Bab 17 : Ashamed

369K 23K 1.9K
                                    

Jack yang mendapati Noah menculik seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Anaya, hanya bisa menghela napas pasrah.

"Apa lagi alasan untuk semua tindakan bodoh ini, Tuan Noah yang terhormat?"

Noah masih tersenyum melihat tubuh lemas yang tergeletak di tempat tidurnya di hotel.

Rasanya seperti baru saja menemukan sebongkah berlian yang di bawa kabur maling. Begitulah perasaan Noah saat ini.

"Kupikir Anda sudah bertaubat. Apa gunanya ke gereja?"

"Hah! Siapa bilang aku ke gereja untuk bertaubat?"

Sialan. Jack hanya berani mengumpat dalam hati. Dia harusnya sudah menduga bahwa laki-laki ini tidak akan bertaubat semudah itu.

Noah mengangkat telunjuk pada bodyguardnya dan salah satu dari mereka datang.

"Bawa gadis ini ke jet. Kita pulang ke Berlin malam ini juga."

"Tapi jadwalnya besok—"

"Siapa yang menjadi bos disini hah? Ketahui posisimu. Jangan berani mendebat."

Jack tidak tau harus mengatakan apa saat ini selain babi atau keparat. Lihatlah gadis lemah itu. Malang nian nasibnya. Selain itu, semua awak kabin butuh tidur. Sialan memang.

Jack menghela napasnya lalu keluar dari kamar itu. Noah masih saja tersenyum-senyum sendiri sambil meregangkan ototnya. Kegilaannya selama dua bulan ini terbayar sudah. Kau pikir bisa lari semudah itu dariku? Kau tidak tau siapa Noah Rayan? Hah!

Selama perjalanan menuju Berlin, Noah tak berhenti memandangi sosok Anaya yang dia ikat di kursi pesawat. Masih tak sadarkan diri.

Bahkan di dalam pesawat pun dia mengikat gadis itu. Memang dia bisa kabur kemana?

Sampai akhirnya gadis itu mendapati kembali kesadarannya saat mereka tiba di Berlin. Dia mencium bau aneh di udara sekitar. Bau sebuah ruangan. Dan matanya mencoba terbuka sedikit demi sedikit sebelum akhirnya cahaya masuk menerobos kelopak matanya.

"Guten Morgen." Sapa Noah.

Anaya terkejut setengah mati mendapatkan wajah Noah di hadapannya.

Matanya menyapu sekeliling. Pada kamar yang sangat familier baginya. Itu adalah kamar Noah. Dia sangat ingat. Astaga kenapa dia berada di kamar brengsek ini lagi? Bukannya dia berada di Beijing? Kapan dia sampai kesini?

Dan... kenapa tangannya di borgol seperti ini?

"Lepaskan aku!" Jeritnya."Aku tidak mau mati! Aku berjanji tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Biarkan aku pergi kumohon."

Noah mengerutkan dahinya, melihat wanita yang ketakutan itu. Mata indah itu melirik saku Noah, pada pistol ada disana.

"Tolong, aku mohon. Aku benar-benar akan menghilang. Aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Berani sekali kau melarikan diri?"

"Bukankah aku sudah mengundurkan diriku seperti yang kau inginkan. Tolong lepaskan aku."

"Siapa yang menginginkan itu? Tidak lagi."

"Tolong, aku benar-benar tidak mau mati. Aku berbeda... aku berbeda dari Miranda! Aku tidak akan membocorkan kelakuan bejatmu itu pada siapapun!"

"Apa yang kau lakukan di Beijing hah? Menjadi jalang yang sesungguhnya? Kau bergaul dengan banyak berandalan dan menenggak alkohol seperti wanita murahan."

"Apa urusanmu?!"

"Kau berani berjalan sendirian di tengah malam, apakah kau seberani itu? Kau tidak berpikir seseorang bisa menculikmu?"

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang