Bab 3 : Beautiful & Sexy

712K 28.9K 3.4K
                                    

Noah keluar dari gedung perusahaannya setelah melepaskan jasnya, menggulung lengan kemejanya dan mencopot dasinya dengan terburu-buru. Laki-laki itu selalu terburu-buru padahal dia hanya akan melipir ke club untuk bersemang-senang bersama dua sahabatnya yang juga pengusaha brengsek sepertinya.

Jeremy McBone dan Elijah Vanderson. Tiga tahun lalu mereka bertiga bertemu di dalam club dengan keadaan kacau, sama-sama patah hati, karena itulah sampai saat ini persahabatan itu masih terjalin. Bedanya dua sahabatnya itu berhasil mendapatkan kembali wanita mereka, tapi Noah tidak.

Dua sahabat brengseknya sudah hadir di ruang VVIP sebuah club di Berlin. Lampu kelap kelip, minum-minuman dan tidak lupa, para jalang seksi terlihat sudah di pesan di ruang itu. Menempel pada tubuh atletis para pria itu.

"Hei sialan, kenapa tidak pernah bisa datang dengan wajah bahagia, hah? Sekali saja tidak bisa?"

"Dia selalu datang dengan wajah mengkerut seperti vagina nenek-nenek."

"Bagaimana jalang semalam? Barang bagus atau rongsokan?"

"Lubangnya sebesar jalan tol."

"Sialan? Rekomendasi siapa itu? Dexter? Michael? Maxim? Kau tidak puas?"

"Menurutmu aku puas? Tidak ada yang memuaskanku selain—"

"Isabella Force." Dua temannya tertawa saat mengatakan nama itu serentak.

"Jangan ucapkan nama itu di tempat penuh maksiat ini brengsek."

"Hei bagaimana cara dia memuaskanmu bahkan kau tidak pernah bercinta dengannya?"

"Membayangkan wajahnya saja bisa membuatku puas." Noah menyeringai.

"Cih!" Jeremy berdecih muak sambil meneguk wine dari dalam gelas sloki.

"Apakah dia bahkan tau adik iparnya ini menjadi gigolo paling gila di Berlin?"

"Dia bahkan tidak tau adik ipar tampannya ini sebenarnya mencintai dia."

"Ya tentu karena adik ipar ini sangat pengecut untuk mengungkapkannya."

"Dia harus merasakan permainan ranjang mafia seks paling tenar kota Berlin."

"Kau bahkan tidak sempat menidurinya. Betapa bodohnya kau dimasa lalu?"

"Setidaknya kau harus mencicipi dia dulu sebelum dia menikahi Alexander, dasar bodoh."

"Aku tidak semurahan itu. Aku menginginkannya bukan karena seks—"

"Tapi kau gunakan bayangan dia untuk mencapai puncak saat seks?"

Teman-temannya ini, bukankah brengsek sekali?

Noah mengumpat dalam hati. Dia paling malas jika teman-temannya ini mulai membawa-bawa masa lalunya.

"Martabatmu benar-benar jatuh ke jurang." Mereka tertawa lagi, membuat Noah harus meneguk minuman untuk meredam kekesalannya.

Elijah mencondongkan tubuhnya ke depan Noah dan berkata."Kau mau kujodohkan dengan seseorang?"

Noah menertawakan ide itu."Simpan ide konyolmu di dalam kain kafanmu saja."

"Sebenarnya aku tidak rela menjodohkan wanita baik-baik ini untuk seorang brengsek sepertimu."

"Kalau begitu jangan, memang aku minta?"

"Hei tapi serius, ini barang bagus. Masih perawan. Tersegel rapat. Tidak pernah pacaran. Coba saja bagaimana?"

"Maaf Tuan Eli, jika sekiranya kau lupa bahwa kau menjodohkanku juga dengan Candice dan mengatakan dia perawan padahal setelah aku test drive ternyata segelnya sudah rusak parah."

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang