Bab 24 : A bitch

363K 20.5K 922
                                    

Noah meringis sembari membenarkan rahangnya yang geser. Belum selesai dia merasakan sakit itu, sebuah tendangan lain menghantam rahang yang sama.

"Oh shit!!"

Noah kembali tersungkur mendapat tendangan dari Elijah.

"Ternyata! Sudah kuduga! Memang ada yang tidak beres denganmu! Kucing? Kau bilang kucing? Kucing dengkulmu!"

Bertubi-tubi pukulan harus di terima oleh Noah. Dia menutup wajahnya dengan tangan, tidak punya kesempatan untuk membalas serangan mendadak.

"Ternyata selama ini kau mengurung Anaya! Kau memperkosanya hah?!! Bahkan kau menghamilinya?!! Mati saja kau bedebah laknat!! Neraka bahkan terlalu bagus untukmu?!!"

BUGH!!

"Brengsek!! Betapa brengseknya kau itu?! Gadis itu sangat suci sekarang kau berhasil mengotorinya! Kau menanamkan benih brengsekmu di rahimnya?! Tidak akan kubiarkan dia melahirkan bajingan kecil!!"

"Hentikan!"

"Tidak akan kuhentikan sebelum kau mati!"

BUGH!

BUGHH!

Pergulatan terus berlangsung, sementara dua orang lainnya terlalu sibuk menonton sampai tidak sadar kalau seorang gadis baru saja lolos dari penjagaan.

Bagaimana tidak? Semua bodyguard terlalu fokus pada keselamatan tuannya.

"Jack, menurutmu siapa yang menang?" Tanya Jeremy.

"Tuan Noah selama ini selalu menjadi pemenang." Jack mengawasi pergulatan sembari meletakkan jemarinya di dagu.

"Kau yakin kali ini dia menang?"

"Tidak juga." Jack mulai ragu melihat kondisi Noah yang semakin babak belur.

"Taruhan satu juta euro untuk kemenangan Elijah."

"Tuan Noah pasti menang."

"Berani taruhan?"

"Aku tidak buang-buang uang untuk hal konyol."

"Katakan saja kau takut kalah."

"Menonton saja, Tuan Jeremy. Jangan berisik atau ini tidak akan seru lagi."

"Ah kau memang tidak pernah asik sedari dulu."

"Binatang kau! Bajingan!"

"Hentikan! Kubilang hentikan!" Noah berbalik dan menjepit leher Elijah dari belakang dengan tangannya yang berotot.

"Arghh!! Lepaskan! Aku tak bisa bernapas!" Elijah memukul-mukul lengan Noah.

"Berani kau melawanku? Kaulah yang akan mati!"

"Lepaskan bodoh!"

"Mati tidak!"

"Cukup!"

"Minta ampun!"

"Tidak!"

"MINTA AMPUN! KAU MAU KUPIDANAKAN KARENA SUDAH MENYERANG ATASANMU?!!"

"KAU LAH YANG HARUS MINTA AMPUN!"

"Kubilang aku akan jelaskan."

"Bedebah!"

"Mati sekarang!"

"Argg!! Oke ampun. Ampun."

"Bedebah sial!" Noah menghentakkan tubuh Elijah sampai dia tersungkur dan batuk-batuk.

"Ah shit! Kapan kau bisa menang Eli?!" Gerutu Jeremy.

Noah meludahkan darah dari mulutnya kemudian mengusap bibirnya dengan napas terengah-engah.

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang