Satu bulan kemudian...
Anaya sedang mengunyah pizza saat seseorang mengetuk pintu dan disanalah Noah berdiri dengan setelan ala pengusaha rapi dan kacamata hitam.
Oh sial. Dia terlihat seperti seorang malaikat pencabut nyawa yang luar biasa tampan.
Setelah sebulan berlalu, laki-laki ini baru muncul?
Anaya melipat tangannya di dada dan menatap Noah dingin."Ada perlu apa?"
"Apa kabar?"
"Baik-baik saja."
Noah menahan senyumnya. Dia sangat merindukan gadis ini. Bagaimana bisa dia bertahan sebulan tak menjumpainya?
"Jadi apa maumu?"
"Boleh aku masuk?"
"Tidak."
"Aku ingin bicara."
"Bicara saja disini."
"Aku ingin menculikmu lagi."
"Kau tak punya alasan untuk menculikku lagi."
"Aku punya."
Anaya membuang napasnya kasar sambil menunggu maksud dan tujuan sebenarnya laki-laki itu.
"Kau ingin diculik dengan cara baik-baik atau dengan obat bius?"
"Hhh mimpi saja."
Noah menghela napas lalu melepaskan kacamata hitamnya hingga mata birunya langsung bertemu dengan mata Anaya.
"Maafkan aku meninggalkanmu begitu saja malam itu. Aku terlalu terkejut dengan pernyataan cinta yang tak terduga."
"Ya lupakan saja."
"Aku tak bisa lupakan. Bagaimana itu?"
Anaya hendak menutup pintu namun tangan Noah dengan gesit langsung menahannya.
"Kau masih mencintaiku?"
"Tidak lagi."
Noah tergagap."Secepat itu?"
Anaya mengangguk."Aku bahkan nyaris lupa bagaimana wajahmu."
Sebulan tak bertemu denganmu kau makin tampan dan mempesona saja brengsek!
Dia merindukan pria brengseknya tapi dia masih kesal dengan hari itu. Bagaimana bisa dia menjadi gadis tak tau malu yang menyatakan cinta pada pria sialan ini?
Hhh dia meninggalkannya sebulan pula tanpa kabar. Tak tanggung-tanggung.
Dan saat tangannya kembali menutup pintu, tangan Noah mengganjal lagi disana.
Perlahan pintu kembali terbuka. Dengan tak sabar pria itu menarik wajah Anaya ke dalam sebuah ciuman hangat dan penuh gairah.
"Aku sangat mencintaimu, Anna. Aku mencintaimu lebih dari apapun. Maafkan aku baru muncul sekarang. Maafkan aku baru bisa menyatakannya sekarang. Terserah kalau kau sudah tak mencintaiku, aku tetap mencintaimu."
Anaya tak punya kesempatan untuk menjawab karena bibir lelaki itu segera membungkamnya lagi, seolah tak ingin mendengar apapun dari mulut wanitanya.
"Aku mencintaimu hingga nyaris gila. Aku akan menculikmu lalu menyekapmu di dalam kamar dan kita akan melakukan percintaan panas sepanjang hari sampai kau mencintaiku lagi."
"Aku bukan hiperseks."
"Akan kujadikan kau hiperseks yang selalu menginginkanku, Sayang."
Dia kembali menciumi wanitanya dengan bergairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERLIN
Romance[ 21+ ] CERITA INI MENGANDUNG AKTIVITAS SEKSUAL DAN BAHASA VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA --------------- 📝 20/09/20