Perkenalkan (35)

817 46 0
                                    

Gebril membantu zara membopong tubuh lelaki yang Zara tak sengaja tabrak
Mereka membaringkan tubuh lelaki itu ke sofa ruang tamu
"Paman,apa dokternya sudah datang" tanya Zara
"Belum nona, mungkin sebentar lagi" jawab Gebril
Zara mengangguk dan ikut duduk di sofa menunggu dokter
Zara merasa tak asing akan lelaki di hadapannya
Namun masker itu menutupi sebagian wajahnya
"Nona, dokter sudah datang" kata Gebril seraya menuntun dokter wanita paruh baya itu kepada Zara
"Permisi,biar saya periksa dulu"ujar dokter dengan memasang alat medis detak jantung kepada kedua telinganya
Zara bangkit dari duduknya dan ikut berdiri di samping dokter
Seperti lelaki itu sudah sedikit membaik sekarang setelah meminum air hangat dari maid
"Gimana Dok?"tanya Zara was-was
"Tidak ada yang terlalu serius,ia hanya mengalami benturan keras pada ginjal nya saja menyebabkan ia kesakitan, namun benturan itu tak membahayakan kesehatannya,say sarankan anda membeli obat di apotek terdekat" terang dokter itu membuat Zara bernafas lega
Zara memandangi wajah yang lelaki itu
Matanya tertutup,entah ia tidur atau pingsan Zara tak tau
Ada sedikit rasa bersalah serta kasihan
"Ini resep obatnya" ujar dokter itu dengan selembar kertas yang disodorkan kepada Zara
"Terimakasih dok" ucap zara menerima kertas itu dan menyimpannya di saku
"Jika sudah,saya permisi dulu,mari" pamit dokter itu setelah Zara memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepadanya
Gebril mengantar dokter itu ke depan
"Bi Inah" panggil Zara kepada salah satu maid tertua di mansion miliknya
Bi Inah selaku istri dari pak Ujang pun menghampiri Zara yang duduk di sofa menunggu pria itu sadar
"Iya non"

"Bi, tolong kasih ke pak Ujang buat tebus obat ini,saya ingin membersihkan diri dulu" jelas zara memberikan kertas dengan resep obat yang di beri oleh dokter dengan lima lembar uang berwarna merah
"Aduh non, uangnya gak kebanyakan atuh" kata bijak inah menyerahkan uang itu kembali
"Tidak,itu untuk ongkos pak Ujang" ujar Zara
"Si non teh baik pisan,enakan si Ujang atuh non" ucap bi Inah
"Tidak apa,kalo begitu saya ingin keatas dulu,jika dia sudah sadar beritahu saya"
"Inggih non"
Bi Inah langsung memberikan kertas serta uang itu kepada suaminya yang berada di depan
Sedangkan Zara pergi ke kamar dengan lift pribadinya
Badannya sudah lengket semua, kepalanya pusing akan kejadian tadi di pantai serta ia menabrak seseorang
Hari ini mungkin hari terburuk Zara
Mungkin dengan mandi Zara bisa merilekskan tubuh dan pikirannya yang tak karuan
Zara mengambil handuk dan memasuki kamar mandi
Zara menyetel air hangat untuk nya berendam di bathtub

________☺️________
Zara turun dari tangga menuju lantai dua tepatnya ruang kerja untuk menyimpan data tentang Nisa secara detail dari Mr Robert
Dengan Hoodie abu-abu celana pendek diatas lutut tertutupi oleh Hoodie panjangnya
Zara mengambil rokok di atas meja ruang tamu khusus untuk pajangan koleksi almarhum Neneknya untuk Gucci mahalnya
Zara melihat lelaki itu belum juga sadar,Zara duduk karpet bulu di depan TV
Sekantung kacang beberapa di pangkuan Zara,ia menyenderkan kepalanya di sofa
Menonton film kesukaan Zara jika bukan kedua tuyul yang tak akan tumbuh besar
Upin Ipin, film kesukaan Zara
Zara menyesap rokok di bibirnya
Meminum chocolate hangat di atas meja
"Aanggrrrr"
Zara menoleh ke belakang melihat lelaki itu bangun dan bersender pada pada sofa
"Minum dulu" tatapan mata mereka bertemu
Lelaki itu meraih gelas air putih di berikan oleh Zara
Membuka maskernya dan meminum air putih seteguk lalu meletakkan gelas di meja kaca
"Tunggu..Lo Aldo?" Pekik Zara kaget saat melihat wajah lelaki didepannya dengan intensif
Aldo diam merasakan sakit pada perut kirinya
Zara memanggil beberapa maid untuk menyiapkan makanan untuk Aldo
Tak lama tiga maid datang membawa nampan berisi bubur ayam,kacang hijau
Tak luput dari minuman teh hangat,air putih dan obat yang pak Ujang tebus dari apotek
Zara membantu Aldo duduk dengan sempurna meskipun Aldo menyenderkan kepalanya pada sofa
Zara meraih dua mangkuk bubur ayam dan kacang hijau
"Lo mau yang mana?" Tanya Zara takut akan selera Aldo
Namun Aldo tak mengindahkan pertanyaan Zara ,ia hanya menahan sakit
Zara yang kalang kabut mendengar erangan tertahan dari Aldo langsung menyuapi paksa Aldo dengan bubur ayam
Aldo seketika melotot tak terima
Ingin sekali Aldo mendorong Zara yang menyuapi tanpa seizin dirinya
Namun perut berkata lain,ia sangat lapar sekarang
Semangkuk bubur ayam tandas tidak sisa ,Zara memberikan air putih kepada Aldo
Aldo meminum beberapa teguk saja
"Nih" zara menyerahkan beberapa butir obat kepada Aldo yang diam mematung melihat obat-obatan di tangan Zara
"Kenapa? Minum"
Aldo menggeleng tak mau,ia mengunci mulutnya rapat dengan menggigit bibirnya
"Lo kenapa sih?" Geram Zara tak mengerti akan Aldo
"Pahit" ucap Aldo membuat Zara refleks membulatkan matanya menahan tawanya hingga air mata menetes sedikit
"Ya iyalah,pait manis mah gula" Zara geleng-geleng kepala melihat Aldo yang tak mau meminum obat akan karena rasa pahit
Zara kembali menyodorkan obat kepada Aldo yang diam menatap lurus obat itu
"Minum" titah Zara seraya menyerahkan air putih kepada Aldo
Aldo diam menatap Zara,tak lama Aldo menggeleng kecil
Zara kesal sekarang,ia baru tau jika ada lelaki dewasa takut akan obat
"Buka mulut..aaaaa" perintah Zara kepada Aldo agar menirukan Zara
Aldo membuka mulutnya ragu
"Ck,liat gue aja pasti gak pahit" ucap Zara dengan PDnya
Aldo tak mengindahkannya
Zara meminumkan air putih dan langsung memasukkan obat kedalam mulut Aldo yang penuh air
Aldo yang tak fokus akan melihat wajah Zara dari jarak yang dekat pun tak merasakan apapun saat menelan obat itu
"Gimana? Manis kan" kata Zara membuat Aldo sadar
Aldo merasa perutnya tak terlalu sakit,namun badannya sedikit lemas
" Baru kali ini gue ngerasa obat itu manis" batin Aldo bingung akan lidahnya
" Kayaknya lidah gue bermasalah,gue harus cek ke dokter besok" Aldo duduk di bibir sofa dengan Zara di sampingnya
"Sorry gue gak sengaja tadi" Zara menunduk merasa bersalah akan dirinya sendiri
Jika ia bisa mengendalikan emosi dalam dirinya mungkin ia tak menyelakakan orang lain
"It's okay" balas Aldo
"Sekali lagi sorry,gue gak bermaksud"
"Hem"
Aldo dan Zara berpandangan
Zara menyodorkan tangannya
"Zara"
Aldo melihat itu ,ia tak ingin membalas
Namun hatinya menyuruh Aldo membalas uluran tangan Zara
"Aldo"
Baru sekarang Aldo menyentuh cewek tak di kenal dengan sukarela,bahkan ia kenal saja tidak
Hanya kenal akan nama dan satu kelas saja
Aldo paling anti akan kaum hawa kini entah kenapa ia merasa ada yang aneh pada dirinya
"Em..gue pulang" ujar Aldo kepada Zara
"Jangan! Lo belum sembuh" cegah Zara
"Gue kuat"
Zara memutar bola matanya malas
"Ck, mending Lo tidur disini,lagian udah jam satu, kondisi Lo belum stabil juga"
Aldo menimang ucapan Zara
Memang hari sudah malam, perutnya yang masih sakit
"Paman!" Teriak Zara
Gebril berlari dari arah pintu masuk dengan tergesa-gesa
"Ada apa non?" Tanya Gebril
"Tolong antar Aldo ke kamar tamu"

"Baik non,mari den"
Aldo dengan langkah lemas menuju lift umum untuk maid dan bodyguard menuju lantai dua,kamar tamu
Lift berbunyi menandakan bahwa mereka telah sampai
Aldo membuntuti Gebril
Dan berhenti di depan kamar dengan pintu bercat putih
"Ini kuncinya,jika ada apa-apa Den Aldo bisa menghubungi maid dengan telfon darurat" jelas Gebril memberikan kunci kepada Aldo
Aldo menerima dengan enggan
Gebril pergi meninggalkan Aldo yang menatap pintu putih itu
Aldo memejamkan matanya,ia tak ada pilihan lain selain tidur dan menginap di mansion Zara orang lain dan orang asing

Ceklek

Ruangan bercat putih dengan kasur Queen size putih , lengkap akan kamar mandi,meja nakas, lampu tidur
Aldo mematikan lampu penerangan ruangan
Duduk di kasur
Aldo membaringkan tubuhnya,entah kenapa Aldo merasa sangat mengantuk
Entah karena ia kurang tidur atau efek samping dari obat tadi
Aldo menyalakan lampu tidur di atas meja nakas di sampingnya

PSIKOPAT GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang