Bab 47 : Disaster

263K 15.4K 1K
                                        

Dua bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan kemudian...

"Saya, Aldrich Noah Rayan, menerima engkau, Anaya Elizabeth Anderson, sebagai istri satu-satunya dan sah di mata Tuhan. Saya berjanji akan selalu mengasihimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kita. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga."

"Saya Anaya Elizabeth Anderson, menerima engkau, Aldrich Noah Rayan, sebagai suami satu-satunya dan sah di mata Tuhan. Saya berjanji akan selalu mengasihimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kita. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga."

Keduanya saling berciuman dengan hangat.

"I love you, wife."

"I love you, husband."

Anaya terlihat luar biasa cantik memakai gaun putih dengan potongan di bawah dada dan mengembang sempurna sampai bawah. Sedangkan Noah, terlihat tampan dengan balutan tuxedo putih gading senada, kemeja putih dan celana hitam.

Pernikahan mereka digelar secara tertutup di sebuah hotel. Tamu undangan juga tak banyak, hanya kerabat dekat dan keluarga saja.

Dia bahkan tak mengundang satupun kolega bisnisnya karena mereka berdua sepakat untuk menggelar resepsi ini dengan sangat sakral tanpa perlu keramaian yang tidak penting.

Apalagi media.

Noah masih tak percaya pada siapapun sebelum dalang dari teror waktu itu ditemukan.

Namun begitu, di luar hotel tampak beberapa penembak jitu di segala sudut gedung, dan ratusan pengawal yang berjaga di sekitar.

"Selamat atas pernikahan kalian, omong-omong kau cantik sekali. Ternyata memang benar, kau seribu kali lebih cantik dariku." Seorang wanita hamil datang memberikan selamat sambil mencium kedua pipi Anaya.

Alexander berdeham pelan, tak mau melirik istri Noah yang memang cantik tapi tak lebih cantik dari istrinya, tentunya.

Hhh para budak cinta.

"Terimakasih." Ucap Anaya.

"Selamat, untuk pernikahannya." Kata Alexander tersenyum tipis pada Anaya.

"Terimakasih sudah datang."

"Kudengar kau hamil? Berapa usianya?" Tanya Bella.

"Sudah dua puluh sembilan minggu."

"Oh aku sudah tiga puluh empat minggu. Tak lama lagi akan meledak." Bella tertawa pelan."Anak kita akan seumuran sepertinya."

"Semoga persalinannya lancar. Aku sesungguhnya takut." Kata Anaya menggigit bibirnya.

"Dulu aku juga takut, tapi ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Bahkan ketagihan untuk hamil lagi dan lagi."

"Benarkah?"

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang