Bab 32 : Black goat

293K 18.3K 1.1K
                                    

Pagi itu Noah terbangun tanpa Anaya di sebelahnya. Laki-laki itu hampir syok sebelum sosok yang dicarinya keluar dari kamar mandi. Dengan handuk melingkar di bawah ketiak dan handuk lainnya membalut rambutnya yang basah.

Noah melirik jam di nakas. Enam pagi.

"Kau sudah mandi di jam enam pagi? Luar biasa."

"Aku sudah terbiasa semenjak kuliah dulu." Kata Anaya sambil berjalan menuju walk in closet."Hhh aku lupa, aku tak punya pakaian di mansion ini."

Noah mengusap matanya sambil menyingkirkan selimut lalu menghampiri Anaya membawa tangannya yang langsung melingkar di pinggang gadis itu, mencium bibirnya sekilas.

Mata mereka kembali menyatu. Keduanya benar-benar terlihat seperti pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Oh sudah pasti.

"Pakai saja kemejaku seperti kemarin, Sayang."

"Aku juga tak punya bra dan celana dalam lagi."

"Tidak usah pakai dalaman, itu akan memudahkanku." Tangan Noah mulai bergentayangan di paha Anaya, menyusup ke dalam handuk.

"Jangan cabul." Anaya menepuk tangan Noah.

"Apa salahnya menyentuh saja? Lagipula kau itu pacarku kan? Kau sendiri yang mengaku-ngaku jangan lupa."

"Aku menyesal."

"Menyesal?"

"Aku keceplosan."

"Jadi aku bukan pacarmu?"

"Entahlah, aku tak tau pantasnya disebut apa hubungan kita ini. Aku mengandung anakmu dan bercinta denganmu sepanjang malam. Sepertinya lebih cocok menjadi suami."

Deg.

Goddamn! Wanita ini selalu berhasil membangkitkan gairahnya.

"Ternyata kau memang masih menginginkanku jadi suamimu hm?"

"Bukan aku, tapi bayiku butuh ayah."

"Jadi kau tidak butuh suami?"

"Tidak."

"Tapi aku butuh istri. Bagaimana itu?"

Anaya berdeham kikuk sedangkan Noah pun kembali melancarkan aksinya menyusup ke dalam handuk Anaya.

"Singkirkan tanganmu."

"Kenapa aku tak boleh menyentuh milikku?"

"Setelah menyentuh apa lagi? Seperti aku tak tau saja akal bulusmu itu!"

"Memang apa? Coba katakan yang jelas."

"Seks." Jelas Anaya."Aku sedang tidak ingin seks."

Noah terbatuk."Kau tak suka?"

"Kau lupa apa kata Paul? Lagi pula semalam sudah. Tak boleh sering-sering."

Paul memang keparat.

"Sepertinya aku harus pulang ke apartemenku hari ini." Anaya mengerucutkan bibirnya.

"Untuk apa?"

"Aku hanya akan mengambil pakaianku saja."

"Kita bisa beli yang baru."

"Apakah kau sangat takut aku kabur? Kau takut sekali kehilanganku ya? Sejak kapan kau jadi seperti ini?" Anaya menggigit bibirnya nakal, menatap Noah dengan senyum menggodanya.

Shit! Kenapa dia membuat wajah seperti itu? Wajah itu adalah pembangkit isi celana dalam Noah.

"Katakan padaku sejak kapan kau tergila-gila padaku?"

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang