41. Samudera dan Askara

273 42 1
                                    

Perasaan emang sulit didefinisikan

Mine by:Bazzi🎼

Angin malam berhembus menerpa kulit mereka yang sedang berada di halaman belakang villa.

"Udah siap belum bang?" Tanya Bunga kepada Samudera.

Samudera mengacungkan jempolnya. "Siap, udah selesai."

"Yaudah gue mau dandanin Askara dulu," jelas Bunga.

"Aman dek," celetuk Arga.

Bunga kembali memasuki kamar. Dilihatnya Askara yang sedang berbaring di atas kasur sambil memejamkan matanya.

Sedangkan, Zaynaqila dan Maya sedang menonton televisi. "Guys, mereka udah selesai," bisik Bunga pelan kepada Zaynaqila dan Maya.

Zaynaqila dan Maya menganggukkan kepalanya. "Ayo, bangunkan tuh anak," ujar Zaynaqila.

Mereka bertiga berjalan menghampiri kasur. Ditepuknya tangan Askara pelan. "Askara! Bangun!" Pekik Maya.

Tidak ada balasan dari Askara. "Woi! Ra! Bangun lo!" Pekik Zaynaqila.

"Idih, nggak mempan. Mimpi apa sih dia? Sampai nyenyak gitu?"

Bunga menatap Zaynaqila dan Maya secara bersamaan dengan senyuman. Yang ditatap mengangguk paham. Entah, apa maksud dari Bunga. Tapi, mereka paham dengan bahasa isyarat dari Bunga.

Tanpa aba-aba mereka naik ke atas kasur. Lalu, melompat-lompat. Kasurnya sudah menggoncang. Namun, Askara juga tidak terbangun.

Bunga berdecak. "Dasar kebo!"

"Ra! Ra! Bangun! Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!" Teriak Bunga tepat di telinganya Askara.

Askara panik lalu, berdiri dari tidurnya dan berjalan ke keluar kamar dengan wajah bantalnya. "Hahaha," mereka bertiga tertawa.

Askara kembali masuk ke kamar dengan tatapan wajah yang kesal. "Ganggu aja sih! Gue ngantuk. Benar-benar ngantuk," ujarnya dengan suara serak dan kembali menuju kasurnya dan tertidur.

Bunga menarik tangan Askara agar berdiri. "Apa sih? Gue ngantuk Na, lagi nggak pengen bercanda gue."

"Ayo, gue dandanin," pinta Bunga menarik tangan Askara menuju meja rias.

Askara berdecak. "Ngapain sih?" Tanya Askara.

"Lo cukup diam aja. Cuci muka dulu sana," ujar Zaynaqila.

Askara menggeleng cepat. "Nggak mau. Gue maunya tidur."

Maya menarik tangan Askara dan di bawanya ke dalam kamar mandi yang berada di kamar.

"Cepat! Jangan lama!" Pekik Maya yang berada di luar kamar mandi.

Askara hanya menghela nafasnya pasrah.

• • •

Kini mereka telah berada di halaman belakang villa.

Askara sudah didandan rapi, dan juga cantik oleh Bunga, Zaynaqila, dan Maya. "Mau ngapain sih cantik begini? Udah malam elah," Askara menoleh ke handphone dan melihat jam. "Jam setengah 12? Dih, gila emang kalian!" Cerocos Askara.

Nirguna [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang