Bab 49 : No breath

241K 15K 751
                                    

Flashback...

"Kau harus bertanggung jawab. Aku mengandung bayimu." Seorang wanita datang ke ruangan Noah pagi itu, asisten pribadinya, Miranda Eve, berdiri sambil mengangkat sebuah testpack di tangannya.

Noah masih bergeming di kursi keberasarannya, mengerutkan dahi hingga wanita itu maju lebih dekat.

"Aku hamil, Noah."

"Kau hamil?"

"Ya." Miranda menaikkan alisnya sebelah.

Noah pun akhirnya bangun dari kursinya, berdiri di depan Miranda. Noah melihat tatapan takut dan gelagat aneh pada wanita itu, membuatnya curiga.

"Nikahi aku."

"Apakah itu anakku?"

Miranda tampak menelan ludahnya susah payah, berusaha mengeluarkan suara namun tercekat di kerongkongannya.

"Aku tanya sekali lagi, dan jawab dengan jujur," kata Noah berusaha tenang."Apakah itu benar-benar anakku?

"Ya ini... anakmu."

"Kau baru sebulan bekerja bersamaku."

"Dan kau tidak pakai kondom." Potong Miranda."Aku ingin kau bertanggung jawab. Aku ingin kau menikahiku atau aku akan menyebarkan tentang ini ke media."

"Aku akan memanggil Paul."

"Hah untuk apa? Kau sudah liat testpack nya."

"Aku ingin memastikannya."

Noah mengambil ponselnya dan menghubungi Paul. Sementara Miranda tampak gugup dan tangannya berkeringat.

Gadis itu pun masuk ke dalam ruangan rawat inap di mansion Noah, berbaring dengan tangan bergerak tak tenang saat Paul menggerakkan alat USG di perutnya.

"Memang benar Anda hamil." Kata Paul."Usianya sudah tujuh minggu."

"Tujuh minggu?!"

"Ya Sir."

"Tapi kami baru melakukannya sebulan yang lalu. Itu tidak masuk akal sama sekali." Noah mengerutkan dahinya.

"Mungkin kalian... pernah melakukannya sebelum itu." Paul menatap Noah penuh arti.

Dan Miranda segera turun dari ranjangnya dengan gugup. Tangannya tak berhenti memelintir bajunya. Noah sendiri tau Miranda tak perawan ketika dia menidurinya, namun dia tak pernah menyangka bahwa saat itu gadis ini sedang berbadan dua.

"Kau berusaha menipuku, Miranda?"

"Tidak."

"Lalu kenapa usia kandunganmu tujuh minggu?"

"Pria ini..." Miranda menunjuk Paul."Dia pasti berbohong."

Dan mendengar pembelaan konyol itu, Noah menyeringai marah.

"Paul kau boleh keluar." Kata Noah dengan mata tak lepas dari Miranda.

Gadis itu tampak semakin ketakutan begitu ditinggalkan berdua saja dengan Noah.

"Kau mau aku memanggil dokter lain?"

"Aku berkata jujur."

"Aku akan membiarkanmu pergi dengan tenang dari mansionku. Kau tak perlu bekerja lagi denganku dan urus saja kehamilanmu itu."

"Ini anakmu!"

"Jangan berani menipuku, Miranda. Kau tau orang seperti apa aku ini."

"Nikahi aku, Noah! Aku... mencintaimu..."

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang