Baru saja mendaratkan pantatnya ke kursi dan menaruh tas ransel di kolong meja
Lala,Evi dan Vina menghujami Zara banyak pertanyaan
Bak wartawan yang harus info terkini saja
"Gue udah bilangkan. Gue kesiangan" kata Zara dengan wajah kesal
Seperti tak percaya ,ketiga sahabatnya itu menaruh curiga kepada Zara
"Ck, biasanya Lo juga kesiangan tetep sekolah,sejak kapan Lo berubah . Kesiangan ya gak sekolah. Bohong kan Lo. Ngaku Lo!" Lala melipat kedua tangannya di atas meja makan Zara yang disampaikannya nampak bingung
"Ck,susah banget bohong sama tiga curut! Matanya gua..." Zara menghela nafas kasar
"Oke gue jujur"
"Gitu dong" seru ketiga sahabatnya
"Gue memang kesiangan,gue pusing dan banyak dokumen penting sama urusan penting. Puas" jelas membuat mereka memicingkan matanya menatap tajam ke arah Zara
"Pusing? Habis ngapain Lo?" Intro evi
"Kepo" semprot Zara ketus
"Penting apa Lo? Biasanya ke kantor hari libur,kalo gak Minggu ya Sabtu. Kan ada kak Silvi sama Dika " ujar Lala santai memainkan kukunya yang berwarna merah muda
"Nanti Lo pada juga tau" jutek Zara tak ingin meladeni ketiga sahabatnya yang sangat kepo menurut nya
"Lo mah gitu..suka rahasia-rahasian sama kita" cemberut Vina
Zara tak meladeni mereka. Pandangannya fukos pada dua objek yang baru saja menjadi kunci pandangannya
Samar-samar Zara mendengar percakapan mereka namun tak terlalu jelas
"Kamu tinggi banget ,aku cuma sepundak kamu" ucap Nisa
Mereka berjalan sejajar dengan Davin merangkul pundak Nisa
"Lo aja yang pendek" ejek Davin dengan kekehan kecil
Nisa cemberut memukul lengan Davin
"Ngeselin!" Rengek Nisa mencubit perut sixpack Davin membuat empunya meringis
"Dasar pendek"ejek Davin seraya mengacak-acak rambut Nisa kecil namun berhasil membuat rambut Nisa berantakan
Nisa hendak memukul Davin namun Davin sudah berancang-ancang untuk kabur
"Davin!!!" Teriak Nisa membuat seisi kelas menatap Nisa malas
"Wleeee...kejar dong.pendek. hhhhhhhhhhhhhhhhh" Davin menaruh ransel di bangku dan berlari keluar di kejar oleh Nisa yang nampak wajahnga merah menahan kesal
Lala melihat itu semua,begitu juga dengan Zara,Evi dan Vina
Lala,Evi dan Vina bingung akan keduanya
Masih berhubungan kah? Jika ia kenapa Davin hampir satu bulan acuh dan tak pernah berkumpul lagi dengan mereka
Jika tidak ada hubungan? Itu mustahil,karena dari sekolah dasar Davin sangat menyayangi Zara dan menjaga Zara
"Lo sama Davin masih.." Lala menyatukan jari telunjuknya dan jari tengah. Membuat kedua jari bersatu dengan erat
Zara bergumam dalam mengangguk namun tak melihat Lala
Mereka tak ingin menanyakan perihal ini dulu, mereka tau Zara sangat sakit hati dan butuh ketenangan saat ini
Mereka memutuskan untuk bertanya lain waktu dan akan bertanya kepada kekasih mereka masing-masing
KringggggggBel masuk berbunyi dan siswa siswi berhamburan masuk dalam duduk di bangku masing-masing
"Assalamualaikum anak-anak" sapa pak Rudi seraya duduk di kursi guru dan menata buku-buku tebal yang ia bawa
"Waalaikumsalam" jawab Meraka kompak
"Hari ini kita kedatangan murid baru " ucap pak Rudi membuat seisi kelas ricuh akan kepo
"Permisi "
Semua mata tertuju pada sosok lelaki dengan tas ransel Hitam di pundaknya
"Ya udah,kamu perkenalkan dirimu" tegas pak Rudi
Lelaki berkulit putih bersih dengan rambut gondrong itu berjalan menuju kelas dan memperkenalkan dirinya
Banyak kaum hawa teriak girang
"Gue Aldo"
Hening
' gue aldo'
Singkat!
"Em.ada yang mau bertanya?" Tanya pak Rudi
"Tipe ceweknya gimana sih?""Id line dong"
"Aldo udah punya pacar belum?"
"Sudah-sudah, Aldo silahkan duduk dengan Revan "
Aldo dengan patuh berjalan kearah meja no2 dari belakang dan duduk bersama Revan
"Akhirnya stok cogan SMA ini tambah" syukur Vina
"Inget Niko" kata Lala . Vina hanya menyengir kuda
"Kalo Niko no satu di hari gue" cengengesan Vina
"Eh Zar,Pepet nih si Aldo,jangan kalah sama Nisa. Aldo lumayan kok" ujar Evi mengedipkan matanya sebelah
"Apaan sih!" Ketus zara
"Ada benernya juga Evi ,balas Davin lah Za" kompor Lala
"Sinting" umpat Zara malas.
"Gini ya Zara yang cantik,Lo mau di sakiti terus sama hama kayak mereka? Sekali-sekali balas tuh Davin, pakek cara alus tapi nyelekit""Terus apa bedanya gua sama Davin?"
"Zara..Lo hanya butuh Davin ngerasain apa yang Lo rasain"
"Betul ,setuju gue sama Lala,Lo harus bales Davin ,jangan diem aja,bisa-bisa mereka ngelunjak tau" cibir Vina
Entahlah mereka malah berbincang tanpa perduli akan pak Rudi yang mengajar dan menjelaskan di depan
"Em..gak tau" bimbang Zara
"Udah Lo tenang aja,kita bakal bantu" ucap Evi
"Gue asli gak nyangka Davin kek gitu" parau Vina di angguki Lala dan Evi
"Gue juga. Pokonya Lo harus bales Za"
Zara diam dan bingung
Mereka benar ,Davin harus di berikan pelajaran yang setimpal
Semoga dengan cara itu Davin sadar dan seperti dulu lagi
"Gak usah ragu,kita coba dulu aja siapa tau kalian cocok beneran" kekeh Lala
"Em..oke""Itu baru Zara"
"Game play!" Teriak Evi membuat semua orang di kelas menatap nya
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOPAT GIRLS
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya seorang gadis cantik yang mempunyai sifat baik,ramah,dan periang menjadi gadis bersifat dingin, cuek dan kejam dan haus akan darah Angela Azara Thomaz akrab dipanggil Zara orang terkaya no 2 didunia yang masih di umur 15 Dan dijul...