Bab 38 : First date

332K 16.9K 2.2K
                                    

"Anda akan pergi?" Tanya Jack begitu melihat Noah keluar dari ruang kerjanya. Tatapan pria itu terarah pada Anaya yang sudah lebih dulu menuruni tangga dengan riang.

Dalam hati Noah tersenyum. Dia menyukai Anaya yang seperti ini meskipun Tiergarten adalah tempat norak yang terkutuk.

Setelah ini dia benar-benar akan mengutus anak buahnya untuk menutup tempat itu.

"Sir?"

"Dia ingin piknik di Tiergarten." Jawaban Noah membuat Jack tersedak liurnya sendiri."Jangan berlebihan! Tempat itu tak seburuk itu!"

Noah berdecak malas dan berjalan meninggalkan Jack. Keparat. Sejak kapan Noah mau piknik di tempat sialan itu? Tempat remaja dan para keluarga labil menghabiskan hari libur mereka dengan bahagia.

Cih!

"Hubungi Elijah katakan kalau aku tak sempat bekerja hari ini."

"Baik Tuan, selamat bersenang-senang kalau begitu." Jack menahan senyum gelinya.

Hhh tuannya itu akhirnya mengalah pada seorang wanita. Luar biasa Anaya.

Jack menggelengkan kepalanya lalu menempelkan ponsel di telinganya sambil memperhatikan sepasang kekasih yang tengah menyiapkan keperluan piknik di dapur.

"Tuan Elijah, aku punya kabar gembira?"

"Kabar gembira macam apa? Anaya melahirkan?"

"Anda bodoh? Dia baru hamil dua bulan."

"Bodoh? Kau katakan aku bodoh?"

"Sudahlah Anda mau dengar kabar gembira ini tidak?"

"Apa?"

"Tuan Noah akan pergi piknik ke Tiergarten."

Sebuah semburan terdengar dari balik telepon, membuat Jack tak kuasa menahan tawanya yang terbahak-bahak. Elijah pun demikian, setelah menyemburkan minuman yang tengah di minumnya, dia meledakkan tawanya sekeras yang dia mampu.

Mereka berdua tertawa terbahak sampai Jack memukul-mukul lututnya.

"Aku harus memberitahu Jeremy."

Hei piknik dan hal-hal romantis itu tak pernah terjadi dalam hidup Noah.

Itu menggelikan.

Sementara di dapur, Anaya terlihat bersenandung gembira saat semua keperluan selesai disiapkan. Dia menatap satu persatu bawaannya seperti roti, minuman segar, dan beberapa cemilan ringan.

"Jangan bawa yang itu banyak pengawetnya. Siapa yang masih saja menyediakan cemilan sampah ini hah?!" Noah memaki para pelayan yang tampak menundukkan kepalanya.

"Aku ingin makan cemilan." Anaya segera merebutnya dari tangan Noah, memasukkan cemilan tersebut ke keranjang.

"Itu tak baik untuk kehamilanmu!"

"Lagipula janinnya yang mau makan cemilan ini bukan aku."

Hebat sekali memang alasannya!

"Aku melupakan tikar."

"Tikar?"

"Bukankah kita akan piknik? Kita tak mungkin duduk di tanah."

Betapa bahagianya gadis itu. Sementara di sisi lain, Noah memegangi kepalanya yang semakin lama semakin pusing.

Yah laki-laki itu tak pernah melakukan kencan yang romantis seperti ini seumur hidupnya. Bagi mereka berdua, ini adalah yang pertama. Dan laki-laki itu tak menyangka akan sampai seperti ini.

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang