Bab 37 : Sex desire

445K 17.9K 953
                                        

Ueeekk

Noah terbangun mendengar suara muntahan dan itu jam empat pagi. Laki-laki itu segera melompat dengan langkahnya yang linglung dan mata belum sepenuhnya terbuka, dia berjalan ke kamar mandi.

Samar-samar dia melihat Anaya tengah berjongkok di depan closet yang terbuka.

"Anna..." Noah menghampiri gadis itu, berjongkok sambil menghela rambut Anaya ke belakang.

Ueekk

Selama lima menit Anaya tak mampu berkata-kata. Mualnya kambuh dan muntahnya juga tak bisa berhenti walaupun perutnya sudah sangat kosong. Napasnya terengah-engah dan dia terduduk sebentar di lantai sebelum berkumur dan mengusap bibirnya.

Noah tak menyangka hamil akan sebegitunya. Dia pikir hanya muntah-muntah biasa, tak sampai menjadi lemas tak berdaya seperti Anaya saat ini. Bahkan gadis itu tak makan apapun semalaman.

"Haruskah kau menggugurkannya saja?"

Gadis itu menyentak tangan Noah dan berdiri meninggalkan kamar mandi.

"Aku tak sanggup melihatmu merana seperti itu. Kau muntah dan terus muntah bahkan di jam empat pagi begini! Kau belum makan apapun dan itu membuatku tersiksa!"

Noah benar-benar geram melihat kondisi wanitanya yang mulai kurus. Dan rencananya untuk menjadikan Anaya asistennya kembali, gagal sudah. Bagaimana mungkin dia tega menyuruh wanitanya bekerja dengan kondisi seperti itu? Gadis itu bahkan tak bisa melakukan apapun selain tidur dan muntah.

Sialan.

Harusnya dari awal dia gerak cepat untuk memasukkan obat penggugur atau apalah ke dalam minuman Anaya.

Gadis itu meringkuk di ranjang dan menyelimuti dirinya. Dia mengantuk walaupun pusingnya masih tak bisa dia hilangkan.

"Anna tapi—"

"Berhenti memaksaku untuk itu. Kemarin kau baru saja bersikap manis tapi sekarang kau menyakitiku lagi. Berhentilah Noah, muntah begini bukan apa-apa."

Noah menghela napas pasrah, marah dan kesal. Dia pun kembali naik ke ranjang dan memeluk Anaya dari belakang.

"Berbaliklah. Aku ingin melihat wajah cemberut menggemaskan itu."

"Aku ingin tidur." Anaya masih kesal. Noah sangat pandai merusak mood nya.

"Apa yang harus kulakukan? Aku tak siap menghadapi hal semacam ini dan itu membuatku frustasi kau tau?!"

"Kalau tak tau harus melakukan apa, maka diamlah saja. Aku akan sangat berterimakasih kalau kau mau diam dan tak menggangguku."

Oh Noah lupa bagaimana kacaunya mood seorang wanita hamil. Dia ingin mengatakan sesuatu namun memilih untuk diam dan membiarkan wanitanya terlelap.

Lihat, sekarang gadis itu malah mendengkur. Sialan sekali. Setelah mengganggu Noah dari tidurnya, sekarang pria itu di tinggalkan sendiri.

Mirisnya Noah tak bisa tidur lagi.

Matanya menjelajahi tubuh Anaya dan sesuatu mulai mengeras. Melihat leher jenjang Anaya, pundaknya yang mulus di balik tank top...

Shit.

Sudah berapa lama dia tak memasuki wanitanya? Dua hari sudah berlalu tanpa seks.

Sialan memang.

Daripada singa betina itu mengamuk lagi, Noah pun memilih untuk keluar dari kamarnya karena dia benar-benar sudah tak bisa tidur dan gairahnya sedang berada di puncak. Dia akan mencari wine atau apalah yang bisa menyingkirkan keinginannya untuk menerjang wanita hamil itu.

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang