P R O L O G

6.7K 334 32
                                    

Semilir angin malam begitu menusuk kulit. Hawa dinginnya menembus sampai tulang. Suara binatang malam terdengar jelas di pepohonon yang ada di kedua sisi jalan. Namun, hal itu tidak membuat gadis yang kini berjalan pelan menyusuri jalan merasa takut. Varsha namanya

Dengan pandangan kosong, Varsha berjalan menuju jembatan yang terletak beberapa meter di depannya. Bercak air mata terlihat jelas di pipi dan sekitar matanya yang redup.

Tangan Varsha memegang besi jembatan yang dingin. Tatapannya tertuju pada aliran sungai yang deras di bawahnya. Varsha menghela napas pelan. Mungkin ini yang terbaik.

Air mata Varsha kembali mengalir. Dia mulai terisak. “Nggak ada lagi yang peduli sama gue, nggak ada yang sayang sama gue.”

ha menaiki besi pembatas
batan dengan pelan. Pikirannya kacau. Yang ada di otaknya hanya satu. Mati.

Di belakang Varsha, seorang cowok menghentikan motor yang dikendarainya.  Cepat-cepat, dia membuka helm lantas mendekati Varsha. Al namanya. Cowok yang naru saja pulang dari basecamp setelah kumpul bersama teman-temannya.

Tanpa banyak bicara, Al menarik Varsha turun dari besi pembatas jembatan. Ha itu tentu saja membuat Varsha meronta-ronta.

Plak!

Sebuah tamparan dilayangkan Varsha kepada Al. Varsha menatap Al sengit. “Gue mau mati!”

“Lo pikir mati bisa selesaiin masalah lo? Enggak! Masalah lo justru tambah banyak!”

“Lo pikir gue peduli?” tanya Varsha sinis.

“Banyak orang yang berjuang buat tetap hidup, tapi lo malah berusaha buat mati! Mikir dong!”

“Kasian orang tua lo yang nunggu lo di rumah,” lanjut Al lagi.
Varsha mendengus sinis.

“Lo pernah lihat, ular yang mati terlindas mobil di jalan? Nggak ada yang peduliin. Sama kayak gue,” ucap Varsha pelan.

“Gue peduli, “ ucap Al.

“Peduli apa lo sama gue, lo bahkan nggak tahu siapa gue. Jadi, mending sekarang lo minggir, karena gue mau mati!” seru Varsha.

Kesal dengan Varsha yang tidak kunjung mengerti, Al mencekal kuat tangan Varsha membuat Varsha semakin kesal padanya. “Lepasin gue!”

Al tidak menanggapi Varsha yang meronta-ronta. Dia mengeluarkan seutas tali dari tas yang dibawanya kemudian mengikatkan tali itu ke tangan Varsha dan tangannya.

“Apaan sih lo! Lepasin nggak?!” seru Varsha setelah tali itu terikat sempurna’ di tangannya dan Al.

“Lompat aja. Kita mati sama-sama.”

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang