih lo tanggapinya. Lagian pertanyaan lo aneh deh."
Askara menggaruk kepalanya. "Pingsan nih pasti," celetuk Zaynaqila.
"Iya."
"Emang nggak pernah berubah dari dulu," ucap Zaynaqila menggelengkan kepalanya.
"Kalian udah lama dekat?" Tanya Askara.
Zaynaqila menganggukan kepalanya. "Dari orok," jawab Zaynaqila.
Mereka melanjutkan langkahnya menuju kantin. Saat tiba di kantin. "Qila!" Panggil lelaki yang berada di meja kantin bersama dengan Seraga dan Shakira.
Mereka pun melangkahkan kakinya berjalan menuju meja kantin yang ditempati oleh lelaki yang memanggil Zaynaqila.
Zaynaqila duduk di samping lelaki itu yang notabenenya kekasihnya Zaynaqila---Reza Adlansyah Akram.
Sedangkan Bunga di samping Seraga. Askara di samping Bunga, dan Maya disamping Zaynaqila.
Bunga memandang wajah Seraga secara diam-diam. Lalu, ia tersenyum. Seakan-akan wajah Seraga adalah sebuah pemandangan yang sangat indah dipandang mata. Sedangkan Seraga sedang asik melihat-lihat isi di dalam handphone-nya.
Shakira sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Bunga yang memandang Seraga secara intens. Lalu, sebuah ide muncul di dalam otaknya.
Sebuah gelas berisikan jus jeruk yang berada tepat di tengah-tengah Bunga dan Seraga. Gelas tersebut dengan cepat di sikut oleh Shakira menggunakan sikunya.
Otomatis baju seragam Bunga terkena cairan jus berwarna kuning. "Maaf, enggak sengaja." Shakira menatap Bunga dengan wajah menyepelekan.
Bunga menggebrak meja dengan keras. Otomatis semua pasang mata yang sedang berada di kantin menatap kericuhan yang terjadi di meja mereka. "Lo kalau enggak senang bilang! Nggak usah pura-pura lugu di depan semua orang! Jelas-jelas lo sengaja!" Pekik Bunga yang sedang berdiri menunjuk wajah Shakira dengan tatapan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirguna [End]
Teen Fiction[follow sebelum membaca] Judul awal : Bunga Part lengkap Bunga Lestarisa Anderan Perempuan remaja yang selalu gagal dalam percintaan. Pada awalnya ia menyukai seseorang dengan begitu tulus namun, kecewa yang didapat. Seakan tidak jera ia kembali men...