Bab 5 : Whores

546K 26.2K 1K
                                    

Pagi ini Noah terlihat masih terlelap di bawah selimut dengan seorang wanita di sebelahnya. Lagi-lagi pria itu menghabiskan malamnya bersama seorang pelacur.

Namun sayang, tidur yang nyenyak itu di kagetkan oleh ketukan pintu yang tidak putus-putus di kamarnya. Menyerngit kaget, Noah berdecak kesal.

Tok tok tok tok.

"Sialan siapa yang menggangguku di pagi buta." Dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul enam pagi.

Tok tok tok.

"Hm... siapa itu Sayang..." pelacur di sebelah Noah bergumam.

Noah berdecak malas dan bangun dari ranjangnya, menyelupkan kakinya ke dalam celana jogger misty grey, kemudian membuka pintu dengan kasar.

Betapa kagetnya dia melihat sosok Anaya berdiri di depan pintu. Mata gadis itu melirik ke dalam kamar dan gadis itu tidak terkejut sama sekali melihat sosok wanita telanjang yang ada di ranjang itu. Seolah tau bahwa itu memang sudah menjadi tabiat Noah.

Ataukah dia hanya sedang berpura-pura tidak terkejut. Tentu, dia bahkan sempat gemetar sedetik. Ternyata apa yang dikatakan Eli ada benarnya.

"Kenapa kau bahkan berani menginjakkan kakimu di rumahku?!" Noah berteriak marah.

"Selamat pagi Sir Noah, aku asisten pribadi baru Anda. Namaku Anaya Anderson. Ini hari pertamaku bekerja." Anaya kemudian mengambil kertas dari mapnya dan menggantungnya di depan wajah Noah."Aturan pertama disini adalah membangunkan Mr. Noah Rayan di jam enam pagi."

"Sial siapa yang mengetik aturan tidak masuk akal itu?"

Anaya melirik kembali pada si pelacur telanjang. Menelan ludahnya susah payah.

"Aku bangun jam 10 pagi. Itu aturan palsu."

"Ada cap perusahaanmu disini. Apakah ini palsu?"

"Berhenti mengoceh dan keluar."

"Aku hanya sedang menjalankan tugasku sebagai asisten yang baik."

Noah berdecak lalu membanting pintu di depan wajah Anaya dengan keras.

"Namanya memang harus di ubah jadi Annoying Anderson." Noah kembali masuk ke dalam selimut dan berniat melanjutkan tidurnya.

"Whos that, baby?"

Noah yang baru saja memejamkan matanya harus membukanya kembali saat mendengar kata menjijikkan itu.

"Baby? Siapa yang menyuruhmu memanggilku seperti itu, jalang?"

"Mengganggu sekali, hmm..." wanita itu meletakkan tangan di perut Noah.

"Wah kau minta di hajar rupanya." Dengan kasar Noah menepis tangan si jalang sampai wanita itu menyerngit dari tidurnya."Bangun dan keluar."

"Di jam enam pagi?" Wanita itu memutar mata."Aku biasa meninggalkan klienku di jam 10 kalau tidak ada tawaran ronde kedua."

Tok tok tok.

"Ronde kedua apanya? Ronde satu saja aku tidak puas!!"

Tok tok tok.

"Kau terlihat sangat menikmati permainanku, Baby. Dan aku pun menikmati permainanmu. Kemarilah dan tidur sebentar lagi. Lalu kita lanjutkan ronde kedua, gratis untukmu."

Pelacur ini berani sekali membangkitkan emosi seseorang.

Noah mengumpat saat memandangi pintu lalu pandangannya kembali pada wanita jalang."Keluar sebelum kuseret dari sini. Kau suka sekali tidur di kasur empukku huh? Tidak pernah tidur di kasur sebelumnya? Tentu saja, untuk apa aku repot bertanya. Kaum rendahan sepertimu mana pernah tidur di kasur bos sepertiku."

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang