Bab 4 : Sex amunition

771K 26.4K 3.7K
                                    

"Kau berani muncul lagi hah?" Noah berdecak kesal melihat sosok Anaya yang tengah duduk di ruang tunggu lobby perusahaannya.

Anaya yang baru saja menyadari kedatangan Noah, berpura-pura tidak melihatnya. Dengan langkah santai sembari mengabaikan para karyawannya yang menyapa, Noah memposisikan dirinya di depan Anaya.

"Sudah kubilang jangan pernah muncul lagi di hadapanku."

"Kau yang muncul di hadapanku."

"Apa?" Noah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Bukankah kau sekarang yang lagi muncul di hadapanku?" Gadis itu mengangkat alisnya, membuat Noah tidak tau harus mengatakan apa.

Selain...

"Jalang."

"Namaku Anaya Anderson. Aku terlahir dari keluarga baik-baik. Dan aku bukan jalang." Gadis itu berdecak kesal.

"Jadi ada perlu apa lagi kau denganku?"

"Siapa yang bilang aku datang kesini karena ada perlu denganmu?"

"Lalu kenapa kau kemari? Bukannya kau mau mengejarku lagi? Apa uang kemarin masih belum cukup untuk memperbaiki rongsokanmu itu?"

"Aku bekerja disini."

Noah tertawa lucu."Bekerja?"

"Ya, aku bekerja disini Tuan Tong Kosong Nyaring Bunyinya."

Noah baru saja ingin mengumpati kata kasar namun Jack memotong niat laki-laki itu.

"Sir, sudah saatnya masuk."

Noah menatap marah pada gadis yang sekarang sama sekali tidak menggubrisnya. Duduk tenang dengan berkas di atas rok hitam sepaha yang memperlihatkan paha mulusnya, matanya tertuju ke depan.

Mata Noah menyipit saat dia melihat sekilas lembaran paling atas berkas yang di bawa gadis itu.

Personal Asisten of CEO.

Sial?

Noah langsung berjalan ke ruangannya diikuti oleh Jack di belakangnya, menaiki lift yang langsung membawa ke ruangannya.

"Kenapa gadis itu yang jadi asistenku? Apa tidak ada orang lain yang melamar?" Noah berdecak kesal di atas kursi kebesarannya.

"Hanya dia yang melamar sebagai asistenmu, Sir."

"Hanya dia?"

"Ya hanya dia."

"Jangan bercanda."

"Apakah aku kelihatan sedang bercanda, Tuan?"

Noah terkejut setengah mati mendengarkan penuturan dari Jack. Dia sama sekali tidak percaya itu. Dan dia tau pria dengan rambut panjang sebahu ini sedang tidak bercanda jika dia memanggilnya dengan sebutan 'Tuan'"

"Setelah mantan asisten Anda yang sebelumnya..."

"Tidak usah membahas wanita itu." Potong Noah segera.

"Baik."

"Sial... ini tidak mungkin. Kau serius hanya gadis jalang itu yang melamar? Tidak ada pilihan lain? Yang lebih cantik dan tidak sombong? Atau yang montok seperti Miranda? Tidak ada?"

"Tidak ada yang sudi, Sir."

"Aku sudah buat kriteria asistenku. Aku ingin gadis polos dan penurut. Tidak seperti wanita jalang... siapa namanya? Annoying Anderson?"

"Anaya Anderson."

Noah tertawa keras dan mengangguk-angguk sebelum dia kembali serius.

"Aku tidak bisa menerima dia sebagai asistenku."

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang