Zara ingin menangis sekarang ini
Kepalanya tak bisa di ajak kompromi untuk berfikir
Beberapa kali Zara menghela nafas berat
Di depan Zara terdapat selembar kertas ujian yang Zara tak mengerti akan jawabannya
Belum satu soal ia jawab sekalipun dari 25 soal
"Ini gimana sih susah banget..ish..ayo dong berfikir Zara.." keluh Zara menenggelamkan wajahnya di tumpukan kedua tangannya di atas meja
Aldo menaikan salah satu alisnya melihat Zara yang sepertinya tidur
Aldo takut jika guru penjaga melihat Zara tidur dengan segera ia menoel punggung Zara dengan pulpen beberapa kali
Zara risih akan kelakuan Aldo pun kesal menggebrak meja keras membuat semua pasang mata melihat Zara
Brak
Zara malu, sangat,ini sungguh memalukan
Ingin rasanya Zara hilang sekarang
Dengan menelan ludah kasar Zara kembali menatap mereka dengan tatapan datar
"Zara ada apa?jangan menggangu teman yang lain" ujar guru penjaga dari sekolah sebelah
Dan baru kali ini Zara dimarahi oleh guru
Tak ingin memperpanjang masalah
Zara kembali fokus pada selembar kertas ujian yang di depannya
Zara melihat sekeliling, siswa siswi yang lain sangat fokus akan terkukat dengan ujian ini
Zara menoleh ke belakang,dengan puppy eyes Zara menatap Aldo yang juga menatap Zara bertanya-tanya
"Pinjem ini ya" ujar zara menunjuk kertas ujian milik Aldo yang sudah di isi
"Gak! Enak aja!"tolak Aldo mentah-mentah
Zara bingung sekarang,di depannya ini adalah manusia tak punya hati dan Zara tau itu
" Gimana ya caranya Aldo ngasih selembar kertas ujian itu..mikir Zara.. mikir..mikir"
Oke Zara sekarang mempunyai ide yang bisa membantu
Zara tau akan kelemahan Aldo
Dengan sedikit menarik bibir ke bawah ,dengan nafas tersengal-sengal di tambah mata Zara yang berkaca-kaca
Iya! Zara berpura-pura menangis karena itu kelemahan dari Aldo yang tak ingin membuat kaum ibunya menangis karenanya
Aldo membulatkan matanya menatap tajam Zara yang Aldo tau jika Zara berpura-pura saja
Zara menjadi kelemahan Aldo sebagai senjata yang empuk
Bukan merasa iba atau kasihan justru Aldo menahan tawa melihat Zara yang seperti itu
Pipinya lebih menggembung ,mata lebih lebar dengan hidung yang merah
Sangat lucu menurut Aldo,Aldo sengaja acuh akan Zara yang masih berpura-pura
Ingin mengetahui reaksi Zara saat Zara Aldo acuhkan
Benar saja Zara lebih memelas kepada Aldo
Zara yang tak tau harus bagaimana lagi
Hanya Aldo satu-satunya jalan ia mengisi kertas laknat itu
"Sialan nih bocah,gue udah mewek gini masih aja sok cuek. Kalo bukan terpaksa ogah gue melas-melas gini. Awas Lo Al!" Zara masih bertahan dengan wajah puppy eyes memelas
Aldo yang tak ingin Zara terus-terusan seperti ini menyerahkan kertas ujian miliknya
Aldo juga tak mau jika Zara tak mengisi kertas ujian milik Zara****************
"Nanti aja gue laper nih" rengek Zara saat Aldo menggeret Zara ke perpustakaan setelah bel istirahat berbunyi
Aldo dengan santainya acuh pada protes Zara yang cemberut
Tak perduli banyak siswa siswi di sepanjang koridor yang mereka lewati menatap mereka bingung
"Gak! Lo harus belajar! Gue gak mau Lo nangis lagi buat nyalin jawaban gue" paksa Aldo mendorong Zara masuk ke perpustakaan bersama dirinya
Langkah kaki Zara sangat berat untuk masuk kedalam ruangan yang berisi ratusan buku tebal tersusun rapi di rak
Aldo mengambil dua buku mata pelajaran ujian mereka nanti dan memberikan salah satu pada Zara yang sudah duduk cantik di kursi panjang perpustakaan dengan menyangga kepala dengan kedua tangannya
Dengan malas Zara mengambil dan membaca buku tebal itu tak perduli akan Aldo yang memerhatikan Zara
"Gak usah cemberut gitu,jelek" rayu Aldo
Aldo berani menggoda atau bercanda dengan Zara saat berdua saja
Entah apa alasan Aldo ,Zara tak tau
"Jadi kalo lagi gak cemberut gue cantik?" Goda balik Zara menaikan alisnya menggoda Aldo yang salting
Seperti Aldo menyesal telah menggoda Zara dulu
"Dikit""Kalo senyum?"
"Lumayan"
"Kalo ketawa"
"Kayak Mak Lampir" ujar Aldo santai sambil membaca buku di depannya
Zara membulatkan matanya menatap tajam Aldo dan memukul kepala Aldo dengan buku yang ia bacaBugh
Aldo memegangi kepalanya yang sakit dan meringis kesakitan
"Udah Lo beli in gue makan,gue laper,bawa ke sini" perintah Zara tegas dengan wajah yang cemberut
Aldo mendengus kesal, dengan wajah masamnya Aldo menutup buku dan berdiri
"Mau apa?" Tanya aldo kepada Zara yang kembali fokus pada buku tebal di atas meja
"Mie ayam,baso,roti coklat, keripik kentang,jus jambu biji,es teh sama kerupuk pangsit" ujar Zara dengan tenang nya tak perduli Aldo yang menatap tajam Zara yang memesan makanan sebanyak itu
Aldo tidak masalah untuk uang yang ia keluarkan
Namun membawa semua itu dengan kedua tangan bagaimana ia bisa
"Udah sana cepet keburu bel" usir Zara
"Baik tuan Putri.." sinis Aldo melangkah keluar menuju kantin meninggalkan Zara yang tertawa menatap punggung Aldo yang menjauh
Zara senang bisa mengerjai Aldo lagi
Di kantin Aldo yang bingung dengan apa saja pesanan Zara
Aldo melihat teman-teman Zara yang duduk di salah satu meja dan menghampiri mereka
"Ekhem"
"Aldo? Kenapa?"
"Bisa bantu gue beliin pesenan Zara?
"Kok Lo? Kunyuk mana?"
"Di perpustakaan"
"Tumben my baby Zara kesana"
"Bisa bantu gue?"
"Bisa kok,biar gue" ujar vino berdiri
Di satu meja teman-teman Zara menahan senyum dan menatap satu sama lain dengan tatapan berbeda
"Akhirnya kunyuk dapet ganti Davin" syukur Vina di angguki Niko sang kekasih
"Kayaknya Aldo sama Zara makin Deket deh" ucap Dani menatap Aldo dan vino yang mengantri di penjual mie ayam dan baso
"Ho'oh,Aldo juga mau di suruh-suruh Zara" kekeh Evi
Sedangkan Aldo mengingat kembali pesanan Zara
"Al,banyak banget pesenan Zara?" Tanya vino seraya membawa mapan berisi mie ayam,jus jambu biji dan kerupuk pangsit
Sedangkan Aldo membawa baso,es teh
Seperti Aldo lupa akan satu pesanan lagi
"Tau Zara minta,gue lupa satu lagi apa sih?" Bingung Aldo mencoba mengingat kembali pesanan Zara
Vino menahan tawa dan menggeleng kepala
"Lo mau aja di kerjain sama Zara. Emang Lo yakin Zara habisin semua ini?" Tanya vino membuat Aldo menatap semua pesanan Zara yang terbilang cukup untuk makan dua orang sekaligus
"Ya..enggak sih""Ya udah ayo,gak usah patuh amat sama Zara"
Mereka berjalan menuju perpustakaan dengan mapan di tangan mereka
Di dalam perpustakaan Zara masih terkukat dengan buku tebal membuat vino salut
"Wih..bos Zara tobat nih" canda vino menaruh mapan di meja Zara
"Gue cabut bro"pamit vino berjalan keluar
"Thanks Vin!"teriak Aldo di balas acungan jempol oleh vino
Vino tak ingin menggangu mereka berdua
Aldo duduk di depan Zara yang melihat pesanan nya yang kurang
"Roti coklat gue mana?" Tanya Zara
"Habisin itu semua aja Lo gak mungkin,pakek minta roti juga,habisin dulu tuh""Pritungan banget sih jadi cowok"
"Bodoh"
"Ish.. nyebelin!"
"Habisin"
"Bantuin ,gue pesen dua porsi buat Lo juga tau..gak peka banget sih" cemberut Zara mengambil jus jambu biji dan mie ayam
Aldo baru tau jika Zara memesan semua itu bukan untuk Zara sendiri
Senyum simpul terbit di bibir Aldo saat Zara menaruh baso dan es teh di depannya
"Makan..Lo belum makan kan"ujar Zara membuat Aldo langsung memakan baso di barengi dengan Zara
"Kok gak di kasih bumbu""Sengaja"
"Jahat banget sih,tadi pagi juga sengaja kan"
"Tuh tau"
" Gue kenapa sih? Perduli banget sama Zara? Mau di suruh ini itu? Kenapa hati gue damai banget kalo ada Zara?" Batin Aldo tak mengerti sambil menatap Zara yang memakan mie ayam seraya bermain ponsel untuk pengalihan Zara agar mencari kesibukan
Jantung Zara berdegup kencang,berbeda saat bersama Davin yang Zara rasa hanya nyaman
Namun saat bersama Aldo entah kenapa jantungnya seperti bermasalah
" Jangan-jangan jantung gue nandain rasa suka,em..atau cinta?" Zara menggeleng kecil menepis rasa itu
Bagaimana juga Zara pernah tersakiti oleh rasa cinta
Zara juga sedikit trauma akan kembali masuk dalam jurang cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOPAT GIRLS
Teen FictionBagaimana jadinya seorang gadis cantik yang mempunyai sifat baik,ramah,dan periang menjadi gadis bersifat dingin, cuek dan kejam dan haus akan darah Angela Azara Thomaz akrab dipanggil Zara orang terkaya no 2 didunia yang masih di umur 15 Dan dijul...